Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Utang Negara

'Kalau Kita Selamat karena Dibiayai Utang, Enggak Apa-apa'

Misbakhun mengatakan tak memperdebatkan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional dengan cara berutang.

Editor: Aldi Ponge
Kompas.com/Robinson Gamar
Anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun, 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anggota Komisi XI DPR Misbakhun menyebut untuk menyelamatkan bangsa akibat pandemi Covid-19, tidak  apa-apa berutang

Misbakhun mengatakan tak memperdebatkan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional dengan cara berutang.

Sebab, menurutnya jika berbicara soal penyelamatan ekonomi, cara mengatasinya bukan hal yang perlu diperdebatkan.

"Saya tidak ingin mendebatkan soal utang."

"Karena kalau kita bicara penyelamatan ekonomi, perdebatan kita itu bukan kita selamat dengan cara apa," ucapnya dalam diskusi daring 'APBN Sebagai Saran Pemulihan Ekonomi Nasional', Sabtu (29/8/2020).

"Kalau kita selamat dibiayai utang ya enggak apa-apa."

Anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun,
Anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun, (Kompas.com/Robinson Gamar)

"Karena ibarat kita kapal, karam, pecah di tengah lautan dan tidak ketemu apapun pelampung sudah habis, ketemu botol mineral untuk menyelamatkan diri ya kita pakai," paparnya.

Namun, hal yang bisa diperdebatkan, kata dia, adalah apakah pinjaman dana tersebut merupakan satu-satunya solusi atau tidak.

Hal yang perlu dikritisi juga ialah berasal dari mana pinjaman dana itu, dan seberapa besar biaya pinjamnya.

"Pemerintah jurusnya hanya satu, utang. Tapi utang dari siapa? Berapa besar biayanya?" Tutur Misbakhun.

Sebab, dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat justru menyasar pada kelompok menengah ke bawah, atau yang punya penghasilan Rp 5 juta ke bawah.

Padahal menurutnya, kontribusi kelompok tersebut bisa diukur dan tak terlalu besar dampaknya bagi ekonomi nasional.

"Contoh daya beli yang menurun, pemerintah hanya menyasar kelompok 5 juta ke bawah."

"Padahal kontribusi kelompok 5 juta ke bawah itu bisa diukur," bebernya.

Nyaris Tembus Rp 6.000 Triliun

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved