Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Tidak Karantina, Warga Ini Nekat Kumandangkan Azan Ternyata Pasien Positif Virus Corona

Kabarnya ada seorang warga Dukuh Gebung, Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berinisial S, tidak tertib jalani karantina.

Editor: Glendi Manengal
hiraan.com
Ilustrasi azan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya ada seorang warga Dukuh Gebung, Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berinisial S, tidak tertib menjalani karantina mandiri.

Padahal masih menunggu hasil swab tenggorokan, S masih saja menjadi muazin dan mengumandangkan azan di masjid.

Ternyata belakangan, S diketahui positif Covid-19.

Jusuf Kalla: Momen Kebangkitan Nasional untuk Lawan Covid-19 Dibutuhkan Semangat Persatuan

Perusahaan China Diberi Sanksi AS dan Melarang Lakukan Bisnis dengan Perusahaan Tiongkok

Tantang Provokasi China, Kapal Induk AS Theodore Roosevelt Siap Berlayar Pekan Depan

"S masih adzan di masjid kurang lebih tiga kali. Setelah itu saya dapat laporan saya tegur".

"Intinya tetap karantina 14 hari di rumah sampai hasil swab keluar," ungkap Koordinator Lapangan SAR Poldes Cabang Sidoharjo, Alfyan Rendi Prasetya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/5/2020).

Usai hasil tes swabnya menunjukkan positif, petugas Dinas Kesehatan langsung melacak siapa saja yang berkontak dengan S.

Muadzin lain reaktif rapid test

Orang-orang yang dinilai berpotensi tertular dari S kemudian mengikuti rapid test.

 Salah satunya ialah Suyatno (56) yang juga merupakan muazin di masjid setempat.

Dikhawatirkan Suyatno tertular Covid-19 dari mikrofon yang pernah dipakai S saat mengumandangkan azan.

Hasil rapid test Suyatno pun menunjukkan reaktif.

"Setelah dilakukan tes swab hasilnya keluar dinyatakan negatif. Dan sekarang sedang menjalani karantina mandiri," katanya.

Setelah kejadian tersebut, kini warga di kampung tersebut mulai mengurangi kegiatan di luar rumah.

"Warga yang hasil rapid testnya reaktif bahwasanya keluarga semua dikarantina 14 hari di rumah masing-masing.

Kebutuhan makanan dibantu masyarakat. Jadi, masyarakat gotong royong dipercayakan kepada Poldes untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari dan diberikan kepada warga yang karantina mandiri," ujar Rendi.

 Terkait klaster Gowa

Kasus Covid-19 di desa tersebut masih berkaitan dengan klaster Ijtima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan.

Awalnya S bersama mertuanya, C, sama-sama mengikuti kegiatan Ijtima Ulama Dunia tersebut.

Yang pertama mengalami gejala ialah sang mertua. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dan menjalani tes swab.

Saat mertua dibawa ke rumah sakit, S adalah orang yang mengantarkannya.

"C (mertua) dibawa ke rumah sakit di Sragen diantarkan sama S. Setelah 12 hari di RSUD Sragen dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo.

Tiga hari swab-nya keluar, C (mertua) hasilnya positif corona," ujar dia.

Dari pengembangan kasus C, ada 35 orang yang menjalani rapid test.

Ada dua yang menunjukkan hasil reaktif, yakni S dan orang lain yang juga menantu C.

Setelah dites swab, S dinyatakan positif Covid-19.

China Marah AS Harus Tanggung Konsekuensinya, Mike Pompeo Beri Selamat Kepada Presiden Taiwan

Produk dari China Tak Mau Dibeli Konsumen AS Sebaliknya Tiongkok Ogah Beli Produk Made in USA

Pendeta di Kamerun Pernah Klaim Bisa Sembuhkan Pasien Virus Corona, Kini Meninggal Karena Covid-19

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nekat Kumandangkan Azan Saat Harus Karantina, Muazin Rupanya Positif Corona, Ini Akibatnya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved