Mata Lokal Memilih
Pantas Maya Rumantir Selalu Dapat Suara Tinggi di Sulawesi Utara, Ternyata Punya Kiat Khusus
Bahkan ketika Pemilu 2024 ia maju lagi, perolehan suaranya justru meningkat drastis dibanding pemilu sebelumnya.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
MR: Sebenarnya bukan banting setir, tapi seiring berjalannya waktu memilih jalur politik. Tentunya usia kita semakin dewasa, misalnya kalau dulunya waktu masih remaja menuju ke dewasa itu kan masih mencari-cari jati diri kan. Nanti sudah memasuki usia 21 tahun ya masuk usia dewasa, kebenaran saya suka bertanya kepada Tuhan ya. Tuhan, saya itu apa sebenarnya? Ketika memasuki usia dewasa ini saya ingin lebih berarti, Tuhan tolong jangan lepaskan aku. Untung saya selalu mengikuti jalan pikiran saya sehingga saya berkarier sesuai dengan tuntunan Tuhan. Jangan saya berkata semaunya saya. Saya ingin mencari nilai hidup yang kekal supaya saya bisa berarti bagi Tuhan, bangsa dan negara, sesama manusia. Itu selalu fokus saya. Jadi kalau saya diajak satu kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah ya saya lebih baik tidak melakukannya. Jadi saya suka minta terus petunjuk Tuhan supaya saya melakukan di dalam tuntunan-Nya dalam segala sesuatu keputusan. Kedua harus disayang. Bagaimana caranya disayang? Ya kita harus bisa dekat dengan rakyat, harus mau mengunjungi. Karena saya menghayati bintang, penyanyi, film, itu sebenarnya bintang itu artinya pembawa terang, membawa petunjuk jalan. Jadi kalau ada bintang tidak berfungsi dengan benar yaitu membawa kegelapan berarti dia bukan bintang yang benar. Bintang itu harus bersinar, enak dipandang, segala sesuatu bagus deh. Makanya saya sangat berhati-hati di dalam mengikuti satu kegiatan apapun. Saya tidak mau asal mengisi waktu, asal pergi. Ya kebeneran orang tua juga selalu membimbing, untuk hidup kita yang benar.
TM: Memang ibu sejak kecil sudah bercita-cita menjadi politisi?
MR: Sebenarnya politisi itu enggak. Kalau cita-cita saya dulu ingin menjadi orang yang berarti bagi nusa dan bangsa. Saya dulu enggak ngerti karena itu dulu tulisan saya. Waktu itu enggak ngerti caranya, saya masih terus terobsesi dengan kalimat itu. Jadi setiap kali saya mau melakukan sesuatu saya kembali ke situ, ini berarti nggak ya bagi nusa dan bangsa. Kalau nggak berarti nggak usah deh, gitu. Sehingga saya senang menuju ke situ. Misalnya sekarang saya juga bikin lagu ya tentang intan negeri atau memberikan semangat kepada generasi penerus bangsa. Saya membuat lagu judulnya Bangkitlah Generasi Muda, Bangkitlah Pemuda Indonesia, Kucinta Kau Saudaraku. Dan saya senang mencari satu kegiatan yang bernilai kekal, misalnya dunia pendidikan. Betapa pentingnya sumber daya manusia, mungkin dulu masyarakat belum ada yang memikirkan. Tapi tahun 1989 saya sudah mendirikan institut pengembangan sumber daya manusia Maya Gita namanya. Lalu 25 tahun saya sudah berjejer dengan para menteri-menteri, saya sudah memberikan seminar-seminar tentang sumber daya manusia, kepemimpinan, tentang berkomunikasi bagaimana kita interpersonal relationship, bagaimana kita keterampilan hubungan antara pribadi, menjadi pribadi yang disenangi orang seperti apa, kita semua belajar, dan itu harus dilatih. Menghargai orang lain, menerima perbedaan-perbedaan sebagai satu nilai kebesaran Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya. Harus kita syukuri, hargai. Dan kalau bisa kita harus selalu mulai berkomunikasi. Jangan ditegur dulu baru senyum. Duduk-duduk, belajar di mana saja kita make friends.
TM: Hasil yang Ibu capai saat ini ada pengaruh dari Ibu sebagai artis dulu? Dari karakter maupun capaian karier Ibu.
MR: Untuk dikenalnya, dampak dari artisnya ada. Tapi kalau sebagai karakter itu harus dari keluarga, dibangun di keluarga, sekolah, pergaulan. Nah saya kebeneran suka baca firman Tuhan ya. Di sana dikatakan pergaulan yang tidak baik itu merusak kebiasaan baik. Jadi pergaulan itu sangat menentukan kita akan menjadi seperti apa. Misalnya main-main di kandang ayam, mungkin kita tidak mau jadi ayam tapi kita main-main di kandang ayam keluar pasti bau tai ayam kan. Pokoknya pasti ada baunya kan. Tentunya bergaul itu kan sangat memberikan pengaruh. Jadi kalau mau positif maka bergaullah dengan orang-orang yang mau berpikir positif, yang suka berhasil, yang tidak suka dengan pergaulan yang salah. Nah bukan berarti kita membenci, bukan orangnya dibenci tapi kelakuannya kita harus tidak mau satu dengan kelakuan yang sama.
TM: Bagaimana Ibu meraih kesuksesan tiga kali di Pemilu 2014, 2019, dan ini 2024 makin besar lagi suaranya. Bagaimana kiatnya? Supaya politisi muda juga mau belajar.
MR: Sebenarnya nggak susah, buat saya tidak susah karena saya menghayati bahwa kalau kita mau menjadi misalnya wakil rakyat, wakil daerah, kita kan harus dikenal sama orang daerah tersebut kan.
TM: Ibu kan artis, bagaimana untuk yang tidak dikenal?
MR: Banyak artis yang nggak menang tuh. Jadi motivasi itu sangat penting, motivasi kita mau melakukan hal-hal tertentu itu sangat penting sekali. Misalnya kita ini sebagai anggota DPD RI dipilih oleh person to person. Karena kita ini bukan orang partai. Jadi kita tidak ada partai manapun, tidak mendekat sama kita. Adapun kita bergaul dengan orang partai tidak masalah, kita kan bergaul dengan siapa saja. Kalau saya mau dari partai manapun jadi teman, menjadi sahabat, begitu. Jadi kita tidak alergi dengan partai manapun, tapi saya belum pernah ya memiliki sejarah menjadi anggota partai manapun. Meski dulu pernah ya waktu menjadi calon gubernur tahun 2010 saya diusung oleh Partai Gerindra dan Demokrat karena memang aturannya masuk pilkada harus ada partai yang mendukungnya.
TM: Waktu itu belum sukses ya meraih suara. Selama ini sukses, tapi di pilkada waktu itu bagaimana Bu?
MR: Jadi waktu itu kan memang karena saya menerima visi dari Tuhan. Sekali lagi saya tidak akan melakukan sesuatu tanpa penyertaan Tuhan. Saya selalu belajar seperti Bunda Maria. Dia selalu mengatakan bahwa aku ini hanya hamba Tuhan, terjadilah kepadaku seturut dengan kehendak-Nya. Jadi walaupun saya tidak pernah punya cita-cita seperti tadi dikatakan jadi politisi, tetapi pada kenyataannya harus menyadari bahwa hidup kita ini kan bukan milik kita. Hidup kita milik Tuhan. Dan kalau kita percaya bahwa setiap orang ada rencana Tuhan di dalamnya, rencana indah yang Tuhan mau pakai hidup kita, gitu. Jadi kalau kita memang menyadari ciptaan Tuhan, berarti kita juga harus berserah. Apapun yang terjadi, apapun yang Tuhan mau kita bersedia. Bukan berarti kita mengejar jabatan itu, sebaiknya jangan pernah mau mengejar jabatan. Yang kita kejar rencana-Nya. Kita makanya harus selalu bertanya, Tuhan apa sih yang Tuhan inginkan dalam hidup saya? Apa sih tugas saya Tuhan? Mohon berikan saya pernyataan supaya saya hidup dengan apa yang Engkau kehendaki. Udah itu aja. Kalau dengan demikian kita sudah dapat pernyataan jelas ada vision, saya waktu itu menerima visi waktu tahun 2009. Lalu visi itu sangat jelas, saya mendengar waktu itu sangat jelas. Di tengah malam saya berdoa, saya lagi bertanya gitu saya melihat langit terbuka dan ada pintu gerbang keemasan terbuka lebar dan ada sinar memancar ke muka saya sangat kuat sehingga saya tidak bisa membuka mata. Saya belum pernah melihat tetapi ada yang berkata, "hambaku, gembalakan umatku di Sulawesi