Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tips dan Trik

Tips Ampuh agar Tidak Stres Saat Lakukan Karantina di Situasi Pandemi Virus Corona

Kecemasan akan sebaran virus yang belum mereda, serta derasnya arus informasi bisa berdampak buruk pada kesehatan mental masyarakat.

(Shutterstock)
Ilustrasi karantina 

Melansir dari Business Insider, herd imunity adalah saat sebagian besar presentase populasi kebal terhadap patogen sehingga penularan tidak terjadi secara luas.

Misalnya untuk membatasi penyebaran campak, para ahli memperkirakan bahwa 93 persen hingga 95 persen populasi harus kebal.

Campak dianggap lebih menular dibanding virus corona jenis baru di mana ahli memperkirakan 40 persen hingga 70 persen populasi perlu kebal untuk menghentikan penyebaran yang cepat.

Kekebalan kelompok dapat dicapai dengan vaksin dan bisa didapat secara alami setelah orang yang terinfeksi pulih dan kemudian menjadi kebal.

“Jika seseorang dengan campak dikelilingi oleh orang-orang yang divaksinasi campak, penyakit itu tidak mudah ditularkan kepada siapapun dan penyakit itu, akan segera hilang lagi,” ujar organisasi The Vaccine Project Sains di Universitas Oxford yang mencontohkan konsep herd imunity menggunakan analogi orang yang terinfeksi campak sebagaimana dikutip dari Independent.

“Ini disebut 'kekebalan kelompok', 'kekebalan komunitas' atau 'perlindungan kawanan', dan ini memberikan perlindungan kepada orang-orang yang rentan seperti bayi baru lahir, orang tua dan mereka yang terlalu sakit untuk divaksinasi,” lanjutnya.

Power Ranger Merah Tiba-tiba Muncul dan Semprot Cairan Disinfektan, Warga Beri Apresiasi

Risiko besar

Banyak kekhawatiran para ahli tentang konsep herd immunity jika itu diterapkan sebagai strategi penanganan wabah.

Salah satu alasannya, saat ini tidak diketahui dengan pasti apakah ada orang yang dapat terinfeksi ulang oleh virus corona SARS-Cov-2 atau tidak.

"Satu-satunya cara aman kita agar bisa mendapatkan kekebalan kelompok terhadap virus ini adalah vaksin," ujar Natalie Dean, Biostatistician di University of Florida yang berspesialisasi dalam epidemiologi penyakit menular sebagaimana diutip dari Business Insider.

Mengutip dari ScienceFocus, Sir Pattrick Vallance dalam keterangannya mengatakan butuh sekitar 60 persen populasi untuk terinfeksi agar herd immunity bisa terjadi.

Padahal, WHO menyebutkan bahwa angka kematian karena Covid-19 diperkirakan sekitar 3,4 persen.

Maka jika 60 persen populasi terinfeksi misal dari sekitar 40 juta orang, itu berati akan ada ratusan ribu kematian.

Sementara itu, Lawrence Gostin, Direktur Intitut O’Neill untuk Hukum Kesehatan Nasional dan Global di Pusat Hukum Universitas Georgetown di Washington mengatakan, membiarkan ada begitu banyak infeksi di suatu negara agar ada Herd Immunity yang terbentuk adalah suatu bencana.

"Ini tentu saja bukan strategi, dan sebagai hasilnya, itu bukan yang sangat menguntungkan. Tujuannya sekarang, saya pikir, bukan untuk menghentikannya, tidak hanya membiarkannya berjalan, tetapi untuk benar-benar memperlambatnya melalui sosial distance yang sangat agresif," ucapnya sebagaimana dikutip dari SCMP.

Sifat virus

Dr. Jeremy Rossman Dosen Senior Kehormatan Bidang Virologi di Universitas Kent mengatakan, ada beberapa hal yang akan mempengaruhi virus corona baru di masa depan nanti yang saat ini belum diketahui.

Menurut Jeremy yang pertama belum diketahui apakah virus corona akan menjadi penyakit musim layaknya flu atau cukup konstan sepanjang tahun.

Kedua adalah belum diketahui berapa banyak mutasi virus yang terjadi seiring waktu.

Virus penyebab flu selama ini terus bermutasi sehingga orang butuh vaksinasi tahunan untuk melindungi jenis yang paling umum tahun itu.

“Coronavirus mungkin bermutasi pada tingkat yang lebih lambat,” kata Rossman dilansir dari Science Focus.

“Tetapi jika terus beredar, maka kita akan melihat perubahan. Pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan perubahan itu: mereka dapat membuat virus lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan tubuh kita, misalnya, atau lebih mudah ditularkan” ujarnya.

Selain itu saat ini tidak diketahui berapa lama mereka yang terinfeksi akan kebal.

Anggota Satgas TMMD 107 Gelar Komsos Bersama Warga Desa Mataindo

Beberapa jenis virus corona lain yang menyebabkan flu biasa, hanya memberikan kekebalan selama sekitar tiga bulan.

"Ada bukti untuk kekebalan jangka pendek (setelah mengontrak Covid-19)," kata Rossman.

"Tapi kami hanya belum memiliki data untuk mengetahui apakah itu memberikan kekebalan jangka panjang." Lanjutnya.

Dia memperkirakan untuk membangun herd immunity seseorang perlu kebal terhadap virus corona selama setidaknya satu atau dua tahun.

Sehingga menurutnya, harapan terbaik adalah vaksin yang banyak diperkirakan baru akan ada sekitar satu tahun lagi.

Lantas apa yang harus dilakukan?

Rossman mengatakan, tindakan yang dapat diambil adalah menjaga masyarakat mendapatkan informasi, terus menguji orang dan mengurangi penyebaran dengan mengurangi kontak sosial.

"China adalah contoh yang bagus: virus tidak menciptakan kekebalan kelompok, tetapi mereka telah berhasil menahan wabah dan menghentikan kasus-kasus baru menyebar di seluruh populasi," ujarnya.

“Jika kita bisa melakukannya di sana, kita bisa melakukannya di seluruh dunia. Ini akan sulit, tetapi saya pikir itu mungkin," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beberapa Tips agar Tidak Stres Saat Pandemi Virus Corona

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved