Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Torang Kanal

Hadapi Cuaca Ekstrem, Relawan Cantik Shinta Saloewa Rotinsulu Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Tingginya curah hujan mengundang perhatian dari salah satu relawan bencana alam bernama Shinta Saloewa Rotinsulu

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Shinta Saloewa Rotinsulu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Tingginya curah hujan yang mengguyur hampir seluruh wilayah Sulawesi Utara (Sulut)

mengundang perhatian dari salah satu relawan bencana alam bernama Shinta Saloewa Rotinsulu.

Anak kedua dari dari dua bersaudara  mengatakan, cuaca buruk bisa menimbulkan bencana kapan saja.

Apalagi jika lokasi rumahnya memang diketahui/disadari rawan bencana.

Baca juga: Bahu Luar Jalan Tol Manado-Bitung Alami Longsor, Ini Penjelasan PT JMB

Baca juga: Kasus Covid-19 di Minut Nyaris Tembus 1.000 Kasus

Baca juga: Gadis Cantik Inri Alica Horman Prihatin Bencana yang Terjadi di Manado

Baca juga: Cegah Bencana, Gadis Cantik Manado Aprilia Solerang Ini Ajak Jaga Kelestarian Alam

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem

seperti persiapkan dokumen penting, baju seadanya, P3K dan obat penting (jika menderita sakit), juga makanan siap saji seperlunya dalam satu tas yang bisa langsung dibawa jika terjadi bencana tiba-tiba.

“Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, jangan ke luar rumah untuk mencegah hal buruk lainnya.

Dan jika berada di dekat lokasi yang telah tertimpa bencana, jangan berkerumun, terlebih di masa pandemi.

Baca juga: BPBD Minahasa Keluarkan Imbauan Dalam Mengantisipasi Terjadinya Bencana Alam

Baca juga: Perebutan Puncak Klasemen Liga Inggris Liverpool vs Manchester United, Begini Prediksi Berbatov

Karena pengalaman di lokasi bencana ngajarin saya, berkerumun tanpa niat membantu alias cuma menuntaskan penasaran,

hanya akan menyusahkan tim evakuasi, dan memungkinkan bertambahnya korban baru jika tidak waspada,” katanya.

Pemilik akun Instagram @shintasaloewa ini juga memberi masukan kepada pemerintah untuk menyiagakan segala fasilitas tanggap bencana.

Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Calon Pengantin Wanita Ini Tewas Terjepit Lift di Tempat Kerja

Baca juga: Ini Titik Rawan Bencana di Minahasa Utara

“Sebenarnya bencana alam ini memang bukan baru sekali dua kali, seharusnya alat prasarana, dan petugas terlatih evakuasi harus lebih tersedia dan standby,

karena seringnya korban meninggal karena telat evakuasi (terlepas dari konsep ajal).

Di Jawa, ada beberapa organisasi tim penyelamat seperti contohnya Tagana yang membantu SAR dan aparat (polisi tentara) untuk proses evakuasi dan penanganan pasca bencana.

Jadi, masyarakat yang awam evakuasi bisa dikoordinasi oleh orang-orang yang paham prosesnya, jadi lebih hemat waktu, tenaga, dan tentunya tingkat keberhasilan evakuasi lebih tinggi,” pungkasnya.

Baca juga: Ngeri! Suara Tangisan Misterius dari Laut, Saat Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya Air, Ini Videonya

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved