Tajuk Tamu Tribun Manado
Misteri Kata ‘Terima Kasih’ dalam Bahasa ne Makatana Minahasa
Kata terima kasih asli Minahasa masih bisa dilacak dalam kalimat ini: SESE KO TOLE A NAI, makairangenokan.
Oleh:
Stefi Rengkuan
Anggota Presidium Iska
Wakil Bendahara PIKG
Anggota Pengurus Pusat Ikal STFSP
SALAH satu hal "un puuna ne Mahasa, tahlous wendu, wo sinaput wo kinakelewan wo rimbengbeng" (JGF Riedel) adalah misteri kata "TERIMA KASIH" yang seolah tidak ada dalam konsep berbudaya lebih khusus berbahasa Minahasa.
Apakah terungkap dengan "tarumakase laker"? Ada yang bilang lebih pas "makapulu sama", ada yang lain?
Sepertinya pengaruh Melayu dan Sansekerta lebih menonjol daripada bahasa aslinya?
"Tamber wangko", "makapulu leos"? Lebe asli stow kang.
Bagaimana tou Minahasa?
Apapun itu, jangan-jangan ini salah satu hasil pengamatan Riedel Jr di atas tentang "asal mula orang Minahasa yang berbeban, terbungkus, tertutup, dan gelap" itu. Etnograf kelahiran Minahasa, anak seorang pendeta asal Belanda yang bernama JF Riedel yang berkarya di Tondano Minahasa.
Apakah benar memang leluhur Minahasa tak mengenal konsep etik terima kasih dalam interaksi kehidupan sehari-hari secara horisontal dan vertikal?
Kita mendapat bantuan dan jawabannya antara lain dengan pakai pendekatan terbaru, dari perspektif monosilabel menurut Weliam H Boseke yang menyimpulkan bahwa bahasa Minahasa adalah bahasa Han sendiri karena memang leluhur Minahasa berasal dari sana sejak abad ketiga Masehi, yakni penyingkiran bocah-bocah istana dari perang tiga negara, dengan pengawasan veteran perang dan para pengikutnya.
Kita tahu banyak yang belum paham tentang pendekatan baru ini tapi menurut peneliti dan ahli etnomusikologi (antropologi khusus) banyak temuan bahasa Minahasa yang berhenti di istilah "dolong" dan bahkan hilang alias tak bisa dijelaskan lagi oleh ahli bahasa dan tua-tua adat.
Tapi ternyata bisa dijelaskan dari pendekatan ini, bahkan sudah mencapai seribuan kata dan fonem pembandingan ditemukan kesamaan Minahasa dan Han. (Bedakan bahasa Han kuno dengan Mandarin sekarang yang sudah lebih modern sejak revolusi kebudayaan 1950an!).
Menurut Weliam H Boseke, kata terima kasih asli Minahasa masih bisa dilacak dalam kalimat ini: SESE KO TOLE A NAI, makairangenokan = Berterima kasihlah, hai bocah, jangan beking malo.
Tetapi karena perkembangan dan pengaruh bahasa luar, maka tinggal kata singkat saja dan sudah menjadi lain bahkan tabobale alias terbalik. Sese = beking malo, atau hal yang memalukan.
Ini baru satu contoh saja. Jangan anggap sudah benar kalau cuma satu.
Ya masih pro kontra, tapi contoh semacam ini bukan saja 200 contoh, tapi sudah hampir ribuan contoh persamaan dan kemiripan atau keterhubungan yang dibuat oleh WHB terkait bahasa Minahasa berasal dari bahasa Han.
Dan ini bisa orang dengarkan dan baca, bisa dilafalkan sendiri, walau memang perlu pemahaman tertentu tentang bunyi-bunyi monosilabel (4 bunyi) dan cara pingyin atau wade-giles yang merupakan cara transliterasi atau alih aksara Han ke Latin. Diduga bahasa Minahasa Han monosilabel ini berubah menjadi berformat multisilabel baru sejak zaman kolonial di negeri Minahasa sejak bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang berbasis huruf Latin multisilabel menjadi bahasa pengantar lisan dan tulisan di sekolah-sekolah.
Bagaimana pun juga, ini adalah temuan besar yang perlu dipelajari lebih mendalam dan diteliti lebih lanjut... Karena memang sangat faktual fenomenologis, dan biasanya susah dibantah kalau tak ada bukti sebaliknya lebih meyakinkan dengan temuan lain.
Jelas pengetahuan lama tentang bahasa dan budaya leluhur Minahasa hanya akses dan rujukan pembanding tapi tidak bisa selalu mesti jadi pegangan mutlak lagi kalau sudah ada yang baru.
Hanya butuh logika sederhana untuk memahami temuan ini, yakni pahami dulu temuan yang tertuang dalam buku Leluhur Minahasa dan Penguasa Dinasti Han (Pohon Cahaya, Yogyakarta, 2018).
Makapulu sama,
Tarumakase laker,
Tamber wangko,
Xie xie. (*)
Baca juga: Sosok Presiden Soekarno, Dagestan, Makam Imam Bukhari dan Khabib Nurmagomedov
Baca juga: Jika Tidak Ada Halangan, Pemenang Pilpres AS Diumumkan Malam Ini Juga
Baca juga: Bagaimana Dampaknya Pilpres AS Trump Vs Biden Terhadap Bisnis Tambang Indonesia?