Arbonas Hutabarat: Agar PE Sulut Stabil, Kuncinya Diversifikasi Produk Turunan Kelapa dan Perikanan
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulawesi Utara masih tergantung di konsumsi masyarakat
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat mengatakan Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulawesi Utara masih sangat bergantung pada konsumsi masyarakat.
Pola tersebut 'rentan' ketika terjadi inflasi dan gejolak pasar. Menurutnya, agar PE yang selama ini bagus bisa dipertahankan ialah mendorong investasi dan diversifikasi produk andalan ekspor.
"Kita jangan bergantung pada konsumsi masyarakat. Harus didorong investasi dan industri ekstraksi," ujar Arbonas sebagaimana risalah FGD Perdagangan Lintas Batas Disperindag Sulut, Jumat pekan lalu ke Tribun Manado.
Kata Arbonas, pemerintah bertugas memfasilitasi dan mendorong pembangunan investasi untuk pabrik pengolahan komoditas.
Baca: Tahun Politik, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Sulut di Kisaran 6, 2 Persen
Pasalnya, produk ekspor Sulawesi Utara masih sangat primer dan belum terdiversifikasi.
Misalnya, produk olahan kelapa baru sebatas kopra, CCO (Crude Coconut Oil/minyak kelapa mentah) dan tepung kelapa. Begitu pula ikan, selama ini yang diekspor ikan mentah dan ikan kaleng saja.
"Agar ekspor beragam, kita dorong hilirisasi produk. Pemerintah perlu meningkatkan investasi pabrik pengolahan komoditas," ujar Arbonas.
Katanya, produk olahan kelapa bisa mencapai 200 macam. Misalnya di Sulawesi Utara bisa memproduksi sendiri minimal 20-25 persen saja itu sudah bagus.
Demikian juga produk perikanan. Pabrik pengolahan ikan harus didorong meningkatkan jenis produknya. Demikian pula UMKM.
"Bagaimana bentuk derivatifnya dikebut sehingga harga jualnya meningkat, produk beragam mendorong volume ekspor. PE pasti naik," ujarnya.
Katanya lagi, biasanya daerah yang industrinya beragam, angka ekspor pasti tinggi.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara, Jenny Karouw mengakui, produk ekspor masih monoton.
Baca: Ulasan Gubernur Olly Dondokambey Mengenai Ekonomi Sulut 2019
"Tugas kita bagaimana jangan mendorong agar yang diekspor beragam. Misalnya diekspor minyak goreng bukan kopra. Bagaimana ada industry pengolahan kelapa. Selain itu bagaimana semua bagian kelapa bisa dimanfaatkan," kata Jenny.
target ekspor nasional meningkat 7 sekian persen tahun ini.
Tahun lalu, meskipun ekspor nasional naik 6,8 persen tapi defisit 8,5 persen dari sisi volume.