Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

15 Agustus Napoleon Bonaparte Lahir, Sosok Kopral Violet yang Kisah Cintanya Berujung Rungkad

Setelah kekalahan Napoleon pada awal musim semi 1814, ia dihukum harus diasingkan di Elba. Kegalauan melanda Napoleon.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Wikipedia/Domain Publik
Napoleon Bonaparte, sosok Kopral Violet yang kisah cintanya berujung Rungkad. 

Bak pepatah, "air susu dibalas dengan air tuba," saat suaminya pergi berperang Josephine malah selingkuh dengan orang-orang kepercayaan suaminya. 

Karena cintaya yang begitu besar, awalnya Napoleon tak menyadari kelakuan Josephine ini.

Namun seiring berjalannya waktu, ia pun mulai sadar, marah, patah hati dan kecewa.

Semua kemarahan diluapkan Napoleon. Sikap kesal dan kecewa diperlihatkannya ke Josephine. Napoleon bahkan terjebak juga dalam perselingkuhan.

Namun justru karena sikap itulah,  Josephine yang awalnya sangat tak tertarik dengan Napoleon justru berbalik mencintainya dan menjaga kesetiaan.

Pada tahun 1804 Napoleon naik tahta menjadi Pemimpin Tertinggi Prancis

Ini petanda buruk bagi Josephine, pasalnya ia tak bisa memberikan keturunan pada Napoleon, sementara istri seorang pemimpin harus melahirkan keturunan. Walhasil Josephone pun diceraikan Napoleon. 

Sekitar 5 tahun hidup menduda, Napoleon menikah dengan seorang wanita dan berhasil melahirkan sosok putra untuknya.

Sang mantan ingin kembali bergabung bersama Napoleon, namun dirinya telah diasingkan di sebuah kota.

Lama menahan kangen dan rindu kepada sosok yang dicintainya, Josephine akhirnya meninggal dunia.

Kabar meninggalnya Josephone sampai jgua di telinga Napoleon. Ia pun memutuskan untuk pergi ke Paris untuk mengambil bunga violet di rumah Josephine.

Bunga itu diletakkan di liontin miliknya sampai Napoleon tutup usia. 

Bunga Violet Simbol Pengikut Napoleon

Setelah kekalahan Napoleon pada awal musim semi 1814, ia dihukum harus diasingkan di Elba. 

Kegalauan melanda Napoleon, sambil berpikir ia berjalan di taman di Fontainebleau.

Kala itu, seorang anak memberinya seikat bunga violet. Betapa senang hati Napoleon, semangatnya terasa pulih kembali. 

Sejak kejadian itu, ia memutuskan untuk menjadikan buga violet sebagai tanda lambangnya, dan menerima pengasingan dengan patuh: seperti violet yang pemalu dan patuh. Ia pun mendapat julukan dari pengikutnya sebagai Kopral Violet.

Dan saat dia bersiap untuk berlayar ke Elba beberapa hari kemudian, dia berbicara kepada Pengawal Istana: “Saya akan merangkul Anda semua untuk menunjukkan kasih sayang saya, tetapi saya akan mencium bendera ini, karena itu mewakili Anda semua. Tapi ketahuilah bahwa saya akan kembali ke Prancis ketika bunga violet akan mekar. "

Setelah itu, violet menjadi populer. Orang Prancis mulai menjadikan bunga violet sebagai tanda kesetiaan kepada Napoleon.

Sesuai dengan janjinya Napoleon kembali dengan violet, menyelinap menjauh dari Elba melewati penjagaan Inggris dan mendarat di selatan Prancis pada 20 Maret 1815. 

Pada 18 Juni 1815, meletus Perang Waterloo, yang menjadi pertempuran terakhir Napoleon karena ia kalah telak melawan koalisi Inggris dan Prusia (kerajaan perintis berdirinya Jerman). Napoleon kalah oleh koalisi Inggris dan Prusia karena kesalahan strategi.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

Referensi: 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved