Sejarah
Kisah Kapiten Kampung Cina Oey Pek Yong, Melawan Belanda dengan Bahasa Melayu Manado Sulawesi Utara
Oey diangkat sebagai anggota Minahasa Raad pada 1926 semasa menjabat luitenant, posisinya sebelum menjadi Kapiten.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Oey juga sangat menghargai budaya Minahasa.
"Selama menjabat kapiten Cina dalam setiap kegiatan Tapikong beliau dijemput oleh musik bambu," kata dia.
Sebut Hendri, usaha Oey adalah membuka percetakan yang di masanya adalah yang terbesar.
Nama percetakannya adalah Percetakan cresendo. "Terletak di ujung seberang toko obat Tek Ho Long sekitar tempat potong rambut," ujar dia.
Hasil penelitiannya, Oey Pek Yong hanya mempunyai seorang putri.
Yang bersangkutan sudah keluar Manado.
"Keberadaannya sudah diketahui lagi," kata dia.
Sesuai dengan kebijakan pada masa itu, percetakan Oey diambil alih pemerintah karena tak ada ahli waris.
"Percetakan Cresendo hingga kini masih ada dan beroperasi masih dengan nama yang sama tidak mengalami perubahan yaitu percetakan cresendo," ujar dia. (art)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Menengok Manado Abad 16: Lahirnya Borgo hingga Kisah Raja Posumah dan Damopolii Dibaptis Magelhaes |
![]() |
---|
Manado Disebut sebagai Eldurado oleh Penjelajah Dunia Ferdinand Magellan, Ini Artinya |
![]() |
---|
Sejarah Kota Manado, Catatan Spanyol, Portugis dan Belanda Menyebut Nama Loloda Mokoagow |
![]() |
---|
Asal Usul Lomba Pacuan Kuda di Sulut, Sudah Dimulai Sejak Era Kolonial Belanda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.