Tajuk Tamu Tribun Manado
Obesitas dan Kebijakan Kota Sehat
Obesitas adalah salah satu pemicu hampir sebagian besar penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyakit katastrofik di seluruh dunia.
Oleh:
Adi Tucunan
Akademisi FKM Unsrat
Pemerhati Masalah Kebijakan Kesehatan dan Sosial
TRIBUNMANADO.CO.ID - DATA Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menempatkan Sulawesi Utara sebagai daerah dengan angka obesitas paling tinggi di Indonesia, sebesar 30,2 persen, dengan Indonesia berada di 10 besar peringkat dunia dengan angka obesitas.
Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat obesitas adalah salah satu pemicu hampir sebagian besar penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyakit katastrofik di seluruh dunia.
Kekhawatiran akan semakin bertambah beratnya beban negara jika masyarakatnya mengalami obesitas, harus segera disikapi dengan bijak oleh pemerintah baik nasional maupun daerah melalui sebuah kebijakan yang benar-benar produktif untuk mengeliminasi persoalan ini.
Obesitas menurut WHO
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang berlebihan dan abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas bagi orang dewasa adalah jika indeks massa tubuh (IMT) lebih atau sama dengan 30.
Di seluruh dunia obesitas hampir mencapai tiga kali lipat sejak tahun 1975. Di tahun 2016, lebih dari 650 juta orang menderita obesitas, yang berarti ada sekitar 13 persen dari total orang dewasa di dunia menderita obesitas.
• Sungadi Alami Obesitas dan Berbobot 140 Kilogram, Tak Sekolah hingga Bekerja Jadi Buruh Bangunan
Penyebab dari obesitas adalah ketidakseimbangan energi antara konsumsi kalori dan kalori yang dikeluarkan. Obesitas disebabkan oleh asupan makanan yang tinggi energi yang mengandung banyak lemak; aktivitas fisik yang sangat kurang karena sedentary lifestyle; perubahan model transportasi serta meningkatnya urbanisasi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), perubahan dalam aktivitas fisik dan pola makan seringkali disebabkan karena perubahan lingkungan hidup dan masyarakat yang dihubungkan dengan pembangunan dan kurangnya kebijakan pendukung dalam berbagai sektor seperti kesehatan, pertanian, transportasi, perencanaan kota, lingkungan hidup, proses pembuatan, distribusi, pemasaran makanan serta pendidikan.
Meningkatnya IMT seseorang menjadi faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular antara lain kardiovaskuler (terutama penyakit jantung dan stroke), yang menjadi penyebab utama kematian; diabetes; gangguan muskuloskeletal (penyakit persendian) dan menjadi penyebab kanker.