Rubrik Opini
Ulasan Pileg DPR RI dan DPRD Provinsi Dapil Sulut
penulis hanya mau mengulas hasil pileg 2019, khususnya untuk DPR RI dapil Sulut dan DPRD Sulut dapil Manado yang dianggap sebagai dapil paling keras
Pasang Baliho pada Februari 2019
Anehnya, ada caleg yang baru memasang balihonya pada awal Februaru 2019 seperti Deasy Roring, caleg partai Demokrat untuk DPRD Sulut. Sedangkan Jantje Wowiling Sajow (JWS), caleg DPR RI dari PDIP baru memasang APK miliknya di Manado pada pertengahan hingga menjelang akhir Februari. Baliho yang dimuncculkannya berbentuk kecil. Artinya lebih kecil dari baliho milik caleg-caleg lain,
Entah mengapa pemasangannya tidak dilakukan pada awal Januari yang merupakan awal tahun 2019.. Kalau dibilang strategi, agaknya kurang tepat karena waktunya (masa kampanye) sudah tidak lama lagi akan berakhir.
Untuk JWS, ada yang berpendapat bahwa dia setengah hati mengikuti pileg 2019 ini. Bahkan ada yang menduga JWS bersikap demikian karena telah dua kali dikecewakan. Tentu bisa muncul berbagai interpretasi untuk istilah “dikecewakan” sebanyak dua kali ini.
Bila diamati, baliho para petahana di DPR RI seperti EE Mangindaan (Demokrat), Wenny Warouw (Gerindra), Djendri Keintjem (PDIP), dan Vanda Sarundajang (PDIP) sangat sedikit. Karena cuma sedikit itu, bisa jadi ada warga Manado yang mengatakan bahwa mereka tidak pasang baliho selama masa kampanye. Dengan jumlah baliho yang sangat sedikit ini, dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Rekapitulasi Suara dan Penetapan Pemenang
Akhirnya, setelah melakukan rekapitlasi suara, KPU pun menetapkan nama-nama yang memperoleh kursi untuk DPR RI dan DPRD Sulut dari dapil Manado.
Untuk DPR RI: Dari PDIP: (1) Adriana Dondokambey (213.224 suara), (2) Herson Mayulu (105.533 suara), (3) Vanda Sarundajang; (81.659 suara); Dari partai Nasdem: (1) Felly Estelita Runtuwene (76.577 suara), (2) Hillary Brigitta Lasut (70.435 suara); Dari partai Golkar: Adrian Jopie Paruntu (70.621 suara);
Untuk DPRD Sulut Dapil Manado: Dari PDIP: (1) Andrei Angouw, (2) Richard Sualang, (3) Arthur Kotambunan; Dari parta Nasdem: (1) Kristo Ivan Lumentut, (2) Victor Mailangkay;
Dari Partai Golkar: Yongkie Limen; Dari PAN: Ayub Ali; Dari PKS: Amir Liputo;
Dari uraian di atas serta menghubungkannya dengan nama-nama caleg yang memperoleh kursi di DPR RI dan DPRD Sulut, dapat disimpulkan bahwa pemasangan baliho itu sangat penting. Dengan memasangnya, banyak orang yang mengetahui bahwa si A atau si B adalah caleg dari partai Anu. Dia mencalonkan diri untuk DPR RI atau DPRD Sulut. Bila hanya sedikit baliho yang dipasang, berarti jumlah suara yang diperoleh pun sedikit. Bila pasang banyak, banyak pula suara yang diraih. Begitulah logikanya.
Jadi, tidaklah mengherankan bila EE Mangindaan, Wenny Warouw dan Djendri Keintjem tidak memperoleh suara yang banyak karena memang baliho yang dipasang sangat sedikit. Padahal mereka bertiga adalah petahana di DPR RI yang mewakili Sulut yang jabatannya akan berakhir pada Oktober 2019 ini. Bahkan EE Mangindaan pun bukan hanya anggota DPR RI periode 2014-2019 tetapi juga pada periode 2004-2009 dan pernah menjadi Menteri pada periode kedua SBY sebagai Presiden.
Vanda Sarundajang dan JWS
Yang menjadi pertanyaan, mengapa Vanda Sarundajang meskipun balihonya sedikit tetapi ia tetap terpilih? Mungkin boleh ditambahkan pula, ayahnya, SH Sarundajang, juga sudah tidak menjabat sebagai Gubernur Sulut, berarti pengaruh ayahnya sudah tidak ada lagi. Namun, mengapa ia terpilih dan mengalahkan JWS yang sejatinya lebih kuat dari Vanda Sarundajang? Jawabannya sederhana, Vanda pasti punya “kelebihan” sendiri yang tidak kita ketahui dan ayahnya pun meski sudah tidak berkuasa lagi tetap ada pengaruh walaupun tidak sebesar saat dia berkuasa.
Pertanyaan berikutnya, mengapa JWS tidak terpilih? Bukankah JWS masih memiliki banyak “pendukung” yang akan mebalas dendam sebagai rasa kecewa atas tidak dipilihnya JWS sebagai petahana Bupati Minahasa menjadi calon Bupati Minahasa dari PDIP untuk periode kedua? Penulis yakin, bila JWS yang jumlah suaranya hampir mendekati 70.000 secara intens memanfaatkan masa kampanye serta memasang banyak baliho lebih awal dari bulan Frbruari 2019, pasti JWS dapat meraih 1 kursi di DPR RI. Karena JWS menduduki posisi ke-4, berarti dia tinggal menunggu kalau ada yang kena PAW.
Tentu semua yang sudah terjadi menjadi pelajaran yang berharga bagi siapa saja, termasuk bagi mereka yang akan mencalonkan diri lagi atau pendatang baru yang mau mencoba terjun ke dunia politik.
Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan dan politik.
Oleh : Richard Tuwoliu Mangangue
Baca: Siswi SMA Ini Dijual Orangtuanya ke Kakek-kakek, Jadi Pemuas Nafsu Selama 4 Tahun hingga Hamil
Baca: Ratu Tisha Pastikan Timnas U-23 Indonesia Uji Coba Dengan Timnas Iran U-23