Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu

Mengorek Kontraksi Ekonomi, Menepis Resesi

Pandemi Covid19 tidak hanya mengoyak sektor kesehatan, namun merontokkan juga sendi perekonomian bangsa.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor:
kompas.com
Ilustrasi 

Infokom tumbuh signifikan disebabkan pemberlakuan WFH dan SFH. Kegiatan WFH dan SFH membutuhkan pulsa data karena semua dilakukan secara online seperti meeting online, sekolah online, kuliah online, ibadah online, dan silahturahmi online saat Hari Raya Idul Fitri.

Hal yang menarik dari lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan adalah masih tumbuhnya pertanian, kehutanan dan perikanan.

Kenapa menarik? karena pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Sulawesi Utara yaitu sebesar 22,21 persen dan tetap tumbuh positif.

Lapangan usaha ini juga sudah teruji pada krisis moneter tahun 1998 -1999 dahulu. Lapangan usaha ini tetap tumbuh walaupun di tengah krisis, bahkan Sulawesi Utara pada waktu itu beruntung karena memiliki potensi perkebunan yaitu cengkih.

Harga komoditi cengkih yang naik signifikan menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Perkebunan ini mampu menopang ekonomi masyarakat di tengah krisis pada saat itu.

Kontraksi Pada Pendekatan Pengeluaran

Kontraksi pada PDRB lapangan usaha menyajikan perekonomian dari sisi produksi (supply), agar sisi produksi bergairah perlu menggerakkan juga perekonomian di sisi penggunaan (use).

PDRB menurut pengeluaran merupakan penyajian ekonomi makro dari sisi penggunaan atau permintaan. Ekonomi makro Sulawesi Utara triwulan 2 mengalami kontraksi di semua komponen.

Komponen terbesar yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebesar 6,28 persen.

Penyebab anjloknya konsumsi rumah tangga di Sulawesi Utara adalah turunnya pendapatan masyarakat baik yang bekerja di sektor formal maupun informal.

Pendapatan yang turun disebabkan oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dirumahkan sementara, penurunan pendapatan tambahan berupa THR bagi ASN maupun karyawan swasta, penurunan keuntungan pengusaha, dan masih banyak lagi.

Kondisi ini akan mengakibatkan merosotnya daya beli masyarakat.

Pengeluaran pemerintah pun mengalami kontraksi akibat rendahnya realisasi belanja baik belanja pegawai dan belanja barang. Penurunan realisasi belanja pegawai dikarenakan besaran THR yang diterima lebih kecil dari pada tahun lalu, jumlah penerima THR pun turun, penurunan realisasi belanja barang (operasional dan non operasional), belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan.

Begitu juga, Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) mengalami kontraksi. Hal ini sejalan dengan turunnya realiasi belanja modal pemerintah.

Kinerja ekspor pun mengalami penurunan. Penurunan disebabkan oleh turunnya ekspor jasa luar negeri seiring penurunan wisatawan mancanegara, turunnya eskpor barang antar provinsi dan penurunan ekspor barang luar negeri beberapa komoditi andalan Sulawesi Utara.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved