Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kaleidoskop Sejarah Masuknya Injil di Tanah Minahasa Serta Peran Ridel dan Schwarz di Balik Layar

Perayaan HUT ke 192 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen tahun 2023 ini digelar di Stadion Maesa, Sasaran, Tondano, Minahasa.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Mejer Lumantow
Sejarah perjalanan sosok Ridel dan Schwarz yang diabadikan lewat Monumen patung raksasa Schwarz yang dibangun di Pusat Kota Langowan, Minahasa, Sulut. 

Gerrit Jan Hellendorn menggantikan  Pdt. D. Lamers dan Pdt. D. Mullers. 

Ia tiba di Manado pada tanggal 7 Januari 1827 dan diangkat sebagai pendeta pemerintah atau predikant. Ia mendirikan beberapa sekolah bagi penduduk pribumi di pedalaman Minahasa, diantaranya daerah Tondano. 

Pada masanya terdapat 5000 orang penduduk yang telah menganut agama Kristen dan 70.000 penduduk yang belum menganut agama Kristen. 

"Perhatiannya yang sungguh-sungguh terhadap pekabaran Injil dan pendidikan membuat Hellendoorn dikenal sebagai peletak dasar kekristenan di Minahasa," sebut Gosal.

Saat itu, Hellendoorn meminta bantuan tenaga kepada NZG. NZG mengirim dua tenaga untuk memperkuat perkerjaan pekabaran Injil di Minahasa. 

"Nah, Dua tenaga yang dikirim adalah Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz. Mereka tiba di Minahasa pada tanggal 12 Juni 1831. Keduanya bekerja di daerah Tondano dan Langowan serta daerah sekitarnya," ungkap Gosal.

Kehadiran kedua zendeling ini menandai babak baru dalam pekabaran injil di Minahasa. Pdt. Dr. A.F Parengkuan membagi kedatangan para zendeling sesudah Riedel dan Schwarz dalam 4 Gelombang. 

Gelombang pertama adalah pada tahun 1831 ketika Riedel dan Schwarz datang ke Minahasa. Mereka bekerja di Tondano dan Langowan. 

Gelombang kedua datang pada tahun 1836-1838. Mereka yang datang pada masa ini, Herman yang bekerja di Amurang  dan Mattern di Tomohon. 

Gelombang ketiga kira-kira tahun 1848-1849 ketika Hartig, Bossert, dan Ulfers datang dan bekerja di Kema, Tanawangko dan Kumelembuai.

Gelombang keempat, dapat disebut sebagai generasi kedua, terjadi pada tahun-tahun 1861-1864 ketika J.A.T.Schwarz anak dari J.G.Schwarz bekerja di Sonder dan sekitarnya.

"Pada masa ini Minahasa mengalami perkembangan yang luar biasa dalam pekabaran injil.

Banyak pertobatan dari agama suku menjadi Kristen, sekolah-sekolah berbasis gereja didirikan, dan rumah sakit, literasi, penerjemahan ke bahasa lokal, dan metode Pekabaran Injil semakin meningkat sehingga berita Injil semakin meluas di tanah Minahasa," papar Gosal.

Riedel dan Penginjilan di Tondano

Riedel lahir di Erfurt Jerman 1798, mulanya sebagai tukang jahit. Pada tahun  1822 (umur 23 tahun) mulai bergabung dengan Zending.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved