WNI Eks ISIS
WNI Eks ISIS Mengemis Minta Pulang, ISIS Tak Seperti Dulu Meski Terima Uang Rp 41 Miliar Setiap Hari
Pukulan pada 2017 adalah saat ISIS harus kehilangan ibu kota de facto-nya, Raqqa di Suriah Utara dan kota bersejarahnya, Mosul, di Irak Utara.
Meski telah dipukul dengan ketiga peristiwa besar, para anggota ISIS bagaikan lebah yang dihancurkan sarangnya: terbang ke segala penjuru membawa sengat.
Menurut Lina Khatib, ISIS akan mengikuti jejak al-Qaeda setelah Osama bin Laden dibunuh.
Akan terbentuk franchises al-Qaeda di berbagai tempat, negara dan masing-masing menentukan prioritasnya sendiri-sendiri.
Oleh sebab itu, ide melakukan serangan balasan, dalam berbagai bentuk, cara dan kekuatan masih ada.
Apalagi, menurut perkiraan Pentagon, dua wilayah kedua negara itu—Suriah dan Irak—ISIS meski sudah hancur-hancuran masih memiliki kekuatan antara 14.000 hinggga 18.000 anggota, yang 3.000 orang di antaranya adalah petarung asing (The Christian Science Monitor, 28 Oktober 2019), termasuk dari Indonesia.
The International Center for the Study of Radicalisation_ (ICSR) di King’s College London memperkirakan bahwa 41.480 orang--termasuk 4.761 wanita dan 4.640 anak-anak--dari 80 negara berafiliasi dengan ISIS.
Beberapa tewas karena yakin akan ide-ide mereka. Yang lain berubah pikiran dan berhasil pulang untuk menghadapi keadilan.
Orang asing yang bertahan sampai akhir, sampai ISIS berhasil dibabat adalah pendukung ISIS yang paling bersemangat.
Anak-anak di bawah umur dari luar Suiah dan Irak, menurut para peneliti, "memiliki komitmen ideologis dan keterampilan praktis untuk menimbulkan potensi ancaman saat kembali ke negara asal mereka" (The Christian Science Monitor, 26 April 2019).
• Akhirnya Hari Ini Pulang, Boeing dan Hercules Angkut 237 WNI Dari Natuna ke Jakarta
Sumber: Intisari.Grid