Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2024

PDIP Peluang Hattrick di 2024, Survei Indo Barometer Prabowo Ungguli Ganjar Jika Head to Head

Berikut ini empat temuan seputar Pemilu 2024 yang diungkap Lembaga survei Indo Barometer lewat survei terbarunya yang dirilis Selasa (21/3/2023).

Editor: Aswin_Lumintang
Dok. PDI Perjuangan
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jokowi memberikan sejumlah pandangan soal sosok Capres 2024 saat bertemu Megawati di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023). 

Dalam simulasi ini, Indo Barometer mendistribusikan suara responden yang menjawab rahasia, tidak memilih, belum memutuskan, dan tidak tahu/tidak jawab.

"Karena pertarungannya ketat, saya haqqul yakin ini sulit satu putaran, pasti dua putaran," ujar Qodari.

Kendati Prabowo unggul secara head to head dalam survei ini, Qodari menegaskan bahwa hasil Pilpres 2024 belum bisa ditentukan saat ini karena dinamika politik masih berjalan.

"Siapa pemenangnya? Jawabannya enggak tahu. Bagaimana mau ngomong pemenang, calonnya saja belum jelas, luar biasa 2024 ini," kata dia.

Bila calon presiden yang maju adalah Anies, Ganjar, dan Prabowo, pemenangnya pun sulit ditebak karena elektabilitas mereka masih terpaut tipis.

3. Jokowi dan Megawati jadi tokoh kunci di Pilpres 2024

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan menjadi dua sosok yang menentukan konstelasi final untuk Pemilu 2024.

Di mana kata Qodari, kedua sosok tersebut yang akan menjadikan suatu titik terang bagi para koalisi terbentuk nantinya.

Terlebih saat ini kata dia, seluruh politisi dan partai politik masih menunggu pengumuman dari Megawati Soekarnoputri terkait sosok yang akan diusung oleh PDI-P.

"Dua penentu koalisi final, Megawati dan Joko Widodo. Semua politisi pada hari ini itu lagi nunggu bu mega. 'Bu siapa sih bu', 'siapa sih bu calonnya'," kata Qodari saat menyampaikan hasil survei terbaru dari Indo Barometer di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Pernyataan itu didasari karena menurut Qodari, selagi PDIP belum menyatakan dukungan kepada sosok untuk diusung sebagai Capres, maka susunan koalisi bersama pasangan capres-cawapres-nya masih akan berubah.

"Silakan dibantah, tapi semua politisi, semua partai politik, semua tokih politik pada hari ini nungguin seorang ibu namanya Megawati Soekarnoputri. Kenapa? Kalo bu Mega belum ngambil keputusan ini susunan permainan bisa berubah," ujar dia.

Dia mencontohkan terkait dengan isu kalau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang tertarik mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Kata dia, jika memang KIB bertekad untuk merebut Ganjar Pranowo dari PDIP sebagian capres maka seharusnya sudah dilakukan sejak koalisi itu terbentuk.

Namun, nyatanya, hingga kini KIB belum memiliki sosok capres yang akan diusung.

"Contoh, apakah berani KIB mengajukan Ganjar Pranowo di saat PDIP, di saat bu Mega belum menetapkan Ganjar sebagai capres? Menurut saya tidak. Kenapa? Pertama, kalo berani udah dari kemarin-kemarin," kata dia.

Alasan keduanya, jika memang KIB tetap mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres namun tanpa seizin dari PDIP maka Megawati akan marah.

Malah kata Qodari, kemungkinan besar Megawati akan mengusung nama lain dari PDIP.

"Begitu KIB mengajukan calon Ganjar Pranowo tanpa persetujuan tanpa dukungan bu Mega dan Ganjar nya mengamini, ganjarnya setuju, bu Mega nya marah dan mengajukan calon yang lain. Bu Mega nya mengajukan calon yang lain, katakanlah Puan Maharani," ucap dia. 

Sementara dari sosok Jokowi, Qodari menyatakan kalau Presiden RI itu bakal menjadi penentu koalisi karena sebagian Ketua Umum Partai Politik di parlemen saat ini berada di Kabinet Indonesia Maju.

Dalam artian kata dia, sebagian besar Partai Politik bakal meneruskan apa yang menjadi program keberlanjutan dari program kerja Jokowi.

"Pak Jokowi juga sangat menentukan, kenapa, karena sebagian ketua umum ada dalam kabinet, dalam konteks keberlanjutan program kerja dan pembangunan tentunya preverensi pak Jokowi menjadi pertimbangan para kerua partai dalam pertimbangan menentukan capres mereka," tukas dia.

4. Poros mana saja yang akan bertarung di 2024?

Berbicara mengenai peta koalisi, M Qodari menilai, PDI Perjuangan lebih berpotensi bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Alasannya, KIB satu-satunya koalisi yang belum memiliki calon presiden.

"PDI Perjuangan mungkinnya bergabung dengan Golkar, PAN, PPP atau Gerindra PKB, tetapi saya cenderung melihat kemungkinannya ada di KIB, kenapa? sampai hari ini capresnya KIB masih kosong," ujarnya.

Sedangkan untuk koalisi Perubahan yakni NasDem, PKS, Demokrat sudah ada Anies Baswedan.

Di "seberang", Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), sudah ada nama Prabowo Subianto.

Dikatakannya, jika PDIP merapat ke KIB maka koalisi itu setara dengan 276 kursi DPR.

Hal ini sudah jauh melebihi syarat presidential threshold 20 persen atau setara 115 kursi DPR sebagai syarat mengajukan capres.

Peta poros politik

a. Jika terjadi 4 poros saat ini:
- NasDem, Demokrat, PKS = 163 kursi DPR
- Golkar, PAN, PPP = 148 kursi DPR
- Gerindra, PKB = 136 kursi DPR
- PDIP = 128 kursi DPR

b. Jika 3 poros:

- PDIP, Golkar, PAN, PPP = 276 kursi DPR
- NasDem, Demokrat, PKS = 163 kursi DPR
- Gerindra, PKB = 136 kursi DPR

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 4 Temuan Penting Survei Indo Barometer Terbaru: Prabowo Unggul hingga Peluang PDIP Hattrick di 2024, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/03/22/4-temuan-penting-survei-indo-barometer-terbaru-prabowo-unggul-hingga-peluang-pdip-hattrick-di-2024?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved