Paskibraka
TERKINI Fakta Baru Kematian Paskibra Aurellia, Sosok Pelatih hingga Keterlibatan Pemandi Jenazah?
"Pemandi jenazah yang kami mintai keterangan rumahnya berada di dekat kediaman Aurel," ucapnya.
Terakhir adalah, Aurel dan kawan-kawannya sesama Capaska diminta untuk berlari keliling lapangan sambil menggendong tas ransel berat yang berisi 3 kilogram pasir, 3 liter air mineral dan 600 mililiter teh manis.
"Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan tujuan apapun tidak dibenarkan. Kekerasan tidak diperkenankan juga meski dengan alasan untuk mendidik dan mendisiplinkan," tegasnya.
Bagi Retno, kekerasan fisik tidak ada hubungannya dengan ketahanan fisik.
"Jadi sulit dipahami akal sehat ketika pasukan pengibar bendera dilatih dengan pendekatan kekerasan dan bahkan dilatih ketahanan fisik dengan berlari membawa beban berat di punggungnya, apalagi anggota Paskibra tersebut semuanya masih usia anak," tegasnya.
Aurel Banggakan Sosok Ini Latih Paskibra Tangsel
Siapa sebetulnya pelatih Paskibra yang disenangi Paskibra Tangerang Selatan Aurellia Qurratu Aini? Kini sudah terungkap.
Mendadak tubuh gadis yang akrab disapa Aurel ini ambruk di rumahnya pada Kamis (1/8/2019) bakda Subuh dan meninggal di rumah sakit.
Malamnya, sang nenek merayakan ulang tahun dan semua anggota keluarga besar hadir termasuk Aurel, dara cantik sapaan akrab Aurellia.
Kematiannya disambut duka bukan hanya keluarga besar tapi juga Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangsel.
"Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujar Romi saat dijumpai WartaKotaLive.com di rumah duka di Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (1/8/2019) malam.
Aurel tercatat sebagai murid Kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangsel.
Aurel sosok yang diunggulkan selama pendidikan dan pelatihan Paskibraka Tangsel dan salah satu kandidat kuat pembawa baki pada upacara peringatan kemerdekaan saat 17 Agustus 2019.
"Saya sangat bersedih ketika mengetahui bahwa almarhum adalah anak yang aktif, ceria dan tidak pernah sakit selama mengikuti diklat Paskibraka," ucap Benyamin.
"Malah almarhum dijagokan oleh senior dan teman seangkatannya untuk membawa bendera kebanggaan rakyat Indonesia," ujar Benyamin.
Ia belum mengetahui penyebab Aurel meninggal.
"Tidak ada sebab sakit, almarhum meninggal husnul khotimah Insya Allah," doa wakil Airin Rachmi Diany ini.
Pucat Sejak Rabu Malam
Meninggalnya Aurel secara mendadak dirasa sangat janggal oleh pihak keluarga, seperti dituturkan Romi, paman Aurel.
Romi bercerita pada Rabu malam keluarga kumpul di rumah untuk merayakan ulang tahun nenek.
Wajah Aurel malam itu terlihat pucat. "Pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucap dia.
Tubuhnya pun tampak lemas. Aurel saat tak ceria seperti biasanya.
Aurel mengaku tak menyampaikan keluhan apa-apa kepada keluarganya. Malam itu Romi dan lainnya menganggap Aurelhanya lelah karena ikut paskibra.
Pagi Subuh keluarga panik mendapati Aurel ambruk. Menurut pihak rumah sakit Aurel sudah meninggal.
Kematian Aurel yang masih misteri mendorong pihak keluarga meminta Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga untuk mengusut kasus ini.
"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," beber Romi.
Romi meminta agar Pemkot Tangsel menindak dugaan kekerasan dialami Aurel, karena ada luka lebam di tubuhnya.
"Kalau tidak ditangani masalah ini, kami berencana melaporkan kepada pihak berwajib," kata Romi.
Baca: Mahfud MD Duga Enzo Sejak Awal tak Memenuhi Prasyarat Jadi Bagian dari TNI: Sebaiknya Diberhentikan
Baca: Menderita Skoliosis, Biaya Operasi Zefanya Tembus Rp 200 Juta, Ibunda : Kami tak Punya Uang
Baca: Buka-bukaan Kivlan Zein-Wiranto hingga Rumor Terbaru Kabinet Jokowi
Mengaku Dipukuli Senior
Setelah kematiannya, perlahan terungkap sejumlah fakta yang mengejutkan keluarga di balik aktivitas Aurel yang padat selama mengikuti paskibra.
Atarisa, yang terpaut dua tahun di bawahnya mulai bercerita tentang kakaknya, Aurel.
"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.
Selain Romi, Indra menangkap kejanggalan di balik kematian keponakannya, Aurel.
Terungkap selama menjalani latihan Paskibra, Aurel melewatinya dengan sangat keras. Hal itu Aurel ceritakan kepada keluarga.
"Di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin, yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal. Sehingga jari-jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.
Indra terperanjat dengan pengakuan Aurel. Baginya latihan tersebut tak lazim dengan kegiatan Paskibra selama ini.
"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," papar Indra.
Diary Merah Putih Saksi Bisu
Meninggalnya Aurel memiliki hubungan dengan buku Diay Merah Putih, tempat ia menuangkan segala pengalamannya di paskibra selama ini.
Diary Merah Putih menjadi saksi bisu sekaligus kenangan terakhir Aurel yang hancur dirobek oleh seniornya di Paskibra.
Di malam selesai mengikuti pesta ulang tahun sang nenek, Indra melihat Aurel sangat pucat dan tampak begitu lelah.
"Dia menulis di buku diary sampai jam satu dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu, karena yang lama punya dirobek oleh seniornya di Paskibra," ucap Indra.
Indra sempat membaca goresan tangan terakhir keponakannya di buku Diary Merah Putih.
Alasan Aurel menyebut judul buku Diary Merah Putih karena selama ini memang mencintai dunia Paskibra.
Keluarga besar Aurel hampir semuanya pernah terlibat dan menjadi anggota Paskibra. Begitu juga dengan ayah dan ibu Aurel.
"Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," papar Indra.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul: Pasibraka Aurellia Terkini - Polisi (Kasat Reskrim) Ungkap Fakta Baru Kematian Anggota Pasibraka