Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

AS Berhenti Dukung Kampanye Militer Arab Saudi di Yaman, Bagaimana Dampaknya?

Amerika Serikat putuskan tidak lagi mendukung kampanye militer Arab Saudi di Yaman. Lalu bagaimana dampaknya?

Editor: Isvara Savitri
(Reuters/Al Arabiya)
Pemerintah Arab Saudi mengerahkan pasukan daratnya ke perbatasan dengan Yaman, sementara operasi serangan udara untuk mengusir pemberontak Houthi terus berlangsung. 

"Itu mungkin dibaca AS bahwa Arab Saudi memendam potensi konflik dari dalam, sehingga ingin melepaskan diri," ujarnya.

Presiden AS Terpilih Joe Biden
Presiden AS Terpilih Joe Biden (Tribunnews)

Tak hanya itu, kebijakan ini juga memunculkan kemungkinan bahwa AS akan menjalin hubungan dengan Iran, meski wacana itu sudah ada sejak era Barack Obama.

"Karena upaya menyudutkan Iran itu kan tidak berhasil, Iran tetap bisa survive. Embargo sejak 1979 itu juga seperti tidak ada pengaruh negatifnya bagi Iran, sehingga ya lebih baik menjalin hubungan," kata Titik.

"Kalau dalam Hubungan Internasional itu kan ada istilah if you can't beat your enemy, better you join your enemy, jadi kemungkinan seperti itu. Tentu saja ini membuat Saudi tidak tenang," tambahnya.

50 Universitas Terbaik di Indonesia Versi Webometrics Rank 2021, Cek Daftarnya

Vaksin AstraZeneca Dianggap Kurang Ampuh Hadapi Varian Covid-19 Afrika Selatan, Mengapa?

Titik awal rekonsiliasi

Terlepas dari itu, Titik berharap bahwa dihentikannya dukungan AS ini menjadi titik awal bagi rekonsiliasi antara Arab Saudi dengan Houthi Yaman.

Sebab, intervensi asing selama ini justru merusak hubungan internasional di Timur Tengah.

Menurutnya, konflik Arab Saudi-Iran atau Sunni-Syiah ini memang diinginkan oleh Barat untuk menguasai kawasan tersebut.

Pasukan pemberontak di Yaman
Pasukan pemberontak di Yaman (aljazeera.com)

"Pikiran orang Barat kan adu domba adalah cara menguasai. Padahal para pemikir Arab itu punya ide sendiri bagaimana mengelola wilayah mereka, ide mereka ya seperti Soekarno itu, 'berdiri di atas kaki sendiri'. Tapi itu tidak disukai oleh Barat," tuturnya.

Hal ini berdasarkan pengalaman Lebanon pada 1980-an yang perlahan dapat menyelesaikan perang saudara pasca-hengkangnya AS, Perancis, dan Israel.

China Kirimkan Tank Tipe 15 ke Perbatasan dengan India, Apa Alasannya?

Kabar Baik Bagi Pecinta Kopi, Kopi Hitam Memiliki Banyak Manfaat Bagi Tubuh, Apa Saja?

Dengan kondisi negara yang bertolak belakang, Titik menyebut Arab Saudi dan Yaman sebenarnya saling bergantung satu sama lain.

"Saudi kan kaya, sedangkan Yaman itu negara miskin, sehingga Saudi butuh tenaga kerja dari Yaman dan Yaman butuh pekerjaan dari Saudi. Merka itu saling bergantung," pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menyoal Kebijakan Baru AS untuk Arab Saudi, Apa Dampaknya?.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved