Tajuk Tamu Tribun Manado
Aplikasi Teknik Baru Pengepakan Ikan Mas Hidup untuk Distribusi dan Pemasaran
Telah dikembangkan suatu usaha pengangkutan ikan hidup tanpa media air yaitu dengan metode pemingsanan dengan menggunakan suhu rendah.
Selanjutnya penyusunan ikan dilakukan secara berlapis-lapis yaitu media, ikan, media dan seterusnya hingga lapisan teratasnya adalah media.
Baca: Arbonas Hutabarat: Agar PE Sulut Stabil, Kuncinya Diversifikasi Produk Turunan Kelapa dan Perikanan
Ketebalan lapisan media ini antara 2-3 cm. Agar suhu tetap stabil, ke sudut-sudut kotak penyimpanan ikan diisikan es.
Kotak penyimpanan ikan yang digunakan yaitu kotak stirofoam.
Untuk menyadarkan ikan mas setelah dipingsankan dapat dilakukan dengan cara mengembalikan ikan pada suhu habitatnya (25-27°C) dalam bak penampung serta diberi aerasi secukupnya.
Daya tahan ikan hidup yang dikemas dalam kondisi pingsan dipengaruhi oleh kondisi awal ikan, suhu pemingsanan, asal ikan, serta guncangan yang dapat menyebabkan tertindihnya ikan pada lapisan dasar dan dapat menyebabkan kematian selama transportasi.
Sebagai media pemingsanan digunakan suhu rendah 8°C, dan suhu rendah 8°C yang ditambahkan dengan 0,02 persen minyak cengkih.
Media penyimpanan yang digunakan adalah sekam padi. Serbuk gergaji tidak digunakan sebagai media penyimpanan karena mengandung bahan berbahaya bagi ikan.
Jumlah es batu yang digunakan dalam satu wadah penyimpan yaitu 1,8 kilogram.
Penyimpanan ikan dilakukan selama 8 jam dan diamati pada setiap 2 jam. Perlakuan lama penyimpanan ialah 0, 2, 4, 6, dan 8 jam, dan diulang sebanyak 2 kali.
Baca: Kepada Pengusaha Perikanan Sekda Bitung Beber Alasan Perangi Sampah Plastik
Baca: Wagub Steven: Sulut Harus Jadi Pusat Perikanan di Indonesia Timur
Penggunaaan minyak cengkeh 0,02 persen dengan lama penyimpanan 6 jam pada metode pemingsanan menghasilkan waktu penyadaran kembali yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan metode pemingsanan tanpa minyak cengkeh.
Hal ini disebabkan karena terdapatnya bahan aktif yang mengganggu sistem peredaran darah dalam tubuh ikan.
Dengan jumlah bahan aktif tertentu menyebabkan ikan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ke kondisi normal.
Eugenol sebagai zat aktif dalam minyak cengkih merupakan bahan antiseptik yang dapat melemahkan syaraf dan mengganggu sistem syaraf.
Dengan demikian metode pemingsanan dengan menggunakan suhu 8°C merupakan metode yang efektif untuk memingsankan ikan dengan lamanya penyimpanan mencapai 6 jam dibandingkan dengan metode pemingsanan menggunakan suhu 8°C + minyak cengkeh 0,02 persen.
Tingkat mortalitas ikan mas sampai 6 jam penyimpanan dengan metode pemingsanan menggunakan suhu 8°C sebesar 46,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat mortalitas ikan mas menggunakan suhu 8°C + minyak cengkeh 0,02 persen sebesar 75 persen.