Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pendemo di MK Alami Ini usai Makan Roti

Seorang pendemo perempuan mendadak muntah dan pingsan usai memakan roti saat melakukan aksi unjuk rasa mengawal

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Peserta unjuk rasa menengadahkan tangan saat berdoa di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (27/05/19). Aksi damai itu dalam rangka pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang berlangsung di MK. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Seorang pendemo perempuan mendadak muntah dan pingsan usai memakan roti saat melakukan aksi unjuk rasa mengawal putusan gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSM), Eva mengatakan perempuan tersebut langsung dilarikan ke RS Bhinneka yang berada di seberang patung kuda, Jakarta Pusat.
"Dia muntah dan pingsan karena makan roti," ujar Eva, Kamis(27/6).

Baca: Begini Pujian Jokowi kepada Prabowo-Sandi

Perempuan yang tidak diketahui identitasnya tersebut diberikan perawatan pertolongan pertama dan sudah siuman. Menurut Eva saat siuman ia bercerita mengeluh mual usai makan roti yang dibelinya dari pedagang kaki lima yang berada di sekitar kawasan Medan Merdeka atau dekat patung kuda.

"Namun kami tidak bisa memastikan apakah roti tersebut yang membuat perempuan tersebut mual hingga akhirnya pingsan," kata Eva.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono menjelaskan seorang perempuan yang diduga keracunan dari makanan yang dibawanya sendiri. "Massa kan bawa makan sendiri. Ada juga yang mengkoordinir sendiri," tutur Argo.

Baca: Kubu Prabowo-Sandiaga Cari Jalur Hukum Lain untuk Gugat Kembali setelah Terima Hasil Putusan MK

Argo meminta awak media untuk menanyakan kepada koordinator lapangan yang memimpin jalannya aksi. Meski begitu, saat ini petugas terus melakukan pengecekan terkait dugaan insiden tersebut. "Masih cek keberadaannya. Silakan tanya ke korlapnya," ujar Argo.

Salah seorang Petugas Kesehatan di sekitar lokasi aksi unjuk rasa menyebut perempuan yang diduga keracunan tersebut berasal dari Bogor, Jawa Barat. Kata petugas tersebut kini kondisinya sudah pulih dan membaik.

"Sudah diinfus dan diberi obat, sudah pulih kondisinya," ujar Petugas tersebut.

Koordinator Lapangan (Korlap) massa aksi kawal putusan MK, Abdullah Hehamahua menyatakan satu orang peserta aksi mengalami keracunan makanan. Abdullah, sapaannya, juga mengimbau kepada massa aksi agar menolak pemberian makanan dan minuman dari orang yang tak dikenal.

"Satu orang peserta sudah keracunan, kini ada di tenda medis. Kepada aksi massa, kalau dikasih makanan dan minuman oleh orang tidak dikenal, jangan diterima," ujar Abdullah dari atas mobil komando.

Dia melanjutkan, dirinya mengajak massa aksi agar tak jajan makanan dan minuman dari pedagang yang berada di lokasi. "Jangan juga membeli makanan atau minuman dari pedagang yang ada di sekitar sini," seru Abdullah.

Baca: Ini Ajakan Gubernur Olly untuk Kubu 01-02: Gerindra Tanggapi soal Rekonsiliasi

Pantauan Tribun di lokasi, saat para pedagang makanan dan minuman mendengar seruan Abdullah, mereka tampak tertegun. Tribun pun meminta tanggapan kepada sejumlah pedagang makanan dan minuman yang berada di kerumunan massa aksi, kawasan Jalan Medan Merdeka Barat.

Manto selaku pedagang sate, mengatakan bahwa orasi Abdullah biasa saja. "Biasa saja sih. Mungkin maksudnya jangan beli makan sembarangan. Kan pedagang di sini bersih-bersih, segar semua bahan-bahan makanannya," kata Manto, di tempat dan waktu yang sama.

Sementara, pedagang minuman, Akbar, menyebut orasi Abdullah dapat membuat dirinya terbawa perasaan. "Diam saya pas dengar tadi ada suara, jangan beli minuman di pedagang di sini. Saya takut tidak laku sama dipukulin tadinya. Mana ramai lagi. Cuma untungnya masih saja ada yang beli sih," ucap Akbar, yang berjualan minuman dengan menggunakan sepeda.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai memberikan arahan kepada perwira Kostrad di Gor Kartika Divif I kostrad Cilodong, Bogor, Selasa (22/5/2018).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai memberikan arahan kepada perwira Kostrad di Gor Kartika Divif I kostrad Cilodong, Bogor, Selasa (22/5/2018). (Reza Jurnaliston)

Menhan: Mulai Hari Ini Kita Saudara

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap masyarakat tidak terpecah karena pemilihan presiden 2019 lagi. Menurut Ryamizard sekarang bangsa Indonesia tidak lagi terbagi menjadi kubu 01 atau 02, melainkan saudara.

Ryamizard Ryacudu menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara silahturahmi dan halalbihalal dengan Presidium Alumni 212 di Hotel Shangri-la, Jakarta, Kamis (27/6). Acara tersebut bertajuk Rekat Anak Bangsa Menuju Indonesia Sejuk-Halalbihalal dan Silahturahmi Bersama Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

"Mulai saat ini tidak ada yang namanya 01 dan 02. Kita semua bersaudara sebagai bangsa Indonesia yang utuh dan tidak pernah terpisahkan. Saya terharu," ujar Ryamizard dalam sambutannya.

Pernyataan tersebut mengacu pada masyarakat yang mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin serta pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Ryamizard mengajak masyarakat untuk terus menjaga persatuan karena itu adalah tugas dari setiap warga negara. Berakhirnya momen pemilihan umum 2019 penting untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

"Mulai saat ini tidak perlu ada istilah Islam garis keras dan Islam moderat. Yang ada adalah wajah Islam Indonesia yang Rahmatan Ilalamin," kata Kepala Staf Angkatan Darat periode 4 Juni 2002-18 Februari 2005 tersebut.

Menurut Ryamizard Indonesia adalah negara yang besar. Ryamizard mengatakan tidak ada satupun negara yang berani merusak Indonesia karena Indonesia adalah negara besar, jumlah penduduknya banyak dan memiliki jiwa besar.

Oleh sebab itu, Ryamizard meminta semua rakyat Indonesia untuk menjaga keutuhan negara. Para ulama memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan negara ini.

"Di sinilah para ulama dan saudara semua dituntut untuk mengambil peran penting. Harus menjaga paling depan untuk terus menjaga keutuhan negara Indonesia," ujar Ryamizard.

Pada kesempatan ini Presidium Alumni 212 membuat sebuah petisi. Melalui petisi itu mereka bertekad untuk menjaga kedamaian dan persatuan bangsa Indonesia.

"Kami bersepakat bersama menciptakan Indonesia yang damai, sejuk, tentram dan daman. Kami bersepakat menghormati perbedaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika," ujar ketua panitia acara Eka Gumilar saat membacakan petisi tersebut.  (tribun Network/riz/fah/wly/deo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved