Tips dan Trik
Tips Ampuh agar Tidak Stres Saat Lakukan Karantina di Situasi Pandemi Virus Corona
Kecemasan akan sebaran virus yang belum mereda, serta derasnya arus informasi bisa berdampak buruk pada kesehatan mental masyarakat.
Namun, tak adanya sensor di media sosial justru bisa menjadi bumerang bagi seseorang.
"Sebulan yang lalu saya mengklik tagar dan melihat semua sampah konspirasi yang tak terverifikasi. Itu membuat saya sangat cemas dan sangat putus asa," kata Alison, seorang pria dari Manchester, dilansir dari BBC.
Untuk itu, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah membisukan kata-kata tertentu di media sosial Twitter yang memicu kecemasan, berhenti mengikuti akun provokatif, atau bahkan menonaktifkan akun.
Selain itu, membisukan grup WhatsApp serta menyembunyikan pos dan umpan di media sosial juga bisa dilakukan jika hal itu dirasa terlalu berlebihan.
• Selain Jahe, Beberapa Jenis Makanan Berikut Bisa Menjadi Pilihan untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Tetap Terhubung dan Menyibukkan Diri
Masa karantina yang mencegah seseorang untuk melakukan pertemuan dengan keluarga atau kolega mungkin akan membuat seseorang merasa bosan.
Agar tetap terhubung dengan orang lain, Anda bisa melakukan panggilan video bersama melalui sejumlah aplikasi.
"Setujui waktu check-in secara teratur dan usahakan agar tetap terhubung dengan orang-orang di sekitar Anda," kata Juru Bicara Badan Amal Kesehatan Mental Mind Rose Weatherley.
Selain itu, menjaga agar tetap sibuk juga penting bagi orang dewasa dan anak-anak di rumah.
Weatheley menyarankan agar melakukan keseimbangan antara rutinisas dan memastikan setiap hari memiliki variasi baru.
• Upaya Menstabilkan Nilai Tukar Rupiah, BI Gelontorkan Hampir Rp 300 Triliun
Mengenal Herd Immunity
Setidaknya, hingga hari ini Senin (23/03/2020) ada sebanyak 339.712 kasus positif terkonfirmasi di dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 14.704 orang dan yang dinyatakan sembuh adalah sebanyak 99.016 menurut data dari Worldometers.
Di tengah merebaknya virus corona, muncul sebuah istilah yang ramai diperbincangkan yakni Herd Immunity atau kekebalan kelompok.
Istilah ini menjadi pembicaraan publik usai Perdana Menteri Inggris Boris Johnson didampingi Petugas Kepala Medis Chris Whitty mengatakan bahwa sekitar 40 juta warga Inggris harus tertular virus itu.
Johnson juga mengusulkan isolasi rumah untuk kasus-kasus yang dicurigai, tetapi pembatasan besar-besaran terhadap masyarakat tidak dilakukan.