Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News Analysis

Sulut Ekspor Bunga, Peluang Baru di Tengah Pandemi Covid-19

Terbuka kesempatan dan peluang besar bagi petani bunga untuk meraup penghasilan dari bisnis tanaman ini yang sudah menembus pasar internasional.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Istimewa
Ekonom Unima, Dr Robert Winerungan MSi. 

Oleh: Dr Robert Winerungan (Ekonom Unima, Sekretaris ISEI Cabang Sulut)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dampak pandemi Covid-19 ternyata bisa tercipta bisnis baru yakni bisnis tanaman hias.

Bunga dan tanaman hias lainnya sangat diminati di mancanegara.

Ini artinya, terbuka kesempatan dan peluang besar bagi petani bunga untuk meraup penghasilan dari bisnis tanaman ini yang sudah menembus pasar internasional.

Masa pandemi Covid-19 membuat banyak orang kehilangan pekerjaan karena kebijakan social distancing.

Orang yang yang kehilangan pekerjaan atau mungkin yang tertarik dan pecinta tanaman bunga mendekatkan diri pada hobinya untuk menanam bunga.

Mungkin pada awalnya iseng, sekedar menyalurkan hobi dan mengisi waktu luang akhirnya menjadi kesempatan bisnis.

Ekspor tanaman bunga ini bisa bernilai besar karena didukung oleh banyaknya jenis tanaman hias yang tumbuh subur di Sulut.

Potensi ekspor tanaman bunga ini akan meningkatkan ekspor yang pasti akan menjadi potensi bisnis di masa yang akan datang.

Dan bisa saja jika jika tanaman bunga ini makin prospektif  bukan tidak mungkin akan banyak investor tertarik pada bisnis ini.(ndo)

Baca juga: BMKG Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Minggu, 24 Januari 2021: Hujan Lebat Disertai Angin di 21 Wilayah

Baca juga: Jangan Makan Jenis Makanan Ini Jika Anda Alami Asam Lambung

Baca juga: Simak Ramalan Zodiak Hari Ini: Sagitarius Butuh Kepercayaan, Capricorn Perlu Komunikasi Yang Baik

Bunga Asal Sulut Diekspor ke 5 Negara

Bunga hidup asal Sulut akhirnya bisa diekspor ke sejumlah negara.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian mencatat, Sulut punya komoditas ekspor baru, yakni tanaman hias di tahun 2020.

Dimulai sejak bulan September 2020,ekspor tanaman hias yang didominasi jenis Alocasia dan Anthurium asal Sulut telah menembus 5 Negara.

Kepala Karantina Manado Donni Muksydayan menjelaskan, selama empat bulan terakhir tercatat total ada 540 batang tanaman hias yang diekspor.

"Negara tujuannya Amerika Serikat, Hongkong, Thailand, Vietnam dan Singapura dengan total nilai ekonomi mencapai Rp.185,2 juta,” ujar Donni, Jumat (22/01/2021).

Katanya, di tengah sulitnya kondisi ekonomi akibat pandemi Covid 19, ekspor bunga dan tanaman hias ini menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat Sulut dalam mendulang rupiah.

Bunga Asal Sulut Diekspor ke 5 Negara
Bunga Asal Sulut Diekspor ke 5 Negara (Istimewa)

“Melalui pemeriksaan karantina in-line inspection,

kami membantu para petani Sulut dalam memberikan jaminan  tanaman hias yang diekspor dalam kondisi sehat dan telah memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor,” ungkapnya.

Memasuki tahun 2021 belum genap satu bulan, Karantina Pertanian Manado telah memfasilitasi 8 kali sertifikasi ekspor tanaman hias tujuan Amerika Serikat dan Thailand.

“Totalnya 157 batang tanaman hias dengan jenis bunga Alocasia, Pilodenron, Florida ghost mint, dan melano dengan total nilainya mencapai  Rp 60 juta," kata Donni.

Sasar Pasar Jepang

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan sejalan dengan arah program Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian dalam tiga tahun ke depan,

seluruh jajaran kementerian Pertanian  bersama pemerintah daerah diminta melakukan pendampingan, memfasilitasi dan menggali ragam komoditas yang dapat menjadi komoditas ekspor.

Sejalan dengan arahan tersebut, kedepannya Donni berharap potensi ekspor tanaman hias Sulut dapat lebih dikembangkan mengingat Sulut selama ini dikenal sebagai sentra bunga.

Menurut Donni, pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan penjajakan tahap awal agar bunga Krisan Tomohon dapat diekspor ke Jepang.

“Tahun ini (2021) Karantina Pertanian Manado bersama Pemerintah Daerah Tomohon menargetkan bunga Krisan Tomohon juga dapat masuk pasar Jepang. Sudah ada permintaan 10.000 stek bunga krisan dari Jepang,” katanya.

Secara produksi, menurut Donni, umumnya petani krisan Tomohon dapat menghasilkan 200 ribu pohon perbulannya sehingga tidak akan ada masalah untuk memenuhi permintaan jumlah volume.

Katanya, pihaknya masih menunggu persyaratan khusus apa yang dipersyaratkan agar Krisan Tomohon dapat masuk ke pasar Jepang.

"Karantina Pertanian Manado akan senantiasa mengawal dan mendampingi para petani tanaman hias Tomohon agar cita-cita ini dapat segera terealisasi, jelas Donni.

Donni juga menambahkan bahwa tanaman hias asal Sulut yang mulai 'go internasional' juga  digemari pasar dalam negeri.

Hal tersebut terlihat dari frekuensi lalu lintas pengiriman domestik tanaman hias di Bandara Samratulangi Manado yang cukup banyak.

Berdasarkan sistem data perkarantinaan IQFAST,  sepanjang tahun 2020 Karantina Pertanian Manado telah menerbitkan 4.194 sertifikat domestik tanaman hias.

Bunga yang dilalulintaskan masuk dan keluar manado ini didominasi oleh Aglonema, Mawar, Anggrek, Alocasia, Crisan dan aneka bibit tanaman hias. (ndo)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved