Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Timur Tengah

Kelemahan Militer Israel Dibongkar New York Times

New York Times juga menyebut empat pejabat militer mengatakan, semakin sedikit prajurit cadangan yang melapor untuk bertugas karena perang di Gaza.

Editor: Rizali Posumah
(Time of Israel)
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat melakukan inspeksi atau sidak ke markas pasukan Pertahanan Israel (IDF). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kelemahan militer Isral dibongkar media ternama Amerika Serikat (AS), The New York Times

Media tersebut menyebut, penjajah (Israel) itu mulai kehabisan amunisi. 

Dalam laporannya New York Times mengutip apa yang dikatakan pejabat keamanan Israel

Di mana pejabat keamanan dari Israel ini mengungkap bahwa selain kehabisan amunisi, saat ini IDF juga tengah mengalami krisis sumber daya manusia.

New York Times juga menyebut empat pejabat militer mengatakan, semakin sedikit prajurit cadangan yang melapor untuk bertugas karena perang di Gaza terus berlanjut.

Bahkan disebutkan, lima perwira di IDF mengatakan para perwira mereka semakin tidak percaya kepada komandan mereka setelah kegagalan tentara pada tanggal 7 Oktober lalu.

“Lima pejabat dan perwira disebutkan mengatakan Israel kehabisan amunisi,” dilaporkan New York Times sebagaimana yang dilansir Times of Israel pada Rabu (3/7/2024).

Beberapa menambahkan, IDF kekurangan suku cadang untuk kendaraan militer, termasuk tank dan buldoser.

Dua perwira mengatakan bahwa karena kekurangan amunisi, tank Israel di Gaza tidak terisi penuh.

Netanyahu menimbulkan krisis dengan Amerika Serikat selama dua minggu terakhir setelah menuduh Gedung Putih melakukan pengurangan pengiriman senjata ke Israel.

 Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang mengunjungi Washington minggu lalu, mengatakan bahwa "kemajuan signifikan" telah dicapai dalam menyelesaikan krisis tersebut.

Mantan penasihat keamanan nasional Israel, Eyal Hulata mengatakan kepada The New York Times bahwa Israel masih mampu melawan Hizbullah.

"Jika kita terseret ke dalam perang yang lebih besar, kita memiliki cukup sumber daya dan tenaga kerja," kata Hulata.

"Namun, kami ingin melakukannya dalam kondisi terbaik yang kami bisa. Dan saat ini, kami tidak memiliki kondisi terbaik," sambungnya.

Semua petugas yang diwawancarai dikatakan setuju dengan penilaian Hulata.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved