Utang Negara
Segini Jumlah Total Utang Negara, Terus Bertambah Setiap Bulan
Berdasarkan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita, utang pemerintah per 29 Februari 2024 tembus Rp 8.319,22 triliun
Dalam laporan tersebut, SBN Domestik tercatat sebanyak Rp 5.947,95 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 4.797,16 triliun serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 1.150,79 triliun.
Sementara itu, SBN Valas yang tercatat adalah sebesar Rp1.388,92 triliun dengan rincian, SUN sebesar Rp1.044,37 triliun dan SBSN senilai Rp344,55 triliun.
"Dengan aktifitas pembiayaan utang melalui penerbitan SBN, pemerintah turut mendukung pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik," tulis Kemenkeu dalam laporannya, Kamis (28/3).
Kemenkeu juga memaparkan, utang pemerintah tersebut ada kontribusi 11,81 persen dari utang pinjaman pemerintah hingga akhir Februari 2024 yang sebesar Rp 982,35 triliun.
Pinjaman ini dirincikan dalam dua kategori yakni pinjaman dalam negeri sebanyak Rp35,45 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp946,90 triliun.
Untuk pinjaman luar negeri juga telah dijabarkan oleh Kemenkeu sebagai berikut yakni pinjaman bilateral sebesar Rp 267,99 triliun, pinjaman multilateral Rp581,99 triliun, dan pinjaman commercial bank sebesar Rp 96,91 triliun.
Kemenkeu mengatakan, pengelolaan portofolio utang berperan besar dalam menjaga kesinambungan fiskal secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pemerintah konsisten mengelola utang secara cermat dan terukur dengan menjaga risiko suku bunga, mata uang, likuiditas, dan jatuh tempo yang optimal.
Per akhir Februari 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran delapan tahun.
Pengelolaan utang yang disiplin turut menopang hasil asesmen lembaga pemeringkat kredit (S&P, Fitch, Moody’s, R&I, dan JCR) yang hingga saat ini tetap mempertahankan sovereign rating Indonesia pada level investment grade di tengah dinamika perekonomian global dan volatilitas pasar keuangan.
Pada 15 Maret 2024, Fitch kembali mempertahankan rating kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil.
Stabilitas ekonomi yang terjaga dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang relatif rendah menjadi salah satu faktor yang menguatkan penilaian Fitch akan prospek pertumbuhan Indonesia yang positif dalam jangka menengah.
( Tribunpekanbaru.com )
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.