Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Kenali Gejala Tumor Otak yang Tidak Semua Itu Ganas, Ini Penjelasannya

Diketahui beberapa penyakit seperti tumor otak merupakan kondisi yang berbahaya.

Editor: Glendi Manengal
Tribun style
ilustrasi tumor otak 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Soal kesehatan khususnya bagian otak.

Diketahui beberapa penyakit seperti tumor otak merupakan kondisi yang berbahaya.

Namun terkait hal tersebut penyakit tumor tak semua ganas, berikut gejalanya.

Baca juga: Kelompok Penyelundup Rusia Curi Emas Ditengah Perang Ukraina

Baca juga: Dianggap Kecil, Koalisi Semut Merah Berpotensi Membesar, Mengapa?

Baca juga: Dinas PPKBP3A Bolsel Lakukan Kegiatan Pelayanan Sejuta Akseptor

Penyakit tumor otak, memiliki gejala yang berbeda-beda.

Biasanya, gejala yang ditimbulkan bergantung dengan lokasi dan juga tingkat keparahan dari tumor tersebut.

Medical Manager PT Kalbe Farma Tbk, Hastarita Lawrenti mengatakan, tumor otak bisa timbul pada beberapa bagian di otak. Seperti otak besar, otak kecil, atau batang otak.

"Otak besar berfungsi penglihatan, berbicara, mendengar, dan kognitif. Kalau otak kecil, itu untuk keseimbangan saat berjalan. Batang otak yang nantinya akan mengatur pernapasan, suhu, atau tekanan darah," kata dia dikutip dalam keterangan pers Kalbe, Jumat (17/6/2022).

Oleh sebab itu, tidak semua gejala tumor otak sama.

Ia merincikan, apabila lokasi tumor berada di area otak besar, maka gejala yang dialami pasiennya umumnya berupa gangguan fungsi penglihatan, gangguan pendengaran, atau juga berupa gangguan kognitif.

Namun, jika lokasi tumor berada di bagian otak kecil, pasien cenderung mengalami kesulitan berjalan dengan seimbang. Sedangkan jika lokasi tumor berada di sekitar batang otak, kesulitan mengatur pernapasan menjadi salah satu gejala yang dialami pasien.

"Secara teori, sampai saat ini belum diketahui secara pasti tentang penyebab kanker dan tumor. Tapi salah satu teori menyatakan, ada perubahan materi genetik atau karena adanya infeksi karena virus atau karena adanya paparan dengan bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan menyebabkan perubahan pada materi genetik (mutasi DNA)," tuturnya.

Meski begitu, tidak semua tumor otak bersifat ganas.

Dijelaskannya, pada kasus tumor jinak umumnya pengobatan akan selesai apabila sudah dilakukan tindakan pengangkatan.

Pada kasus ini, kata dia kecil kemungkinan untuk tumor tersebut muncul kembali.

Akan tetapi, hal ini berbeda dengan jenis tumor yang ganas.

Ia menyebut, kanker bisa saja datang kembali setelah tumor ganas diangkat atau usai pengobatan kombinasi dilakukan.

Salah satu hal yang seringkali dialami pasien tumor otak, diantaranya meliputi rasa mual, hingga muntah.

Hal itu, merupakan dampak dari tumor yang timbul atau efek kemoterapi.

Sehingga, banyak pasien tumor otak juga sering mengalami defisit makan dan beresiko mengalami malnutrisi atau berat badan menurun drastis.

Di sisi lain, para pejuang kanker harus mendapatkan energi yang banyak selama masa pengobatan.

"Upayakan makan sedikit tetapi dengan bobot kalori yang besar dan tinggi protein, selain itu juga memenuhi keragaman nutrisi dan bersumber dari jenis makanan yang segar, bukan makanan olahan atau kalengan, tidak tinggi gula, lemak trans, dan lemak jenuh," kata Medical General Manager Kalbe, dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, menambahkan.

Sebagai tambahan, kata Dedy pasien sapat mengonsumsi suplemen makanan tambahan apabila dirasa nutrisi pasien belum tercukupi.

Namun perlu diingat, pilihlah suplemen yang mengandung formula untuk memenuhi kriteria kebutuhan bagi pasien dengan kondisi kanker.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved