Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Timur Tengah

Suara Rakyat Israel yang Mendesak Benjamin Netanyahu Mundur Semakin Kencang Terdengar

Para keluarga sandera rutin mengadakan konferensi pers setiap minggu di dekat Kementerian Pertahanan di kawasan Kirya, Tel Aviv pusat.

Editor: Rizali Posumah
EMMANUEL DUNAND / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

“Waktu berlalu, kesepakatan terhenti, dan para sandera mati dalam penahanan karena Netanyahu tidak mau ada kesepakatan. Darah para sandera ada di tangan Netanyahu dan pemerintahannya,” kata Metzger. 

Adapun polisi Israel menangkap beberapa demonstran anti-pemerintah Netanyahu dan menangkap tiga orang pada Sabtu (22/6) kemarin, setelah terjadi pemblokiran jalan sementara di Jalan King George, Tel Aviv.

 Para demonstran tersebut sempat memblokir jalan di depan Beit Jabotinsky, markas partai Likud, tak lama setelah berakhirnya aksi unjuk rasa anti-pemerintah mingguan di Jalan Kaplan.

Menurut keterangan polisi, setelah aksi protes legal yang terkoordinasi berakhir, sekelompok kecil demonstran tetap tinggal dan memblokir jalan sambil membakar ban serta membahayakan para pejalan kaki.

Polisi Israel mengklaim para demonstran bersikap kasar terhadap petugas, sehingga petugas menggunakan metode pengendalian massa untuk membubarkan mereka dan melakukan penangkapan.

 Rekaman yang diunggah secara online menunjukkan polisi berkuda memasuki kerumunan, mendorong demonstran dengan kuda mereka.

Beberapa orang tampak didorong oleh polisi sementara demonstran lain mencoba menghentikan polisi agar tidak melukai mereka yang didorong.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.500 warga Palestina telah tewas di Gaza, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan hampir 86.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Protes Anti Perang Terbesar di Tel Aviv Mengutuk Netanyahu

Sekitar 150.000 orang menghadiri unjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu (21/6/2024), menuntut pemilihan umum baru dan kembalinya para tawanan yang ditahan di Gaza. 

Protes besar ini merupakan salah satu demonstrasi terbesar sejak perang Israel di Gaza dimulai.

Kerabat dan pendukung warga Israel yang disandera oleh kelompk Palestina di Gaza dalam serangan 7 Oktober, juga turut berdemonstrasi menuntut pembebasan mereka.

Dilansir dari Al Jazeera, puluhan ribu pengunjuk rasa melambai-lambaikan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Protes besar ini terjadi setiap minggunya atas penanganan Netanyahu terhadap perang yang telah berlangsung selama hampir sembilan bulan di Gaza, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober lalu ke Israel selatan.

Banyak pengunjuk rasa memegang papan bertuliskan "Menteri Kejahatan" dan "Hentikan Perang" ketika orang-orang mengalir ke jalan raya utama kota terbesar di Israel itu. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved