Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Orang Tua Waspada, Kenali Gejala-gejala Ginjal Akut pada Anak

Kemenkes meminta orangtua tidak panik, tetap tenang namun selalu waspada dengan mengenali gejala gangguan ginjal akut misterius.

Editor: Tirza Ponto
via TribunTangerang.com
Orang Tua Waspada, Kenali Gejala-gejala Ginjal Akut pada Anak 

''Belajar dari pandemi COVID-19, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah agar penyakit ini bisa di cegah sedini mungkin. Karenanya kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal akut maupun penyakit lain yang berpotensi mengalami KLB,'' imbuh dr. Yanti.

IDAI: Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Tersebar di 20 Provinsi, Terbanyak DKI Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, adanya penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia.

Orang Tua Waspadai Ginjal Akut pada Anak, Ini Tanda-tandanya
Orang Tua Waspadai Ginjal Akut pada Anak, Ini Tanda-tandanya (Via doisongphapluat)

Data terbaru disebutkan, ada 192 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Tanah Air sejak awal tahun 2022.

"Data yang dilaporkan ke kami sudah terkumpul 192 kasus dari 20 Provinsi. Laporan ini kumulatif dari Januari sampai sore ini," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam acara daring, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Berdasarkan data yang dikantongi pihaknya, kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury, paling banyak tersebar di DKI Jakarta.

Disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat dan kota-kota besar lainnya.

"Paling banyak itu di DKI 50 kasus, kemudian di 24 kasus Jawa Barat, kemudian di Jawa Timur 24 kasus, di Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus," beber Piprim.

Penderita masih didominasi oleh bayi di bawah usia lima tahun (balita), dimana pasien sebagian besar balita.

Adapun rincian temuan kasus tersebut, dua kasus di Januari, dua kasus di bulan Maret, enam kasus pada bulan Mei, tiga kasus pada Juni, sembilan kasus di bulan Juli, 37 kasus di bulan Agustus, dan 81 kasus di bulan September.

Mengenai penyebabnya, para pakar masih terus menggali, dimana terdapat pendapat mulai MISC (Sindrom Peradangan Multisistem) maupun kecurigaan dari obat batuk asal India dengan kandungan Etilen Glukol (EG).

"Kalau bicara masalah penyebab ada beberapa teori ada MISC, tapi kalau MISC kita sudah pengalaman obat-obatan, tapi ada juga sudah diobati pasien ngga membaik," imbuh Piprim.

"Ada juga kecurigaan obat-obatan impor, sedang kita periksa di laboratorium. Tapi sampai sekarang sedang menuju ke sebab tunggal," jelasnya.

Artikel ini tayang di TribunNewsmaker.com

Baca Berita Tribun Manado disini:

https://bit.ly/3BBEaKU

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved