Digital Activity
Pendapatan Bea Cukai Sulbagtara Capai Rp 1,3 Triliun, Ini Penjelasan Erwin Situmorang
"Tapi tahun ini kami bisa mendapatkan Rp 1,3 triliun, capaiannya sampai 538 persen," jelas Erwin, Jumat (24/12/2021).
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) ditargetkan penerimaan Rp 241 miliar oleh negara Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Sulbagtara Erwin Situmorang dalam acara Tribun Bakudapa yang mengusung tema, Capaian Kinerja Kanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara.
"Tapi tahun ini kami bisa mendapatkan Rp 1,3 triliun, capaiannya sampai 538 persen," jelas Erwin, Jumat (24/12/2021).
Selain itu ada kontribusi dari pihak luar yang melebihi target Rp 6,7 miliar, yaitu sekira Rp 624 miliar.
"Saat ini komoditas kita sedang naik harganya. Untuk biaya keluar, semakin tinggi biaya komoditas maka semakin tinggi biaya keluar," kata Erwin.
Meski begitu, tak semua komoditas yang diekspor dikenakan biaya keluar.
Beberapa komoditas yang dikenakan biaya keluar adalah CTO dan produk mineral.
Tujuan dikenakan biaya keluar tersebut adalah untuk menjaga ketersediaan stok di Indonesia.
Namun pada umumnya sekitar 97-98 persen komoditas yang diekspor tidak dikenakan biaya keluar.
Di Sulawesi Utara (Sulut) sendiri, sebenarnya ekspor terbanyak adalah ikan dan bungkil kopra sehingga tidak dikenakan biaya keluar.
"Kalau impor memang lebih kami orientasikan dipungut biaya masuk meskipun 10-20 persen dari harganya," tambah Erwin.
Hingga kini, Bea Cukai Sulbagtara juga terus mengedukasi masyarakat terkait penerimaan bea dan cukai barang impor.
Bea Cukai Sulbagtara meminta masyarakat sadar dan membayar pajak produk impor dengan benar.
"Kalau misal ingin menjual minuman yang mengandung alkohol tolong dibayar dengan benar cukainya dan biaya masuk serta biaya keluar," ujar Erwin.
Meski begitu, Erwin tak memungkiri masih ada beberapa pihak yang tidak sadar terkait pajak dan justru mencari untung.