Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah Pangeran yang Rela Kesultanannya Jadi Bawahan Kerajaan Lain demi Sebarkan Ajaran Islam

Cerita atau kisah seorang pangeran dari Kesultanan Islam yang lebih memilih kerajaannya menjadi bawahan kesultanan lain demi ajaran Islam.

Editor: Rizali Posumah
HO/Wikipedia
Ilustrasi seorang Pangeran dari Kesultanan Islam di Jawa. 

Bisa dibilang, dialah pewaris utama Kesultanan Pajang.

Tapi, setelah kematian Jaka Tingkir pada 1583, takhta Pajang justru jatuh ke tangan Arya Pangiri, saudara iparnya.

Arya Pangiri menjadi Sultan Pajang dengan gelar Sultan Awantipura.

Benowo sendiri ditunjuk sebagai Adipati Jipang Panolan.

Tapi Arya Pangiri tak lama menjadi raja Pajang, tiga tahun kemudian dia meninggal dunia karena sakit.

Takhta Pajang pun akhirnya jatuh ke tangan Pangeran Benowo, yang kelak bergelar Prabuwijaya.

Tapi sebagian sumber mengatakan, Arya Pangiri turun dari takhtanya bukan karena sakit, tapi dilengserkan.

Saat menjabat sebagai Adipati Jipang, Benowo bersekutu dengan Sutawijaya untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhta.

Benowo menganggap bahwa kakak iparnya itu kurang adil dalam memerintah Pajang.

Menurut cerita, Arya Pangiri hanya sibuk menyusun upaya balas dendam terhadap Mataram.

Selain itu, ketika menjadi Sultan Pajang, Arya Pangiri membawa serta penduduk Demak.

Hal itu membuat penduduk asli Pajang tersisih secara ekonomi dan beralih menjadi penjahat.

Persekutuan, antara Mataram dan Jipang, kemudian menyerbu Pajang pada 1586, dan memaksa Arya Pangiri turun takhta dan kembali ke Demak.

Setelah itu, Benowo menawarkan takhta Pajang kepada Sutawijaya, tapi pendiri trah Mataram Islam itu menolak.

Dia hanya meminta beberapa pusaka Pajang untuk dibawa dan dirawat di Mataram.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved