Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tajuk Tamu

Amas Mahmud: Masih Dapatkah Arus Balik Membalik Lagi?

Di kancah politik nasional pergerakan para elit kita yang begitu besar obsesinya menguasai Negara dan memperoleh kursi kekuasaan.

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Fransiska_Noel
ISTIMEWA
Amas Mahmud, Sekretaris DPD KNPI Manado 

Kita terlalu banyak mengadopsi budaya donor, yang memberi imbas pada terganggunya budaya lokal.

Ketahanan budaya menjadi perlu, sembari kita juga diingatkan berfikir inklusif.

Berpikiran terbuka bukan berarti melahap semua konsep dan diskursus dari sajian literature import, tapi membuat kita lebih matang serta tau memilih, memilah konsep mana yang tepat, sesuai dengan budaya kita.

Membaca synopsis buku Arus Balik karya Pram itu, saya seperti diberi kekuatan untuk belajar lagi menulis. Dengan tipikal dan metode penulisan yang ringan, mengalir, mudah dipahami pembaca Pram memberi rangsangan pada nalar kita. Usaha itu sedang saya lakukan sekarang (bertransformasi), walau saya menyadari adaptasi tidaklah mudah. Saya membutuhkan waktu cukup untuk ‘memodifikasi’,‘melengkapi’, ‘mengokohkan’, dan ‘menyesuaikan’ cara-cara saya menulis atau menguraikan pandangan.

Banyak inspirasi dari buku yang tebalnya kurang lebih 760-an halaman tersebut. Bahkan, saya menyimpulkan Pram sebagai ‘Tuhan Baru’ bagi saya.

Agresi budaya luar yang menarik mundur peradaban kita, relatif meninggalkan jejak. Hasilnya, kearifan lokal lambat laun mulai meredup. Terkikir dan bahkan berlahan hilang, kita tumbuh menjadi generasi yang kehilangan identitas. Menjadi bagian dari lost generation, dampaknya terjadi penurunan kualitas sumber daya manusia pada satu generasi.

Kerukunan sosial kita mulai renggang dengan adanya akulturasi budaya. Pemerintah pun tanpa sadar, memaksa rakyat agar ber3kir dan berperilaku terbuka atas nama perubahan serta kemajuan.

Tengok saja salah satu bagian penng yakni wacana Rektor Import, dimana pemerintah Indonesia sedang menyiapkan aturan bagi Rektor yang memimpin Universitas di Indonesia boleh orang Luar (WNA).

Disatu sisi, hal itu memicu kompetisi ditengah para akademisi, semua akademisi yang sesuai kualifikasi tertentu diberikan ruang dan peluang yang sama.

Lahirnya Generasi Serampangan

Tentu ada harapan arus balik akan membalik lagi, kita harus merebut kejayaan. Bila perubahan itu serius dijalankan pemerintah kita, dibarengi dengan dukungan rakyat sudah otomatis sukses besar menyertai.

Karena prinsip perubahan dan kemajuan itu sederhana minimal pemerintah punya political will, hentikan basa-basi, kemudian bekerja sungguh-sungguh dan bekerja yang benar. Arus balik membalik, tanpa lagi ada yang mampu membajaknya untuk menarik balik lagi ditengah proses ia membalik, jika seluruh energi rakyat disatukan.

Jangan memposisikan rakyat sebagai bagian yang pasif dalam pembangunan, berikan ruang kemuliaan, tempat istimewa bagi rakyat, karena kedaulatan itu milik rakyat secara utuh.

Kunci perubahan itu harus benar-benar pemerintah bersama rakyat.

Kini pemerintah mengajak rakyatnya pada rumah besar destinasi kerukunan dan kesejahteraan. Peta jalan sudah dibuatkan dengan mantap, banyak model dikorbankan untuk urusan itu, tapi selama perjalanan masih cukup banyak godaan dan rintangan ditengah-tengah perjalanan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved