Hari Guru Nasional 2020
Heinz Pearly Wokas : Guru dan Perubahan
Di tengah situasi pandemi, apakah program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak yang dicanangkan lalu masih ada harapan?
SABTU lalu saya menghadiri sesi terakhir dari satu seri webinar yang telah dilaksanakan hampir 3 bulan terakhir.
Di salah satu slide presentasi, pemateri menampilkan sebuah kartun dengan kalimat-kalimat berikut:
“Who wants change?”
“Who wants to change?”
Digambarkan di kartun tersebut, ketika seorang orator mengajukan pertanyaan pertama, semua yang hadir langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi.
Namun, ketika pertanyaan kedua ditanyakan, semua tangan yang teracung kemudian langsung diturunkan.
Saat saya sedang menyiapkan tulisan ini, saya iseng mencari kembali kartun tersebut di internet dan menemukan versi lanjutan (extended version) dari kartun yang saya sebutkan di atas.
Ternyata ada satu pertanyaan lagi yang ditanyakan oleh orator tersebut:
“Who wants to lead the change?”
Sangat mengejutkan karena semua yang tadinya mengangkat tangan tinggi-tinggi ketika pertanyaan pertama ditanyakan, sekarang bukan hanya tangan mereka diturunkan, tapi mereka juga menghilang.
Tidak ada satu pun yang tertarik memimpin perubahan atau menjadi bagian dari perubahan yang diinginkan.
Tahun 2020 telah memberikan kita banyak kejutan. Jika Anda adalah guru yang terbiasa menyiapkan Professional Growth Plan atau rencana pertumbuhan profesional di tiap akhir tahun, saya yakin hampir tidak ada yang menuliskan tujuan berikut di Desember 2019 yang lalu: “Mampu mengembangkan program pembelajaran yang bermakna di tengah pandemi.”
Berkaca dari perayaan Hari Guru Nasional 2019 yang lalu, saya yakin banyak dari kita yang terinspirasi dengan pidato Menteri Pendidikan, Nadiem Anwar Makarim, yang mencanangkan program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak.
Pidato tersebut sepertinya memberikan secercah harapan akan perjalanan pendidikan di negara kita yang selama ini sudah banyak dikritik, namun para pemangku kepentingan sepertinya terjebak dalam kondisi yang membuat mereka terkesan tidak bisa berbuat apa-apa.
Setahun setelah pidato tersebut, dan ditambah dengan situasi pandemi yang masih berkepanjangan, mungkin banyak dari kita pelaku pendidikan kemudian bertanya-tanya, apakah program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak yang dicanangkan lalu, masih ada harapan?