Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Manado

Anggaran Rp 60 Miliar Tak Mampu Bersihkan Kota Manado Selama Warga Masih Buang Sampah Sembarang

Dengan dana yang besar, persoalan sampah yang tak tertangani maksimal menjadi pertanyaan. Broery pun menyinggung perilaku warga.

Tribun Manado
Petugas BPBD sedang menguras endapan sedimen tanah dan sampah plastik yang menyumbat drainase di Jalan Maesa, Kelurahan Malendeng, Rabu (14/11/2018). Pengerjaan drainase sepanjang satu kilometer lebih ini merupakan langkah untuk mencegah banjir menjelang musim hujan. 

Kata Wali Kota, pada 2019 pemkot berencana membeli lima unit insinerator melalui APBD Perubahan.

Selanjutnya, tahun depan akan dianggarkan lagi untuk memenuhi semua jumlah kecamatan di Manado.

Kata Wali Kota, insinerator itu menjadi solusi terbaik sambil menunggu selesainya pembangunan TPA Iloilo di Desa Wori yang merupakan program dari pemerintah provinsi.

"Insinerator yang digunakan juga tidak sembarangan, karena ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Jadi kami menggunakan insinerator yang direkomendasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup," bebernya.

Selain itu, Pemkot Manado juga akan menyiapkan insinerator khusus sampah medis.

"Kalau ada rumah sakit yang belum memiliki insinerator untuk patologi wajib untuk memproses pembakarannya di alat yang akan kami siapkan," ucapnya.

Baca: Gaji Petugas Sampah Belum Dibayar Dua Bulan, Sampah Pun Menumpuk, Ini Tanggapan Wawali

Baca: Sekolah Ini Ubah Mesin Cuci Bekas Jadi Tempat Sampah

Vicky Lumentut juga mengajak peran aktif masyarakat untuk mewujudkan Manado bersih dan sehat.

"Salah satu menekan volume sampah yang akan dibuang ke TPA selain melalui alat pembakaran sampah juga melalui pengelolaan sampah rumah tangga oleh masyarakat secara mandiri," kata dia.

67,78 Ha Daerah Kumuh di Sulut

Dari lokakarya Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), sedikitnya 392,91 haktare ditetapkan sebagai daerah kumuh di Provinsi Sulut.

Masalah daerah kumuh ini coba diatasi dengan program Kotaku.

Teddy Sulangi, Team Leader Program Kotaku Sulut, menyebut, total luasan kumuh yang harus ditangani di Sulawesi Utara berdasarkan surat keputusan wali kota atau bupati.

Sejak dihelat pada 2017 luasan daerah kumuh di Sulut terus menyusut.

"Melalui program Kotaku, hingga tahun 2018 luasan kumuh berkurang sebanyak 325,13 hektare," kata dia kepada tribunmanado.co.id, di sela Lokakarya di Hotel Aston Manado.

Baca: Kawasan Pecinan Kumuh, Vicky Lumentut Ajak Warga Hidupkan Pecinan

Baca: Bantuan Kawasan Kumuh, Untuk Kotobangon Rp 1 Milliar

Lanjut dia, hingga saat ini masih tersisa 67,78 hektare yang harus ditangani.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved