Rabies di Sulawesi Utara
Rabies: Kurangnya Kesadaran Masyarakat Menyebabkan Angka Kematian Tinggi di Indonesia
Populasi anjing yang melebihi jumlah vaksin dan kesadaran masyarakat yang rendah membuat rabies terus menghantui daerah ini
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Sulawesi Utara merupakan daerah endemik rabies dengan kasus kematian tertinggi di Indonesia. Populasi anjing yang melebihi jumlah vaksin dan kesadaran masyarakat yang rendah membuat rabies terus menghantui daerah ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - “Hidup anak Bapak takkan bertahan sampai 24 jam.” Jimmy Dapar (29) hanya bisa terpaku mendengar pernyataan dokter tersebut.
Semua bermula pada 24 Desember 2020, saat anaknya tengah bermain-main di depan rumah di Bahu, Kota Manado bersama teman-temannya. Tiba-tiba datang seekor anjing yang tak dikenal, Gio yang mencoba mengusir namun anjing itu seketika menggigit pipi Gio.
Jimmy dan istrinya membawa Gio ke Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Gio harusnya divaksin rabies saat itu, namun stok vaksin rabies di rumah sakit kosong. Sehingga dokter menyarankan untuk mencari vaksin di puskesmas atau Dinas Kesehatan.
Jimmy mengaku usaha mereka untuk mendapatkan vaksin rabies bentrok dengan libur Nnatal dan Tahun Baru. Sehingga mereka memutuskan untuk menunda pencarian vaksin rabies untuk Gio. Hampir sebulan kemudian Gio tak kunjung divaksin rabies. Jimmy mengaku lalai.
Pada 19 Januari 2021, tepatnya 26 hari setelah peristiwa gigitan tersebut, Gio mulai berperilaku aneh. Ia gelisah, mengeluarkan air liur dan seakan mau menggigit orang sekitarnya. Saat itu Jimmy tersadar, anaknya terkena rabies. Ia mengenali gejala itu dari sikap anaknya yang menurutnya berperilaku seperti anjing. Gio dilarikan ke rumah sakit, namun sudah terlambat.

“Dokter langsung bilang tak akan selamat. Tak sampai 24 jam di RSUP Kandou, anak saya meninggal. Dia dirawat di ruangan sendiri, gejalanya makin menjadi-jadi lalu akhirnya meninggal,” kata Jimmy.
Hingga kini, Jimmy dan istrinya tak tahu keberadaan anjing yang menggigit Gio. Anjing darimana dan bagaimana kondisinya sekarang. Jimmy berharap pada semua warga, agar menjaga baik-baik anjing peliharaan dan harus divaksin.
“Begitu pula kalau kena gigitan anjing, baik orangtua ataupun anak-anak, harus segera suntik vaksin anti rabies. Apalagi tak tahu asal-usul anjing yang menggigit. Jangan anggap enteng, supaya tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pengalaman saya,” ujarnya.
Rabies Dalam Perdagangan Daging Anjing
Di usia senjanya, Herni Sumilat (79) masih menjagal anjing di Pasar Langowan, Minahasa yang berjarak sekitar 50 kilometer dari rumah Gio di Kota Manado. Ia menjadi penjual anjing tertua di pasar ini. Selama 65 tahun menjalani pekerjaan ini, sudah ada ribuan anjing yang ia jagal. Herni tak ingat jumlahnya, yang pasti sudah ribuan.
Bertahun-tahun jualan anjing untuk dikonsumsi, tubuh Herni telah diserang anjing berkali-kali. Tangan dan kakinya penuh dengan bekas luka serangan anjing. Bahkan luka di kakinya belum sembuh, saat berbincang dengan tribunmanado.co.id Sabtu (16/10/2021) di sela-sela ia berdagang.

Herni mengaku tak pernah divaksin rabies dan tak pernah terkena rabies karena gigitan anjing yang dijualnya. Ia meyakini hal itu karena mengaku bisa membedakan mana anjing rabies dan mana yang bukan. Jika hanya luka kecil, Herni hanya membiarkan luka itu hingga sembuh sendiri. Kalau lukanya agak mengkhawatirkan, Herni meminta bantuan perawat untuk mengobatinya.
Namun menurutnya bukan suntikan rabies, suntikan yang didapat hanya suntikan tetanus. “Tak ada anjing rabies di sini. Saya tak pernah kena rabies. Kalau kena luka, ya sembuh sendiri,” ujarnya.
Maxi Sumilat (69) penjual anjing lainnya, yang tak lain adalah adik Herni menceritakan hal yang sama. Selama 56 tahun menjual anjing ia tak pernah terkena rabies. Luka serangan anjing di tubuhnya hanya dibiarkan sembuh sendiri. Ia pergi ke perawat jika luka serangan anjing agak mengkhawatirkan.

Lain hal nya dengan Steven Manopo (54) yang harus kehilangan jari di tangan kirinya karena diserang anjing yang dijualnya. Sementara tangan kanannya cacat, karena sering digigit anjing yang ia jual.