Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Strategi Pro Poor Growth, Mulai dari Selatan

Kemiskinan menjadi salah satu masalah kompleks yang selalu ditemui di seluruh daerah di Indonesia, tidak terkecuali Sulawesi Utara.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Handhika Dawangi
Foto Kolase/Dokumentasi Putu Purba Padma Pratiwi
Putu Purba Padma Pratiwi 

BPS menyebutkan ekonomi Sulawesi Utara tahun 2023 tumbuh sebesar 5,48 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,42 persen.

Sayangnya, capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak selalu identik dengan penurunan tingkat kemiskinan.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023, justru dibarengi dengan peningkatan persentase penduduk miskin. Hal ini menunjukkan kemajuan ekonomi Sulawesi Utara belum pro-poor secara optimal.

Indikasi ini diperkuat dengan fakta bahwa nilai gini ratio Sulawesi Utara pada tahun 2023 sebesar 0,370 mengalami peningkatan dari periode sebelumnya.

Artinya, ketimpangan pendapatan penduduk di Sulawesi Utara makin melebar. Melihat kondisi tersebut tentu diperlukan strategi Optimalisasi pro-poor growth.

Strategi apakah yang harus dilakukan?

Dikutip dari materi Poverty, Ineguality, and Growth: Debates, Theories, and Evidence (2013) oleh Martin Ravallion, beberapa strategi pro poor growth yaitu mengoptimalkan pembangunan desa dan mempromosikan pertanian.

Optimalisasi Pembangunan Desa melalui Pembangunan Infrastruktur

Sumber kenaikan persentase penduduk miskin pada Maret 2023 disumbang oleh wilayah perdesaan.

Berbeda dengan angka perkotaan yang menurun, persentase penduduk miskin perdesaan justru naik menjadi 10,38 persen pada Maret 2023 dari 10,16 persen pada September 2022.

Terlebih lagi, tiga kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Sulawesi Utara pada Maret 2023 yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (12,04 persen), Kabupaten Minahasa Tenggara (11,84 persen) dan Kabupaten Kepulauan Sangihe (11,01 persen).

Ketiga kabupaten ini sebagian besar merupakan daerah perdesaan. Oleh sebab itu, fokus pembangunan pada wilayah perdesaan menjadi salah satu langkah bijak pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Sulawesi Utara.

Adanya ketimpangan ketersediaan infrastruktur di Sulawesi Utara cukup besar. Secara umum, proporsi jalan di Sulawesi Utara dengan kondisi rusak dan rusak berat sebesar 23,74 persen.

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kota Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menjadi daerah dengan proporsi jalan rusak dan rusak berat terbanyak di Sulawesi Utara.

Dari sisi perumahan, data Susenas Maret 2023 menunjukkan ada sekitar 14,09 persen rumah tangga di Sulawesi Utara yang tidak memiliki sanitasi layak, 17,65 persen penduduk tidak mendapatkan akses sumber air minum bersih.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 

Relawan Palsu dan Politik Rente

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved