Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Hari Ini 23 Februari Putra Sulut Alex Kawilarang Lahir, Bapak Kopassus, Pejuang Republik Indonesia

Ia adalah salah satu tokoh dibalik pembentukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI, pasukan elit di tubuh Angkatan Darat.

Editor: Rizali Posumah
Tribunnews
Kolonel Inf Alexander Evert Kawilarang, pujuang Republik Indonesia. 

Pada tanggal 2 Maret 1957, seorang tokoh bernama Ventje Sumual mendeklarasikan gerakan Permesta  Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta.

Dilansir dari wikipedia berbahasa Indonesia, gerakan permesta terpusat di Manado dan Minahasa. Gerakan ini bersatu dengan gerakan terpisah di Sumatra yang disebut Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Kawilarang memantau situasi dari Washington dan kemudian menyimpulkan bahwa pemerintah pusat di Jawa yang menjadi penyebab krisis regional tersebut.

Ia pun memutuskan bergabung dengan Permesta.

Ada sumber lain yang menyebut bahwa Kawilarang terpaksa bergabung dengan Permesta karena kampung halamannya, Manado dibombardir tentara Republik Indonesia.

Pada bulan Maret 1958, ia memberi tahu Duta Besar Indonesia untuk AS, Murkoto, bahwa ia akan berangkat ke Sulawesi Utara.

Ia meninggalkan jabatannya pada 22 Maret 1958 dan dengan bulat bergabung dengan Permesta.

Sang loyalis Republik Indonesia ini memilih mengkritik lewat jalan pedang. 

Sekembalinya ke tanah air, ia menjabat sebagai Panglima Besar/Tertinggi Angkatan Perang Revolusi PRRI (1958) dan Kepala Staf Angkatan Perang APREV (Angkatan Perang Revolusi) PRRI, dengan pangkat mayor jenderal dari Februari 1959 hingga Februari 1960.

Ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa Kawilarang belum sepenuhnya menerima sisi PRRI karena menurutnya PRRI sejalan dengan ekstrimis agama.

Kawilarang adalah satu-satunya perwira yang tidak segera diberhentikan oleh pemerintah pusat secara tidak hormat atas partisipasi mereka dalam Permesta dan PRRI.

Karena keraguannya terhadap PRRI, pemerintah pusat masih berharap bahwa dia akan berubah pikiran.

Namun ia tetap mendukung Permesta dan menjadi Panglima angkatan bersenjata Permesta.

Pada tahun 1961 pasukan dari pemerintah pusat berhasil meredam perlawanan pasukan Permesta.

Pasukan dari Jakarta ini terdapat perwira-perwira yang dulu di bawah pimpinan Kawilarang.

Konflik ini dapat diselesaikan secara damai melalui upaya FJ Tumbelaka.

Beberapa upacara diadakan pada bulan April dan Mei 1961 di mana pemerintah Indonesia secara resmi menerima kembali pasukan Permesta.

Kawilarang berpartisipasi dalam upacara pada tanggal 14 April yang dihadiri oleh Mayjen Hidayat dan Brigjen Achmad Yani dari TNI, keduanya kenal baik dengan Kawilarang.

Namun menurut Kawilarang, sebelumnya telah tercapai kesepakatan bahwa pasukan Permesta akan membantu pihak TNI untuk bersama-sama menghadapi pihak komunis di Jawa.

Karena perannya dalam Permesta, ia tidak pernah menerima penghargaan militer seperti perwira-perwira sesamanya.

Pada tanggal 15 April 1999, Kawilarang akhirnya memperoleh pengakuan atas jasa-jasanya dalam ikut membentuk Kopassus.

Pada peringatan hari jadi Kopassus ke-47, Kawilarang diterima sebagai Warga Kehormatan Kopassus di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Sebagai tandanya, ia dianugerahi sebuah baret merah dan pisau komando.

Meski terlibat dalam gerakan bersenjata Permesta, namun sejumlah tokoh militer Indonesia tak percaya bahwa Kawilarang adalah seorang penghianat. 

6 Juni pada tahun 2000, Kolonel Inf (Purn) Alexander Evert Kawilarang meninggal dunia.

Kawilarang meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo di Jakarta dan disemayamkan di Ruang Soedirman di Markas Kodam III/Siliwangi.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra di Bandung.

Alex Kawilarang adalah salah satu tokoh penting yang pernah dimiliki militer Republik Indonesia. (Tribun Manado/Tribun Batam/Surya)

Aturan Baru Pemerintah, Kemenkes Sebut Exit Tes PCR Cukup Satu Kali Setelah Selesai Isolasi

Potret Tampan Anak Chef Cantik Farah Quinn, Kini Sudah Remaja, Wajah Bulenya Curi Perhatian

BREAKING NEWS, 9 Anggota Senat Fakultas Hukum Keluar dari Pemilihan Dekan Periode 2022-2026

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved