Tajuk Tamu Tribun Manado
Kota Sehat Versus Kota Sakit
Lebih memilih mendapat retribusi pajak dari iklan rokok dibanding pro kepada kota sehat adalah suatu kelumpuhan berpikir yang tidak bisa diterima
Oleh:
Adi Tucunan
* Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
BEBERAPA waktu lalu Kota Manado sempat mendapat predikat kota terkotor di antara kota-kota di Indonesia.
Predikat ini bukan tanpa alasan dan mengada-ada, tapi secara terang benderang melalui pengamatan lingkungan yang ada, kualitas hidup manusianya, sanitasi dan higiene serta akses pada pelayanan kesehatan, memperlihatkan sangat minimnya suatu gambaran kota sehat.
Sebaliknya ada begitu banyak persoalan kota yang tidak dibereskan oleh Pemerintah untuk benar-benar menciptakan suatu kota yang sehat bagi warganya.
Menurut WHO, ‘healthy city’ atau kota sehat itu merupakan upaya terus-menerus menciptakan dan meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dan memperluas sumber daya manusianya, yang memampukan warganya bersama-sama saling mendukung satu sama lain dalam menjalankan semua fungsi kehidupan mengembangkan potensi maksimal mereka.
Artinya, untuk menuju suatu kota sehat diperlukan upaya terintegrasi dalam berbagai sektor dan melibatkan pemerintah, swasta maupun masyarakat, bukan hanya di level pemerintah sendiri.
Kota sehat itu tidak tergantung sama sekali pada infrastruktur kesehatan, tetapi pada komitmen untuk meningkatkan lingkungan kota dan keinginan untuk menghubungkan semua kebutuhan secara politik, ekonomi dan sosial.
Kita tidak akan pernah bisa menuju sebuah kota sehat jika secara politis pemerintah tidak punya keinginan kuat untuk mendukungnya dengan regulasi yang diperketat dan dijalankan secara terbuka sehingga memaksa masyarakat untuk terlibat aktif di dalamnya.
Sebagai contoh, pemerintah tidak boleh hanya mengeluarkan perda tentang sampah, tanpa memperketat dan mengeksekusi semua kelalaian yang disebabkan oleh warganya dengan membuang sampah sembarangan.
Baca: Manado Sulit Raih Kota Sehat, Ini Penjelasan Wali Kota
Baca: Lolowang Hadiri Peningkatan Kapasitas Tim Pembina dan Forum Kota Sehat Tomohon Tahun 2019
Sangat aneh rasanya, jika ada perda yang terpajang di jalan-jalan lewat baliho tapi di pusat Kota Manado sebagai pusat perbelanjaan dan beberapa titik lainnya, masyarakat dibiarkan seenaknya seperti tersistematis, terus-menerus membuang sampah seenaknya tanpa ada tindakan apa-apa.
Pemerintah kota juga tidak benar-benar secara politis mendukung kota sehat dengan membiarkan begitu banyak reklame dan iklan tentang rokok di jalan-jalan, padahal salah satu unsur penilaian kota sehat adalah tidak adanya iklan rokok di ruang publik Kota Manado.
Lebih memilih mendapat retribusi pajak dari iklan rokok dibanding pro kepada kota sehat adalah suatu kelumpuhan berpikir yang tidak bisa diterima karena secara politis, pemerintah sebenarnya tidak punya legasi yang kuat untuk membangun kota ke depan.
Secara sosial, kota sehat berarti tempat berkumpul warga kota untuk menikmati kebersamaan dalam lingkungan yang sehat seperti hutan atau taman kota yang dipenuhi dengan lahan reboisasi dan konservasi hutan yang baik.
Manado hampir tidak memiliki sama sekali kondisi lingkungan seperti itu, sehingga tempat yang paling mendukung hanyalah mal-mal dan pusat perbelanjaan.
Itu bukanlah tempat menikmati aspek kesehatan yang baik, karena hanya dalam ruang ber-AC yang bukan sumber alami udara segar untuk menjadikan warganya sehat.