Sejarah
Kaleidoskop Sejarah Masuknya Injil di Tanah Minahasa Serta Peran Ridel dan Schwarz di Balik Layar
Perayaan HUT ke 192 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen tahun 2023 ini digelar di Stadion Maesa, Sasaran, Tondano, Minahasa.
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
Setelah dididik di Jaenicke, berangkat ke tanah Hindia Belanda (23 Nopember 1829).
Pada 12 Juni 1831 melalui Ambon tiba di Kema lalu ke Manado dan belajar bahasa makatana (bahasa lokal Minahasa) beberapa bulan di Manado dibimbing oleh pendeta Hellendoorn (HB Palar, Wajah Baru Minahasa, Gibbon Foundation).
Riedel mulai menetap di Tondano pada tanggal 14 Oktober 1831. Ketika Riedel datang di Tondano, sudah ada sekitar 100 orang yang mengenal kekristenan.
Pendeta Jan Geritt Hellendoorn memperkenalkan jemaat itu kepada Riedel.
Mungkin jemaat itu pernah dilayani oleh pendeta-pendeta VOC, yang masuk Minahasa dengan mengambil jalur perjalanan melalui pantai Kora Kora, tetapi dapat juga dianggap sebagai buah-buah pekerjaan pelayanan Injil dari Hellendoorn, yang disebut sebagai "peletak dasar kekristenan di Minahasa".
Sementara, Schwarz menjadi satu di antara sosok yang juga berperan dalam pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di di tanah Toar Lumimuut .
Bersama Schwarz, ada lagi sosoki Johann Friedrich Riedel. Pada 12 Juni 1831 kedua warga Jerman itu tiba di Minahasa.
Riedel tiba dan menetap di Tondano pada tanggal 14 Oktober 1831. Sedangkan Schwarz ke Langowan.
Schwarz menghadapi tantangan saat mengabarkan injil di Langowan dan sekitarnya.
Semisal pengaruh para Walian, pemimpin suku Minahasa yang pengaruhnya kuat dalam masyarakat.
Namun, kehadiran sekolah yang menjadi sarana pembelajaran kekristenan membantu orang Langowan dan sekitarnya menerima pekabaran Injil.
Hal ini nyata sesudah tiga tahun pelayanan Schwarz ada empat orang dibaptis, sesudah sembilan tahun bertambah menjadi 300 orang dan lebih dari 1.800 orang sesudah 12 tahun.
Oleh karena itu, Langowan menjadi tempat di mana tubuh Schwarz disatukan dengan tanah. Schwarz yang lahir di Jerman 21 April tahun 1800, meninggal di Langowan pada 1 Februari 1959.
Makamnya kini terletak di Desa Wolaang, tepat bersebelahan dengan lapangan Schwarz Langowan.
Demikian sejarah perjalanan sosok Ridel dan Schwarz yang diabadikan lewat Monumen patung raksasa Schwarz yang dibangun di Pusat Kota Langowan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Hingga kini, Monumen dan Gereja Sentrum di Langowan saat ini menjadi tempat bersejarah dan nilai kekristenan, bagaimana Injil masuk ke tanah Minahasa. (Mjr)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Menengok Manado Abad 16: Lahirnya Borgo hingga Kisah Raja Posumah dan Damopolii Dibaptis Magelhaes |
![]() |
---|
Manado Disebut sebagai Eldurado oleh Penjelajah Dunia Ferdinand Magellan, Ini Artinya |
![]() |
---|
Sejarah Kota Manado, Catatan Spanyol, Portugis dan Belanda Menyebut Nama Loloda Mokoagow |
![]() |
---|
Asal Usul Lomba Pacuan Kuda di Sulut, Sudah Dimulai Sejak Era Kolonial Belanda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.