Tambang di Sangihe Sulut
ICW dan SSI Ungkap Setoran Fantastis ke Polda Sulut Terkait Aktivitas Tambang Ilegal di Sangihe
Lewat konferensi pers yang digelar di Lagoon Hotel Manado, Senin 4 Maret 2024, ICW dan SSI menampilkan bukti screenshot pembicaraan di WhatsApp.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Save Sangihe Island (SSI) menguak sejumlah dugaan adanya kongkalikung antara aparat penegak hukum dengan mafia tambang di kabupaten Kepulauan Sangihe.
Lewat konferensi pers yang digelar di Lagoon Hotel Manado, Senin 4 Maret 2024, ICW dan SSI menampilkan bukti screenshot pembicaraan di WhatsApp.
Dalam screenshot tersebut, dibahas soal setoran kepada penegak hukum yakni kepolisian baik Polres Sangihe dan Polda Sulawesi Utara.
Setoran yang diberikan bertujuan agar pihak Polda Sulut dan Polres Sangihe tidak mengintervensi aktivitas tambang ilegal.
Egi Primayogha aktivis ICW mengatakan praktek setoran-setoran dalam tambang ilegal terjadi hampir di semua daerah dan bukan hanya di Sangihe saja.
Hal ini menurutnya membuat proses penegakan hukum kepada pelaku tambang ilegal jalan di tempat.
"Jadi kalau polisi terima setoran ini tidak hanya terjadi di Sangihe saja. Hampir di semua daerah di Indonesia praktek tersebut ada," ungkapnya.
Ia juga menyesalkan pihak kepolisian tak menertibkan aktivitas tambang ilegal tersebut.
Menurutnya, aparat penegak hukum terkesan membiarkan aktivitas tambang ilegal karena ikut terlibat didalamnya.
"Keterlibatannya yah seperti tadi. Ada setoran dan itu angka fantastis," ucapnya.
Sementara itu, aktivis Save Sangihe Island yakni Jull Takaliuang mengaku punya bukti screenshot percakapan di WhatsApp terkait setoran-setoran yang diterima pihak kepolisian.
"Bahkan angka-angka ini dikirim langsung ke salah satu perwira di Polres Sangihe dan Polda Sulut," ungkapnya.
Ia mengaku lelah dengan pihak kepolisian yang tak menegakan hukum karena telah menerima sejumlah uang.
"Kami sudah beri laporan hingga ke Kapolri. Tapi tak ada perubahan sama sekali," ungkapnya.
Sekedar diketahui, dalam screenshot WhatsApp yang dibeberkan oleh ICW dan SSI tersebut, diduga ada setoran ke Polda Sulut senilai Rp 150 juta setiap bulannya.
Sedangkan Polres Sangihe diduga menerima Rp 50 juta setiap bulannya dari cukong tambang Ilegal tersebut. (Nie)
PT TMS Pastikan Belum Beroperasi, Sesali Aparat Hukum Tutup Mata Praktik Tambang Ilegal |
![]() |
---|
Kapolda Sulawesi Utara Kirim Propam dan Irwasda ke Polres Sangihe, Buntut Surat Terbuka yang Viral |
![]() |
---|
Aktivis di Sulut Tuding Pemerintah dan Aparat Tak Mampu Berantas Mafia Tambang di Sangihe |
![]() |
---|
JATAM Sulawesi Utara: Pertambangan Emas Sangihe Bukan Ecek-Ecek, Peredaran Duitnya Luar Biasa |
![]() |
---|
Aktivis Kecam Pertambangan Emas Ilegal di Sangihe Sulut, Ungkap Limbah Beracun: Kejahatan Pembiaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.