Berita Bitung
Warga Ngotot Pembangunan Jembatan Ranowulu Jalan Tol Digeser 200 Meter
embangunan jembatan Ranowulu untuk kepentingan jalan Tol Manado Bitung, yang melalui sumber mata air Aerujang Danowudu harus digeser 200 meter
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Pembangunan jembatan Ranowulu untuk kepentingan jalan Tol Manado Bitung, yang melalui sumber mata air Aerujang Danowudu harus digeser 200 meter.
Hal ini kembali dikumandangkan pemuka masyarakat ada Danowudu dan aliansi peduli airujang, saat menghadiri undangan sosialisasi terkait penjelasan teknis pembangunan jembatan Ranowulu (Sta 30-500) pada proyek jalan Tol Manado-Bitung,di ruang FJ Tumbelaka Kantor Gubernur Sulut, Kamis (11/6/2020).
Sosialisasi yang dipandu Praseno Hadi Asissten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Sulut dan dari pihak Balai Pelaksanaan jalan Nasional XV Manado.
"Jadi permintaan kami untuk geser 200 meter jembatan dari sumber mata air Aerujang Danowudu jelas, bahkan sudah ada pernyataan Manteri PUPR Basuki Hadimuljono pada hari Minggu 1 Meret 2020. Setelah beliau melihat langsung di mata air Aerujang disampaikan proyek tol harus di geser ke Selatan," kata Neltje Tengker dari Pemuka Masyarakat Adat Danowudu, Kamis (11/6/).
• Tingkat Kepatuhan Masyarakat Jadi Penentu Penurunan Kurva Epidemiologi di Sulut
Dia dan pihak yang berjuang agar, pembangunan jembatan Ranowulu di sumber mata Air Aerujang Danowudu yang terletak di Kelurahan Girian Permai Kecamatan Girian dan perbatasan Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung, digeser namun nyatanya dalam sosialisasi itu diterima informasi perubahan yang dilakukan hanya memperpanjang jarak pilar jembatan.
Hal ini menurut para pejuang malah mendatangkan masalah yang baru. Pihaknya juga mempersoalkan penelitian struktur tanah di tempat tersebut karena kuat dugaan para peneliti tidak langsung turun ke lapangan.
"Saya mencurigai hasil ini hasil yang sudah digunakan di tempat lain dan disalin jembatan ini," tuturnya
Menanggapi pernyataan Neltje itu, Prof Fabian Manopo, akademisi Unsrat yang membuat kajian teknis pembangunan tol di mata air Aerujang mengatakan, jika dirinya yang menyusun kajian teknis namun untuk turun lapangan dilakukan oleh tim.
• Jembatan Ambruk dan Hanyut Terseret Arus Sungai Bone di Gorontalo, Ini Videonya
"Ada tim yang bekerja di lapangan mengumpulkan data nanti saya yang kelola," kata Fabian.
Fabian juga mengaku hanya mengerjakan apa yang diminta Balai Jalan.
"Namun sebenarnya pada prinsipnya jika saya secara pribadi menolak pembangunannya karena ada dampak dari pembangunannya," katanya.
Terpantau ikut di hadiri Wali kota Bitung Max J Lomban yang diwakili Frangky Ladi Asissten I, Kapolres Bitung AKBP FX Winardi Prabowo, Kapolsek Ranowulu Iptu Wayan Budiartha, Camat Ranowulu, Lurah Pinokalan dan Pemuka Masyarakat Adat Aer Ujang serta undangan lainnya.
• Presiden Xi Jinping Yakinkan Kelompok Muslim China dengan Program Kemakmuran Bersama Beijing
Seperti diwartakan 1 Meret 2020 Menteri PUPR Basuki menyampaikan penejasalan yang sempat direkam Tribunmanado.co.id, dia menyebut bahwa basic ilmunya adalah geologi.
Terkait pembangunan jalan tol Manado Bitung di lokasi sumber mata air Aerujang Danowudu, ada sumber air yang dipotong topografi.
Kalau topografinya lurus, air tidak akan keluar.