Sandiaga Uno
Ketika Sandiaga Uno di Tribun Manado: Minum Kopi, Berbagi Pantun dan Strategis Pengembangan Wisata
Menparekraf RI Sandiaga Salahudin Uno berkunjung ke Tribun Manado, Jumat 5 Maret 2021,seusai meninjau pembangunan Bandara Sam Ratulangi.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahudin Uno berkunjung ke Tribun Manado, Jumat (05/03/2021).
Usai meninjau pembangunan Bandara Sam Ratulangi Manado, Pelaku UMKM dan memastikan protokol CHSE di sektor pariwisata di Manado, Sandi bersilaturahmi ke Tribun Manado.
Sebelum bicara panjang tentang pengembangan pariwisata, Sandi menyempatkan menikmati suguhan kopi Kotamobagu.

"Tanpa gula ya, ini pas waktunya," kata Sandi.
Selanjutnya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tak lupa berbagi pantun. Empat buah pantun karyanya dibagikan kepada keluarga besar Tribun Manado.
Empat pantun itu dipersembahkan khusus untuk Tribun Manado.
Katanya, pantun harus dilestarikan. Apalagi, pantun baru saja diakui UNESCO sebagai warisan dunia tak benda.
"Kita harus membiasakan berpantun. If you dont use it, you lose it. Jika kita tidak pakai, akan hilang," jelasnya.
Sandi yang didampingi para deputi, direktur dan sekretaris di Kemenpar, Sandi mengatakan, kehadirannya di Manado dalam rangka memastikan pembangunan sektor pariwisata di Sulut terus berjalan
"Ini memang pandemi masih berlangsung tapi kita tetap berkomitmen membangun dunia pariwisata. Harapannya, setelah pandemi berakhir, pariwisata bisa dikebut," ujarnya.
Katanya, setahun terakhir masyarakat bersedih dan prihatin karena pandemi Covid-19.
"Saya ingin menghadirkan harapan dan motivasi kepada masyarakat di Sulut," jelasnya.
Menteri bilang, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulut berkontribusi hingga 20 persen. Sektor ini bisa menjadi harapan untuk bangkit dari keterpurukan
"Saya ingin menebar harapan dan optimisme dan motivasi bagi kita," katanya
Dalam talkshow, Pasiar Jo ke Sulut, Sandi mengungkapkan model baru pengembangan pariwisata. Di antaranya green zone dan free Covid-19 corridor seperti di Bali.
"Di Sulut juga bisa dibuka. Tadi saya dengar dari GM Bandara Samrat, daerah ini tempat transit naker asing dari pusat pertambangan. Nah itu bagus juga," jelasnya.
Sandi bilang, produk-produk ekonomi kreatif di Sulut harus didorong untuk memanfaatkan e-commerce dan digitalisasi.
Terakhir, bagaimana pariwisata dan ekonomi kreatif bisa melibatkan masyarakat.
Salah satu model pengembangan pemberdayaan masyarakat itu dalam bentuk Desa Wisata.
Total ada 244 Desa Wisata di Indonesia yang pengembangannya di bawah Kemenparekraf RI.
Kemenparekraf sendiri memilih tujuh desa di Sulut sebagai Desa Wisata. Di antaranya, Marinsow, Wineru, Pulisan yang semuanya di Likupang, Minut.
Desa Wisata lainnya ialah Bunaken, Tongkaina, Bahoi, Sawangan dan Bukaka.
"Desa wisata ini bisa membuka lapangan kerja dan mendorong ekonomi rakyat," jelasnya.
Khusus Likupang, Sandi memastikan pemerintah serius membangun kawasan ekonomi khusus pariwisata itu.
"Likupang ini satu dari lima destinasi super prioritas dan ini kita tidak main-main," katanya
"Target kita, desa-desa itu kita bimbing, pandu sehingga bisa berkembang dari desa rintisan menjadi desa mandiri di sektor pariwisata," jelas dia.
GM Bisnis Tribun Manado Risdianto Tunandi menyampaikan terima kasih atas kehadiran sang menteri.
"Kami bangga dan berbahagia atas kehadiran Pak Menteri Pariwisata," jelas Risdianto saat memberi presentasi tentang Tribun Manado.
Kehadiran Sandiaga Uno dan rombongan disambut jajaran Manajemen Tribun Manado Pemred Tribun Manado Jumadi Mappanganro, Koordinator Liputan M Choiruman, Manajer Digital Aldi Ponge, Manajer Produksi Lodi Tombeg, Manajer Iklan Hendrik Sumenda dan Manajer Percetakan Fariz Pamikiran.
Direktur Tribun EO Gunawan Samiadji juga hadir.
• Aturan Aneh, Pakaian Dalam Pelajar SMP di Jepang Harus Berwarna Putih, Guru Siap Mengecek
• Daftar Pengurus Partai Demokrat Baru Versi Kongres Luar Biasa
• Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow Terima Kunker Ketua DPRD Sulut, Bahas Soal Dana Desa