Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Orang Indonesia di Jerman

Sejarah Pilu Pesta Rakyat di Stuttgart Akibat Letusan Tambora

Ini Cerita Orang Indonesia di Jerman. Tertarik pada masalah sosial-budaya dan olahraga.

Dokumentasi Pribadi Meike Juliana Matthes
Ini tentang Pesta Rakyat di Jerman, tepatnya di kota Stuttgart yang sejarahnya berhubungan dengan meletusnya gunung Tambora di Indonesia. 

Shake atau mainan kursi berlomba berputar-berguncang vertikal-horizontal dimana saat baru saja berbelok, tiba-tiba terlihat dunia seperti terbalik.

Loop Fighter adalah ayunan besar yang menghantar kita ke udara dengan beberapa kali putaran dan akhirnya menggantung terbalik di udara di ketinggian 26m.

Serta masih banyak lagi wahana bermain lainnya. Bukan itu saja, tersedia juga banyak kios yang menjual mainan anak-anak tradisional dari kayu, boneka buatan tangan, kaos kaki wol karena sebentar lagi musim dingin akan datang. Juga ada kios yang menjual manisan dan roti kering berbumbu, terdapat pula tenda-tenda dengan pertunjukan musik atau lagu-lagu dengan irama tradisional Jerman, Schlagermusik.

Kalau di Indonesia dikenal seperti musik dangdut yaitu musik yang merakyat.

Banyak pengunjung dari luar Jerman atau turis yang khusus datang berkunjung untuk melihat secara langsung perayaan tahunan yang sudah mendunia ini.

Jika dilihat sepintas, festival ini seperti tempat untuk bersenang-senang bagi kawula muda, tetapi dari sekitar empat juta pengunjung setiap tahunnya, ada banyak anak-anak yang datang berkunjung beserta orang tuanya, atau bersama dengan paman dan bibinya atau dengan kakek dan neneknya. Mereka datang berkumpul sebagai hari keluarga sekedar makan-dan minum, naik karosel atau anak-anak memancing bebek-bebek plastik, melempar kaleng berhadiah, dan melakukan banyak permainan tradisional lainnya.

Begitulah setiap tahunnya masyarakat Swabia merayakan hari terbebasnya mereka dari masa kelam.

Mereka larut dalam pesta rakyat ini, terlihat raut bersuka-cita di wajah mereka seperti raut wajah yang sangat mungkin ditampakkan oleh kakek dan nenek moyang mereka tahun 1818 di awal mula festival ini diadakan, di saat mereka keluar dari masa sulit sebagai dampak meletusnya gunung Tambora di Sumbawa, Indonesia.

Pesta rakyat yang dilangsungkan sebagai bentuk ucapan syukur dengan keyakinan bahwa jika mereka bekerja keras maka Tuhan tidak akan meninggalkan negeri mereka.

Kernen im Remstal (Baden-Württemberg), 30 September 2023

(Penulis termasuk dalam grup menulis Masyarakat Indonesia di Jerman yang tertarik pada
masalah sosial-budaya dan olahraga.)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved