Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kaleidoskop Sejarah Masuknya Injil di Tanah Minahasa Serta Peran Ridel dan Schwarz di Balik Layar

Perayaan HUT ke 192 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen tahun 2023 ini digelar di Stadion Maesa, Sasaran, Tondano, Minahasa.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Mejer Lumantow
Sejarah perjalanan sosok Ridel dan Schwarz yang diabadikan lewat Monumen patung raksasa Schwarz yang dibangun di Pusat Kota Langowan, Minahasa, Sulut. 

Lanjutnya, setelah itu, masuklah Pekabaran Injil Masa VOC Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Serikat Dagang Hindia Timur (1602) menggantikan kekuasaan Spanyol dan Portugis di Minahasa. 

Kehadiran para pendeta Protestan mendapat dukungan penuh dari VOC. Tahun 1663 seorang pendeta Protestan bernama Yohanes Burum datang ke Minahasa, ia melakukan pembaptisan pada anak-anak dan orang dewasa. 

Ia adalah pendeta Protestan pertama yang datang berkunjung di Manado, Ia digantikan oleh Pdt. Sebelius yang memulai pekerjaannya di Ternate sejak tahun 1664.

Tahun 1675 Pdt. Jacobus Montanus yang sedang mengadakan perjalanan menuju ke daerah Taruna mampir ke Manado

"Ia prihatian terhadap orang Kristen yang masih dipengaruhi oleh kebiasaan lama penduduk.

Umunya metode yang dipakai adalah belajar di rumah atau pondok sederhana, diajar membaca dan menghafal pokok iman Kristen, khotbah dalam bahasa Melayu, layanan baptisan dan perjamuan yang terbatas," tutur Gosal.

Lanjutnya, Selama VOC berada di Minahasa jumlah penganut agama Kristen bertambah sekalipun pemeliharaan terhadap jemaat kurang diperhatikan.

VOC mengijinkan para pendeta Protestan untuk melayani pegawai VOC dan penduduk pribumi yang dapat dijangkau dalam perkunjungan bersama dengan pemerintah masa itu. 

Bangkrutnya VOC, menyebabkan VOC menyerahkan wilayah perdagangannya kepada pemerintah Belanda tanggal 27 Desember 1799. Terjadi kekosongan kehadiran Pekabar injil di Minahasa antara tahun 1800-1817.

"Dipihak lain, ini mendorong guru-guru pribumi giat mengabarkan Injil dan mengajar penduduk yang telah menjadi Kristen. Mereka berkeliling ke desa-desa dengan menggunakan alat transportasi sederhana roda (gerobak), sepeda bahkan jalan kaki," jelas Gosal.

Setelah itu, masuklah Pekabaran Injil Masa Nederlands Zendeling Genosotschap (NZG) Abad  19.

"Di sini semangat Pietisme yang menggelora di Eropa termasuk Belanda mendorong lahirnya lembaga Pekabaran Injil NZG (Nederlands Zendeling Genoostschap) atau perkumpulan pekabar injil Belanda tahun 1798. NZG mempunyai jasa  yang besar dalam pekabaran Injil di tanah Minahasa," terang Gosal.

Itu, kata dia, berawal dari kunjungan sang rasul Maluku Yosef Kam tahun 1817 dan Ds Lenting 1818 Keduanya berpikiran sama bahwa Minahasa adalah ladang yang perlu mendapat perhatian. 

Pdt Jungmichel diutus untuk memberi perhatian pada jemaat di Minahasa.

Sesudah Pdt. Jungmichel kemudian dua pekabar injil yaitu Pdt. L. Lammers dan Pdt. D. Muller. Mereka tiba di Minahasa pada tanggal 3 Juni 1822. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved