Profil Tokoh
AY Mokoginta, dari Mongondow untuk Republik Indonesia, Kapan Ditetapkan Pahlawan Nasional?
Ahmad Yunus Mokoginta seorang Mongondow yang turut dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Penulis: Diki Cahya Mulya Gobel | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Genarasi muda Sulawesi Utara saat ini tidak banyak yang ingat dengan jasa Ahmad Yunus Mokoginta atau Ahmad Junus Mokoginta.
Seorang Mongondow yang turut dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Ahmad Yunus Mokoginta dilahirkan di Kotamobagu, pada 28 April 1921.
Di saat itu, sebelum kemerdekaan Indonesia, Kotamobagu adalah pusat dari Kerajaan Bolaang Mongondow.
Ayahnya, Abraham Patra Mokoginta adalah Jogugu atau Perdana Menteri Kerajaan Bolaang Mongondow.
Di usia yang masih belia, Ahmad Yunus ikut hijrah ke Pulau Jawa bersama ayahnya yang diasingkan Belanda pada tahun 1926 karena mendukung gerakan Serikat Islam di Kotamobagu.
Meski jauh dari Tanah Totaboan (Bolaang Mongondow) tak membuat AY Mokoginta kehilangan identitas Mongondownya. Ia mewarisi keberanian para Bogani (Ksatria Mongondow).
Beranjak dewas, AY Mokogitan memulai karier militernya dengan masuk Akademi Militer Breda milik Pemerintah Hindia Belanda di Bandung, Jawa Barat, di saat Perang Pasifik yang dilancarkan Jepang tengah berlangsung.
Tak lama berselang, Jepang akhirnya menduduki wilayah Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dengan terlebih dahulu mengalahkan Hindia Belanda lewat pertempuran singkat.
Di masa pendudukan Jepang ini, AY Mokoginta terlibat dalam gerakan pemuda untuk Kemerdekaan Indonesia.
Saat Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, Bangsawan Kerajaan Mongondow ini ikut melebur ke dalam barisan perjuangan bersenjata Indonesia.
Di masa revolusi fisik melawan kembalinya pendudukan Belanda di Indonesia ini, AY Mokoginta menjadi salah satu pemimpin pasukan pejuang Indonesia yang bergerilya di Jawa Barat.
Ia tergabung ke dalam pasukan yang paling loyal, paling disiplin dan paling tangguh di masa revolusi, yakni Divisi Siliwangi.
Kala itu, ia mengemban tugas sebagai staf perwira Brigade III Divisi Siliwangi dengan pangkat Mayor.
Saat Republik Indonesia berhasil merebut kedaulatan penuh sebagai negara dan bangsa yang merdeka, AY Mokoginta banyak terlibat dalam tugas-tugas penting negara.
Oleh karena kiprahnya di masa revolusi fisik dan di masa kemerdekaan, AY Mokoginta dianugerahi berbagai penghargaan dari pemerintah, seperti penghargaan Bintang Dharma, Bintang Gerilya, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Sewindu, Bintang Bhayangkara dan Satya Lencana Kesetiaan X.
Adik kandung dari pendiri Organisasi Bhayangkari Bua Lena Mokoginta ini, mengakhiri karier militernya dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI.
Adapun sejumlah jabatan yang diembannya di militer yakni, Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat 12 Maret 1956 hingga 16 April 1958, Panglima Teritorium VII/Indonesia Timur, Komandan Polisi Militer Daerah Jawa dari 1949 hingga 1950.
AY Mokoginta juga pernah menjabat ketua tim Panitia Doktrin Angkatan Darat. Yakni tim yang merumuskan ideologi TNI, pernah menjabat Ketua Tim Perumus Kurikulum Pendidikan di Akademi Militer Magelang.
Ia juga pernah menjabat Duta Besar Rl untuk Mesir, Libanon, Sudan dan Marokko
Suami dari Koriati Kori Mangkuratmadja Mokoginta ini meninggal di usia 62 tahun pada 11 Januari 1984 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Meski punya kiprah yang besar bagi Republik Indonesia, namun AY Mokoginta belum ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Komentar pihak keluarga dan komunitas pemerhati sejarah di Kotamobagu
Pihak keluarga dan komunitas pemerhati sejarah di Kotamobagu tengah berusaha agar A YMokoginta ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional.
Syarif Rahmat Mokoginta dari pihak keluarga mengatakan, AY Mokoginta adalah milik rakyat Bolaang Mongondow Raya bahkan dia milik rakyat Indonesia.
"Oleh karenanya mengapa penting mendorong dirinya sebagai pahlawan nasional, karena apapun itu generasi mendatang butuh sosok motivasi dari tanah Bolaang Mongondow.
Bahwa pernah ada orang Mongondow yang berkipra di tingkat nasional, bahkan internasional. Yang tetap membawa karakteristik orang Mongondow. Dan ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda," kata Syarif Rahmat Mokoginta.
Syarif mengaku bila sudah berupaya mendorong AY Mokoginta sebagai pahlawan nasional.
Tidak hanya dari pihak keluarga, menurut Syarif upaya yang dilakukan juga ada keterlibatan dari beberapa komunitas pegiat sejarah yang ada di Kotamobagu.
"Upaya keluarga dalam mendorong ini, yang pertama masih dari tahun 2021 itu kita pertemuan daring antar keluarga, termasuk salah satu ada anak dari almarhum.
Kita membicarakan untuk bagaimana bisa membuat tulisan atau buku, dan alhamdulillah tidak jauh dari pertemuan itu terbitlah buku tentang A. Y. Mokoginta," ungkapnya.
"Langkah selanjutnya, kita bersama-sama teman-teman komunitas pegiat sejarah, termasuk PS2BMR, Monibi Institute, kemudian dihadiri oleh kepala Dinas Sosial Kotamobagu. Dari pertemuan itu ada beberapa nama yang disodorkan, termasuk A. Y. Mokoginta," tambah Syarif.
Menurut Syarif, dalam pertemuan tersebut, AY Mokoginta dirasa paling lengkap secara administrasi.
"Dari sisi kelengkapan, memang A. Y. Mokoginta paling lengkap secara administratifnya. Karena ini menjadi kelengkapan utama," terangnya.
Syarif mengatakan bila hal ini tinggal keputusan dan langkah dari pemerintah.
"Ini tinggal kita serahkan ke pihak pemerintah. Nantinya pemerintah akan membentuk tim TP2GD (Tim Pengkajian dan Pemberian Gelar Daerah). Ini sudah disampaikan, bahkan sudah disampaikan ke Pj. Bupati Bolmong, Limi Mokodompit, sudah sampaikan dan cukup lama diskusikan ini," katanya.
"Salurannya ke sini dari kabupaten ke tingkat provinsi dan sampai ke pusat," sambungnya.
Syarif menyayangkan belum ada tindak lanjut dari pemerintah atas pertemuan sebelumnya.
"Kami dari pihak keluarga belum mendengar kabar mengenai progres dari pertemuan ini, apakah sudah terbentuk tim? Apa-apa yang sudah dilakukan?," ungkapnya.
"Belum ada sampai sekarang. Terakhir dari pertemuan itu. Harapannya, keseriusan dari pemerintah untuk bisa membawa ini. Jelas kita lihat dari judul Sulawesi Utara, belum ada dari Bolaang Mongondow. Sementara apa yang menjadi persyaratan sudah memenuhi.
Tinggal keseriusan ini yang dibutuhkan," tambahnya.
Syarif menegaskan bila pemerintah mau menseriusi hal ini maka ke depannya bakal ada sosok pahlawan nasional dari tanah Bolaang Mongondow.
"Bolaang Mongondow Raya ini tidak memiliki tokoh nasional dan ini menjadi tanda tanya, sementara kita punya yang sebenarnya memenuhi syarat. Tentu sebagai warga Bolaang Mongondow bertanya-tanya, sementara kita punya pahlawan nasional," tuturnya.
Syarif berharap pemerintah akan lebih serius dalam mengupayakan A. Y. Mokoginta didorong sebagai pahlawan nasional.
"Keseriusan pemerintah, mereka yang punya kewenangan. Adalah satu semangat yang sama sebagai orang Mongondow. Semoga pemerintah bisa lebih memahami dan serius mengurus hal ini," ucapnya.
Tanggapan dari pihak pemerintah
Di sisi lain, Pemerintah Kota Kotamobagu melalui Kepala Dinas Sosial Noval Manoppo, membenarkan adanya pertemuan dengan pihak keluarga AY Mokoginta dan komunitas pegiat sejarah di Kotamobagu.
Noval mengatakan bila dirinya memberikan masukan kepada pihak keluarga untuk menyiapkan segala dokumen yang diperlukan.
Menurut Noval, dokumen yang diperlukan belum diterima oleh pemerintah.
Noval menambahkan bila segala dokumen sudah lengkap dan sudah diterima maka akan segera ditindaklanjuti.
"Kalau sudah ada (dokumen) kami langsung follow up. Tapi sampai hari ini kami belum terima," tutup Kadis.
Sebagai tambahan informasi, berbicara tentang AY Mokoginta sudah cukup banyak literatur dan platform media yang sudah menyajikan perjalanan hidupnya.
Namun, sampaikan sekarang upaya untuk mendorong AY Mokoginta sebagai pahlawan nasional belum menemukan titik terang. (*)
Baca berita lainnya di: Google News
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini
Sulawesi Utara
Ahmad Yunus Mokoginta
Republik Indonesia
Perdana Menteri
Serikat Islam
Mesir
Jawa Barat
Sosok AM Putranto, Letjen TNI Purn yang Menangis Diberhentikan Prabowo dari Kepala Staf Kepresidenan |
![]() |
---|
Sosok M Qodari, Dulu Teriak Jokowi 3 Periode Kini Dilantik Prabowo Jadi Kepala Staf Kepresidenan |
![]() |
---|
Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Polisi Pemecat Ferdy Sambo Kini Jadi Penasihat Prabowo, Karier Cemerlang |
![]() |
---|
Sosok Irjen Krishna Murti, Jenderal Polisi yang Dikabarkan Selingkuh dengan Polwan Berpangkat Kompol |
![]() |
---|
Sosok Kompol Anggraini Putri, Polwan yang Dikabarkan Terlibat Skandal dengan Irjen Krishna Murti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.