Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

WNI Eks ISIS

WNI Eks ISIS Mengemis Minta Pulang, ISIS Tak Seperti Dulu Meski Terima Uang Rp 41 Miliar Setiap Hari

Pukulan pada 2017 adalah saat ISIS harus kehilangan ibu kota de facto-nya, Raqqa di Suriah Utara dan kota bersejarahnya, Mosul, di Irak Utara.

Editor: Frandi Piring
BBC
Penampakan WNI eks ISIS di kamp pengungsi Al-Hol, Suriah Timur. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Keberadaan ISIS kini diperbincangkan publik karena adanya ratusan anggota WNI memilih keluar dan ingin pulang ke Indonesia.

Gerakan ekstremis internasional dengan tujuan membangun kekhalifahan global dikenal dengan ISIS telah terpukul lagi untuk ketiga kalinya.

Tercatat dalam sejarah, sebelum kematian pemimpin ISIS yang mengklaim dirinya sebagai Khalifah Ibrahim, Abu Bakr al-Baghdadi pada 27 Oktober 2019 silam, dua pukulan lain terjadi pada tahun 2017 dan 2018.

Pukulan pada 2017 adalah saat ISIS harus kehilangan ibu kota de facto-nya, Raqqa di Suriah Utara dan kota bersejarahnya, Mosul, di Irak Utara.

Dengan ketiga kekalahan ini, daerah kekuasaan mereka satu per satu lepas dari genggaman, dan cita-cita ISIS untuk membangun kekhalifahan global pun hancur.

Tentang kekhalifahan global ini diuraikan oleh Dr KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden Indonesia dalam “Seminar Nasional Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil’alamin”, 9 Agustus 2014 silam.

Ma’ruf Amin, menyatakan, para ulama dan pemimpin Islam banyak yang tidak setuju dengan cita-cita pendirian kekhalifahan Islam secara global.

Pemerintah Buka Opsi Pulangkan Anak-anak WNI Eks ISIS dan Teroris Lintas Batas
Pemerintah Buka Opsi Pulangkan Anak-anak WNI Eks ISIS dan Teroris Lintas Batas (Istimewa)

Karena menurut mereka cita-cita tersebut saat ini tidaklah realistis dan juga tidak ada justifikasinya dalam ajaran Islam.

Saat ini umat Islam berada di setiap negara yang berbeda, yang masing-masing Negara mempunyai sejarah dan kebijakannya sendiri terkait umat Islam.

Bahkan banyak dari para ulama dan pemimpin Islam yang secara sadar melakukan ijtihad untuk memperkuat negaranya masing-masing, seperti umat Islam di Indonesia.

Kini masyarakat diresahkan dengan permintaan WNI eks-ISIS yang memintah dipulangkan ke Indonesia, sedangkan Presiden Jokowi sendiri tidak mengabulkan permintaan tersebut.

Dilansir dari South China Morning Post, Indonesia telah memutuskan tidak memulangkan 689 warga yang telah bergabung dengan ISIS.

Repatriasi para WNI eks-ISIS membawa ancaman serangan teroris di Indonesia, sesuatu yang merupakan isu panas dalam sejarah bangsa Indonesia.

Semenjak kematian Abu Bakr al-Baghdadi oleh tentara Amerika, militan dari berbagai belahan dunia telah berada di kamp konsentrasi di Suriah bersama keluarga mereka.

Anggota ISIS
Anggota ISIS (NET)

Nasir Abas, mantan pemimpin Jemaah Islamiah (JI), kelompok yang berhubungan dengan al-Qaeda, mengatakan, "aku tidak setuju dengan repatriasi karena mantan eks-ISIS membawa virus menyerang ideologi Indonesia yang sangat berbahaya jika mereka masuk ke Indonesia."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved