Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BNPT

Antisipasi Paham Radikalisme di Sekolah, BNPT-FKPT Sulut Gelar TOT Guru Pelopor Moderasi Beragama

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulut menggelar Kegiatan Training of Trainer (TOT)

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aswin_Lumintang
istimewa
Kolonel Pnb Drs Sujatmiko, Kepala Sub Direktorat Kontra Propaganda BNPT 

SOSIAL DAN BUDAYA.

Dr Arhanuddin mengatakan, kecenderungan sebagian kalangan umat beragama yang bersikap ekstrem dan ketat dalam memahami agama serta hukum-hukumnya

Kecenderungan lain yang juga ekstrem dengan bersikap longgar dalam beragama dan tunduk pada perilaku serta pemikiran negatif yang berasal dari budaya dan peradaban lain.

Ø  Terorisme lahir dari paham radikal. Paham radikal adalah kesesatan berpikir tentang kemurnian sebuah ajaran. Ia melahirkan kebencian pada perbedaan paham. Ia memberikan mimpi penuh kebohongan terhadap orang-orang yang tak berpikir panjang.

Ø  Konsep Moderasi Beragama Sebagai Solusi

Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bangsa

Ø  Fokus Moderasi Beragama

Cara pandang, sikap, dan praktik beragama

Harmoni dan kerukunan umat beragama

Relasi agama dan budaya

Relasi agama dan negara

Cara penyelesaian masalah secara damai dan menghindari kekerasan

Keutuhan dan kesatuan bangsa

Ø  Komitmen Kebangsaan

Menghargai dan menjiwai identitas nasional;

Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan;

Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan; dan Berpartisipasi aktif dalam upaya mewujudkan integrasi nasional.

Ø  Anti Kekerasan

Mengusung ide-ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti kekerasan;

Tidak mengembangkan sikap rasis dan diskriminatif terhadap perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan antar golongan;

Mengusung spirit perubahan secara baik dan tidak menghalalkan segala cara.

Ø  Akomodatif dan Inklusif

Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local wisdom);

Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif; dan

Terbuka dan apresiatif terhadap amaliyah keagamaan yang berbeda

Sholehuddin, M.Pd, Dosen FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta, dalam sesi terakhir memberikan; ''TRAINING OF TRAINER MENJADI GURU PELOPOR MODERASI BERAGAMA&LOMBA PEMBUATAN BAHAN AJAR VIDEO PENDEK SOSIODRAMA MODERASI BERAGAMA''

Ø  Indeks Survey Nasional BNPT 2019 di Provinsi Sulawesi Utara Potensi Radikalisme pada angka 32,62 persen

Ø  Indeks Prilaku Kontra Radikal sangat penting untuk menbuat/ menyusun Video Pendek dimana merupakan bentuk Tindakan menangkal Radikalisme karena itu Guru dapat menghimbau pada anak didik Untuk membuat Konten Video terkait Pemahaman Deradikalisme

Ø  Moderasi Beragama Atau Moderasi Agama?

Moderasi Beragama tidak sama dengan Moderasi Agama

Agama tidak perlu dimoderasi karena agama sudah mengajarkan prinsip moderasi, yaitu keadilan dan keseimbangan.

Jadi bukan agama yang harus dimoderasi, melainkan cara penganut / umat beragama dalam menjalankan ajaran agamanya.

Yang Benar adalah MODERASI BERAGAMA

Ø  Konsepsi Moderasi Beragama Dalam Agama-Agama

Dalam Islam ada konsep wasathiyah,

Dalam tradisi Kristen ada konsep golden mean,

Dalam tradisi agama Buddha ada Majjhima Patipada,

Dalam tradisi agama Hindu ada Madyhamika,

Dalam Konghucu juga ada konsep Zhong Yong

Ø  Posisi Orang Moderat Dalam Beragama

Orang yang mempraktekkan Moderasi Beragama disebut “Moderat” atau “Beragama dengan Moderat”

Orang Moderat seperti “Moderator” tidak berpihak pada Pendapat Narasumber maupun Audiens. Dia berada diantara Narasumber dan Audiens.

Orang Moderat,  Ia tidak berlebihan dalam beragama, tapi juga tidak menyepelehkan agama

Ø  Tujuan Moderasi Beragama

Untuk menengahi dan mengajak kedua kelompok yang ekstrem (Ekstrem Kanan dan Kiri) dalam menjalankan ajaran agama.

Untuk kembali pada esensi ajaran agama, yaitu memanusiakan manusia.

Agar tumbuh sikap saling memahami dan menghormati, tidak saling menyalahkan satu sama lain.

Ø  Upaya Guru Untuk Menumbuhkan Moderasi Beragama

Menjadi “role model” dalam pemahaman, sikap dan tindakan

Pembelajaran Pendidikan Agama yang TUNTAS

Penggunaan Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran yang Tepat (misalnya pendekatan multicultural), menggunakan ICT (Information and Communication Technology)

Memasukkan nilai-nilai moderasi beragama

Penyediaan buku – buku (konten moderasi beragama)

Pendampingan pemahaman keagamaan peserta didik

Membiasakan sikap dan perilaku beragama yang moderat

Mempelopori berbagai kegiatan yang diarahkan untuk tumbuhkembangnya moderasi beragama di sekolah (club kajian keagamaan, upload konten – konten moderasi beragama dan lain – lain)

Ø  Kenapa Ada Lomba Menjadi Guru Pelopor Moderasi Beragama

Memberikan Apresiasi kepada Guru

Menggerakkan Guru untuk Menumbuhkembangkan Moderasi Beragama

Menjadikan Guru sebagai Figur Panutan bagi Peserta Didik

Untuk dapat mendokumentasikan kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh Guru dan dapat dilihat dikemudian hari

Ikut hadir dalam kesempatan ini Pengurus FKPT/ Satgas BNPT Provinsi Sulawesi Utara, Sekretaris FKPT Sulut; dr Makmun Djaafara, Bendahara FKPT Sulut, Drs Denny Rantung, Kabid. Agama & Sosial Budaya, DR Ahmad Rajafi, M.H.I, Kabid. Pemuda & Pendidikan Ridwan Hidayat, Kabid. Media & Hukum; Aswin Lumntang, S.Sos, Kabid Perempuan; Merry Umboh serta jajaran Pengurus FKPT Sulut lainnya.

Hadir juga Peserta Guru-Guru dari PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK yang ikut hadir saat ini dari berbagai agama yang ada,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved