Berita Sulut
Kisah Perawat di Sulut yang Terpapar Covid-19 hingga 2 Kali, Sempat Down Namun Bangkit Kembali
Tak hanya menyerang warga biasa, virus corona juga menjangkiti tenaga kesehatan (Nakes) sebagai garda terdepan melawan Covid-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pandemi virus corona (Covid-19) masih terus berlangsung di seluruh dunia, tak terkecualidi di Provinsi Sulawesi Utara.
Tak hanya menyerang warga biasa, virus corona juga menjangkiti tenaga kesehatan (Nakes) sebagai garda terdepan melawan Covid-19.
Salah satunya adalah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sam Ratulangi, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara yang bernama Cindy Clauddia Runtu (37).
Saat ini Cindy bekerja sebagai Perawat Ahli Muda di Ruang Mujair bagian Interna dan Bedah di RSUD DR Sam Ratulangi Tondano.
Cindy yang sudah bekerja sebagai perawat sejak tahun 2003 ini sudah dua kali terpapar Covid-19.
"Pertama kali positif itu sekitar 18 Mei 2020 karena ada kontak erat dengan pasien supsek Covid-19 yang sudah meninggal. Waktu itu petugas di ruangan kami harus melakukan swab PCR, dan saya hasilnya positif," kata Cindy ketika dihubungi Tribunmanado.co.id, Rabu (28/7/2021).
Saat terpapar, Cindy bekerja sebagai perawat di Ruang Interna.
Ketika pertama kali tahu dirinya terpapar, Cindy menangis.
Ia langsung menghubungi suami dan orangtuanya terkait kondisi dirinya.
Saat itu Cyndi dan beberapa temannya sesama nakes yang positif langsung dikarantina di rumah susun (Rusun) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa di Tondano.
"Respon keluarga saat itu yang pasti terkejut karena saya orang pertama di desa kami yang terkonfirmasi positif. Tapi keluarga tetap menguatkan," ujar Cyndi.
Saat terkonfirmasi positif Covid-19 Cindy juga pernah dirawat di ruang isolasi Covid-19 RSUD Sam Ratulangi Tondano.
Cindy diisolasi selama kurang lebih dua bulan, yaitu pada 18 Mei-14 Juli 2020.
"Ada saat di mana merasa down, tapi kemudian saya juga bertemu dengan orang-orang terkonfirmasi positif Covid-19 lainnya dan saling menguatkan satu sama lain," imbuh Cindy.
Cindy juga pernah terguncang secara psikologis karena selama empat kali hasil swab PCR-nya terus positif.
Meski begitu, berkat keluarga, sahabat, dan kenalan yang menguatkan Cindy bisa melewati semuanya.
Sebagai perawat, Cindy mengaku tetap merasa takut terpapar lagi.
Apalagi pada Desember 2020 ia terpapar Covid-19 untuk yang kedua kalinya.
"Menjadi perawat adalah cita-cita saya sejak kecil. Terpapar penyakit sudah menjadi resiko sebagai seorang Nakes. Tetap bersyukur dan menjalani profesi ini dengan sukacita," ucap Cindy.
Bagi masyarakat yang sedang terpapar, Cindy meminta agar tetap tenang dan berdoa.
Cindy juga mengimbau masyarakat agar mengonsumsi makanan yang bergizi, rajin berolahraga, rajin berjemur, dan tetap patuhi protokol kesehatan.
"Yang terpenting tetap berpikir positif agar imun tubuh naik. Percayalah segala sesuatu terjadi atas seizin Tuhan. Di dalam doa kita akan menemukan kekuatan dari Tuhan," pungkas Cyndi.
Agar terhindar dari Covid-19, Cindy mengimbau agar masyarakat mengikuti vaksinasi.
"Vaksin memang bukan obat, tapi dengan vaksin kita bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Jika terpapar pun, setidaknya kita tidak mengalami sakit parah," ujar Cindy.
Dengan mengikuti vaksinasi, berarti kita juga menyayangi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita. (tribunmanado.co.id/Isvara Savitri)
• Terungkap Sumbangan Rp 2 Triliun Akidi Tio Diungkapkan Menantunya, Begini Asal-usul Uang Tersebut
• Kisah John Sung, Dokter Kimia yang Pilih jadi Penginjil, Setia Melayani Tuhan Meski Alami Sakit
• Sandra Moniaga: Sumber Karbohidrat Itu Bukan Hanya Nasi