Tips Sehat
Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Penyebab dan Gejala TBC
TBC sangat menular dengan airborne infection dengan kata lain penularan bisa melalui udara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - TBC merupakan salah satu penyakit yang mematikan.
Bahkan penyakit ini menempati urutan pertama sebagai penyakit paling mematikan menurut WHO.
Indonesia sendiri menduduki urutan ketiga jumlah kasus TBC terbanyak setelah India dan China.
TBC sejatinya adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru.
Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Penyebab Infeksi Saluran Kandung Kemih, Kenali Tanda-tandanya
Lantas, bagaimana proses penularan penyakit ini? Apa saja gejala TBC yang patut diwaspadai?
Selain memerlukan pengobatan jangka panjang minimal 6 bulan.
TBC sangat menular dengan airborne infection dengan kata lain penularan bisa melalui udara.
Karena melalui udara sehingga akan dengan mudah dalam penularan.
Penyakit ini tidak serta merta langsung menunjukkan gejala.

Bahkan seseorang pengidap TBC ada yang tidak bergejala, biasa disebut dengan kuman dorman atau kuman tidur (TBC laten).
Penyebab dari TBC adalah kuman Mycobacterium tuberculosis, sebetulnya bisa menyerang seluruh organ manusia.
Tapi 70% menyerang paru-paru, karena penyebarannya melalui udara.
Uniknya dari penyakit ini dikatakan sebagai infeksi spesifik.
Seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki bisa terserang kuman tersebut, tapi obatnya tetap sama.
30% kuman penyebab TBC menyerang di luar paru-paru.
Bisa di otak, ginjal, perut, usus, mata, kulit, kelenjar, bahkan pada alat reproduksi.
Kuman penyebab TBC bisa melayang diudara, sehingga penghirup akan lebih mudah terinfeksi.
Selain penyebaran melalui udara, bisa juga melalui kontak fisik.
Gejala dari TBC yaitu:

- Batuk lebih dari 2 minggu
- Tidak nafsu makan
- Berat badan menurun
- Panas dingin
- Berkeringat dimalam hari
- Batuk darah
- Nyeri dada
Kita harus mengantisipasi jika dikeluarga terdapat pengidap TBC
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Lampung News Video, bersama dengan Dr. Pad Dilangga , Sp.P. Rabu (2/12/2020)
Proses infeksi dan penularan TBC
Melansir American Lung Association, TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Udara menjadi media penyebaran kuman TBC, di mana bakteri dapat menyebar saat penderita batuk, bersin, tertawa, ataupun berbicara.
Sebenarnya perlu waktu cukup lama bagi seseorang untuk bisa terinfeksi TBC.
Artinya, Anda harus menghabiskan waktu yang lama (beberapa jam) dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi untuk bisa tertular.
Misalnya, infeksi TBC biasanya menyebar di antara anggota keluarga yang tinggal serumah atau antarteman kantor yang setiap hari bertemu.
Sangat kecil kemungkinan bagi Anda untuk terinfeksi dengan hanya duduk sebentar di samping orang yang terinfeksi, misalnya di bus atau kereta api.
Pada kebanyakan orang sehat, sistem kekebalan tubuh mampu menghancurkan bakteri penyebab TBC.
Tapi dalam beberapa kasus lain, bakteri dapat menginfeksi tubuh meski tidak menimbulkan gejala apapun (TB laten) atau infeksi mulai menimbulkan gejala dalam beberapa minggu, bulan atau bahkan tahun (TB aktif).
Hingga 10 persen orang dengan TB laten pada akhirnya mengembangkan TB aktif beberapa tahun setelah infeksi awal.
Ini biasanya terjadi dalam satu atau dua tahun pertama infeksi atau ketika sistem kekebalan tubuh melemah.
Misalnya, jika seseorang harus menjalani pengobatan kemoterapi untuk kanker.
Ketika seseorang terkena penyakit TBC aktif, itu berarti bakteri TBC berkembang biak dan menyerang paru-paru atau bagian tubuh lain, termasuk kelenjar getah bening, tulang, ginjal, otak, tulang belakang bahkan kulit.
Dari paru-paru, bakteri TBC dapat berpindah melalui darah atau sistem limfatik ke berbagai bagian tubuh.
Sebenarnya, siapa saja bisa terkena TBC.
Namun, ada kelompok orang yang dinilai memiliki risiko lebih besar untuk terjangkit TBC, yakni:
- Masyarakat yang tinggal, berasal dari, atau pernah menghabiskan waktu di negara atau daerah dengan tingkat TBC yang tinggi
- Mempunyai riwayat kontak dekat yang lama dengan seseorang yang terinfeksi TBC
- Tinggal di daerah padat penduduk
- Memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes, HIV
- Menjalani perawatan yang melemahkan sistem kekebalan, seperti kemoterapi atau agen biologis
- Orang yang menerima perawatan tertentu untuk gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis atau penyakit Crohn
- Kelompok usia sangat muda atau sangat tua, mengingat sistem kekebalan mereka cenderung lebih lemah daripada orang dewasa yang sehat
- Dalam kesehatan yang buruk akibat menerapkan gaya hidup tidak sehat, termasuk memiliki masalah lain, seperti penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol, atau tunawisma
- Orang yang bekerja atau tinggal di fasilitas yang menampung orang-orang berisiko tinggi seperti rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, fasilitas pemasyarakatan, panti jompo dan panti jompo untuk orang dengan HIV
Pada kondisi TBC laten, penderita mengalami infeksi TBC, tetapi bakteri tetap berada di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.
TBC laten juga sering disebut juga sebagai TBC tidak aktif atau infeksi TBC tidak menular.
Namun, perlu diwaspadai, TBC laten bisa berubah menjadi TBC aktif, jadi pengobatan penting untuk orang dengan TBC laten dan untuk membantu mengendalikan penyebaran TBC.
Berita terkait informasi kesehatan
Artikel ini telah tayang di Tribunhealth.com dengan judul Simak Penyebab dan Gejala TBC yang Sering Diabaikan, https://health.tribunnews.com/2021/05/20/simak-penyebab-dan-gejala-tbc-yang-sering-diabaikan?page=all.