Utara". Lalu saya bertanya kembali, dengan apa Tuhan saya gembalakan umat-Mu? Lalu saya ambil pulpen dan kertas sambil saya takut ini vision itu hilang lalu tulis. Pertama tulis Panca Asa Mulia dulu, yaitu lima harapan Tuhan. Saya tulis satu wujudkan Sulawesi Utara bermoral, wujudkan Sulawesi Utara berkualitas, wujudkan Sulawesi Utara bersinar, wujudkan Sulawesi Utara damai, wujudkan Sulawesi Utara sejahtera. Kemudian saya bertanya lagi Tuhan kenapa susunannya seperti ini? Kemudian dijawab lagi, "kalau Sulawesi Utara bermoral pasti Sulawesi Utara berkualitas. Setelah Sulut berkualitas, pasti Sulut bersinar. Setelah Sulut bersinar, pasti Sulut damai. Setelah Sulut damai, pasti sejahtera". Nah itu lima. Sejahtera dalam artian tidak kekurangan sandang, pangan, papa, dan sehat jasmani, jiwani, rohaninya. Makanya saya tulis Panca Asa Mulia ini dalam visi misi saya baik itu di jaket, di mana-mana. Makanya saya masuk di sana tidak ingin jadi gubernur, tidak ada pernah cita-cita jabatan itu tidak ada. Tetapi ketika dapat visi itu lalu banyak orang yang datang ke saya. Mereka bilang, Maya bacalon kwa. Saya belum tahu waktu itu, makanya saya tanya. Pokoknya saya pikir begini, waktu itu masih dalam rentetan saya berdoa. Tuhan kasih tanda harus jadi seperti apa yang Tuhan mau. Terus tiba-tiba ada yang datang, kok sama semua ya permintaannya. Apakah ini rencana-Mu Tuhan? Seperti itu.
TM: Artinya ada sinyal juga Pilkada 2024?MR: Berdoa saja.
TM: Bagaimana pengalaman Ibu soal money politic?
MR: Kebenaran saya ini tidak mendukung politik uang karena politik uang racun demokrasi. Saya tidak pernah mau bersentuhan dengan politik uang bahkan siap untuk tidak disukai karena terlalu banyak virus-virus seperti ini sudah ditanamkan kepada masyarakat. Sebenarnya ini satu penyakit cinta akan uang itu bertentangan, tidak disukai Tuhan. Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Oleh karena memburu uanglah banyak orang jatuh ke berbagai luka dan penderitaan. Kalau penontonnya sudah kita sogok, objektif nggak? Udah kabur nih, udah abu-abu. Akhirnya yang dipilih adalah uangnya, bukan kualitas orangnya. Ini yang membuat daerah itu mundur, gagal. Karena pemimpin yang jadi karena politik uang. Akhirnya uang yang dikeluarkan bukan kecil karena untuk meratakan 15 kabupaten/kota. Ini uang dari mana? Tentunya banyak kerja sama dengan janji-janji politik. Ini belum jadi pemimpin sudah pelanggarannya banyak. Kita harus memilih pemimpin yang takut akan Tuhan. Nah ini kita mengajarkan kepada masyarakat bukan takut Tuhan, takut uang. Jadi berarti sebelum memimpin dia sudah mendasari kepemimpinannya dengan sebuah kejahatan. Kalau mendasari kepemimpinannya dengan sebuah kejahatan, berarti nanti ketika memimpin pasti banyak kejahatan yang dilakukan, baik yang ketahuan maupun tidak ketahuan. Makanya tidak heran kalau yang seperti ini didasari dengan kebohongan. Kebohongan satu pasti ada kebohongan dua, akan berrantai terus dan itu bisa kebawa. Ikan kan busuk dari kepala. Jadi kalau kepalanya sudah rusak, badannya juga rusak.
TM: Dari kacamata Ibu pemilih Sulawesi Utara bagaimana?
MK Registrasi 11 Perkara Sengketa Pilkada dari Sulut, Baso Affandi: Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Ajukan PHPU Pilkada Sulut ke MK, E2L-HJP Pilih Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum |
![]() |
---|
Menakar Ambang Batas Pertarungan Pilkada Sulut di Mahkamah Konstitusi, Catatan Pengamat Hukum |
![]() |
---|
KPU Tomohon Gelar Bimtek dan Simulasi Aplikasi Sirekap untuk PPK dan PPS Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Mitra Sulawesi Utara Minta Media Awasi Tahapan Pilkada, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.