Mutiara Ramadan
Menjadi Hamba Bertakwa
Menjadi orang bertakwa sejatinya merupakan proses menjadi hamba pemenang
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Charles Komaling
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS az-Zumar [39]: 18-19)
Keempat, surga itu disiapkan untuk merindukan berkumpulnya hamba-hamba bertakwa. Karena itu, hamba bertakwa selalu responsif, bersegera memohon ampunan Allah (QS. Ali Imran [3]: 133).
Sedemikian indahnya narasi balasan kenikmatan bagi hamba bertakwa di akhirat kelak, Allah memastikan bahwa "Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka.
Sesungguhnya sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam (di waktu sahur) mereka memohon ampun kepada Allah." (QS adz-Dzariyat [51]: 15-18).
Ramadan hampir mendekati akhir. Belum tentu, tahun depan kita mendapatkan kesempatan "memperbaiki diri" menjadi hamba bertakwa.
Karena itu, kita harus berusaha untuk menjadikan takwa itu sebagai bekal terbaik, modal dan investasi terbaik, sekaligus sebagai "pakaian harian" kita (QS al-Baqarah [2]: 197; al-A'raf [7]: 26).
Nabi Saw berpesan, bertakwalah kepada Allah, di manapun dan kapan pun. Tindaklanjutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu menjadi penghapus keburukan.
Dan berinteraksilah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik." (HR Muslim).
Dengan demikian, menjadi hamba takwa itu harus menempuh jalan kebaikan, ketaatan dan kedekatan diri dengan Allah SWT. (*)
Oleh: Muhbib Abdul Wahab, Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta