Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harapan Seorang Guru untuk Nadiem Makarim

Menteri Nadiem, buat kami para guru berotak encer. Jangan suruh kami menjadi beo, tukang salin, tukang copy paste dan pendusta. Jika kami menjadi g

Editor: Sigit Sugiharto
Basuki
Basuki 

Jika kami menjadi guru yang literate, saya yakin, anak didik kami juga akan meneladani.

Sebaliknya, jika guru tidak pernah mempunyai waktu untuk membaca, apa yang bisa kami bagikan?

Kami akan mengulang-ulang hal yang sama.

Kami tidak mungkin bisa kreatif, inovatif apalagi demokratis.

Tepat sekali kritik W.S. Rendra lebih empat puluh tahun lalu dalam “Sajak Seonggok Jagung” dan “Sajak Anak Muda”.

Si Burung Merak ini mengatakan, murid-murid kita tidak kreatif, hanya terlatih menjadi pemakai bukan kreator karena: Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan / Bukan pertukaran pikiran / Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan / Dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Jika balik ditanyakan: Mengapa guru mengajarnya tidak bermutu?

Sudah kami jelaskan di atas, bagaimana kami bisa memberikan sajian bermutu pada anak-anak jika kami sendiri tak pernah mengkonsumsi makanan bergizi lantaran nirwaktu baca?

Bapak Menteri Nadiem pasti tahu, BJ Habibie hebat salah satunya juga karena membaca.

Mantan presiden kita yang tercatat memiliki 46 hak paten terutama di bidang aeronautika ini setiap hari menyediakan waktu baca 7,5 jam.

Bapak pendiri bangsa seperti: Soekarno, Sjahrir, Hatta, Tan Malaka, Cokroaminoto dan seabrek yang lain, pasti mereka adalah manusia-manusia pembaca hebat.

Mengingat begitu pentingnya aktivitas membaca, di hadapan para dokter di Gedung Museum Kebangkitan Nasional (STOVIA), Jakarta Pusat (29/7/2018), sampai-sampai Buya Syafii Maarif mengatakan, “Jika Anda mengeluh tidak punya waktu (membaca), ingatlah pesan Dokter Bahder Djohan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Natsir dan Wilopo ini selalu mendorong para cerdik cendikia untuk meluaskan wawasan dengan membaca. Curi waktu tidurmu untuk membaca!”

Saya yakin, Menteri Nadiem, sebagai seorang yang memiliki ororitas tertinggi di dunia pendidikan Indonesia, pasti berani membuat terobosan substansial.

Kurangi tugas-tugas administrasi yang tidak perlu untuk guru dan sebaliknya wajibkan guru untuk membaca.

Pak Menteri Nadiem percayalah, anak-anak kita bisa sehebat, sekreatif dan secerdas Bapak.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved