Rita-Syennie-SAS Tebar Pesona: Pilkada Tomohon Panggung Srikandi
Ada 7 daerah di Sulawesi Utara ikut Pilkada Serentak 2020. Kontestasi di Kota Bunga, Tomohon mencuri perhatian. Pesta demokrasi 5 tahunan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Ada 7 daerah di Sulawesi Utara ikut Pilkada Serentak 2020. Kontestasi di Kota Bunga, Tomohon mencuri perhatian. Pesta demokrasi 5 tahunan ini seakan menjadi arena kontestasi para srikandi (perempuan) hebat di Sulut.
PDIP menjagokan Rita Dondokambey-Tamuntuan, Partai Golkar siap mengusung Syerly Adelina Sompotan dan Miky Wenur. Kemudian mencuat nama mantan Wakil Wali Kota Tomohon Syennie Watoelangkow. Eks Ketua Partai Demokrat Sulut ini masuk bursa calon wali kota bersama beberapa srikandi lainnya.
Golkar dan PDIP menjadi partai paling siap menghadapi Pilkada Tomohon. Dua partai ini bisa mengusung sendiri. Golkar meraih 10 kursi dan PDIP 4 kursi di Pemilu Legislatif 2019. Partai lain seperti Gerindra dan Demokrat harus membangun koalisi.
Baca: Ini yang Diadukan Eks Komandan Tim Mawar Kopassus ke Dewan Pers
Carol Senduk saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD Tomohon dan kembali terpilih di Pileg 2019. Sosok pengusaha sukses ini sudah punya pengalaman bertarung di Pilkada Tomohon 2010, meski kalah suaranya lumayan apalagi waktu itu maju dari jalur perseorangan.
Caroll sempat getol maju lagi di Pilkada 2015, tapi kalah bersaing di internal PDIP. Pilkada 2020, kans Caroll kembali ke kontestasi politik.
"Sebagai petugas partai tentu saya siap jika ditugaskan partai, " ujar Caroll kepada tribunmanado. co.id, beberapa waktu lalu.
Caroll punya keunggulan. Pertama, ia ketua partai, di mana PDIP kerap memajukan kader sendiri. Kedua, sebagai pengusaha, ia punya cukup 'logistik' yang faktanya penting saat jalannya kontestasi.
Minusnya, pada Pileg 2019 yang jadi pijakan awal melangkah ke kontestasi Pilkada 2020, PDIP di bawah Caroll hasilnya merosot. Gagal menyaingi dominasi Golkar. Perolehan kursi PDIP turun dari 5 kursi DPRD Tomohon di Pileg 2014, tinggal 4 kursi di Pileg 2019.
Sosok berikutnya Johny Runtuwene, mantan birokrat Kementerian Pendidikan yang cukup lekat lama dengan PDIP. Jonru demikian nama panggung politiknya. Jonru adalah kontestan Pilkada Tomohon 2015. Ketika itu jadi penantang utama petahana Jimmy Eman.
Baca: Pilkada Minsel 2020, Saatnya Pertarungan Golkar vs PDI Perjuangan
Usahanya memang gagal setelah kalah, tapi Jonru memberi perlawanan sengit, dan kalah dengan selisih angka ribuan. Jonru memiliki basis di Tomohon Utara, pemilih terbesar di Kota Tomohon. Kesiapannya teruji setelah memenangi Pileg 2019 sebagai pengumpul suara terbanyak di dapil tersebut.
Ia mengamankan satu dari total dua kursi dimenangi PDIP. Figur lainnya yakni Rita Tamuntuan, Ketua TP PKK Provinsi Sulut. Rita memang berasal dari Tomohon, sebuah desa di Tomohon Utara bernama Pinaras yang kini berubah status jadi kelurahan.
Rita setidaknya mendapat dukungan dari sejumlah kader PDIP. Tapi sejauh ini, suara penolakan justru datang dari Rita dan Olly juga belum mengizinkan.
Di kubu Golkar tak kekurangan kader. Partai berlambang beringin ini juga berstatus pemenang Pileg 2019 DPRD Tomohon. Golkar menang telak dengan perolehan 10 kursi dari total 20 kursi di DPRD Tomohon.
SAS, saat ini berstatus petahana menjabat Wakil Wali Kota Tomohon. "Saya tentu siap maju, tapi saat ini masih fokus menyelesaikan tugas sebagai Wakil Wali Kota Tomohon, " ujar dia.
Sosok berikutnya, Miky.
Ia pun kembali terpilih sebagai wakil rakyat di Pemilu 2019. Ia berpeluang lagi menjabat Ketua DPRD Tomohon. Soal maju Pilkada 2020, ia tak gembar-gembor. "Masih lama tunggu saja prosesnya dari partai, " ungkap dia. Miky diprediksi akan dipasangkan dengan Gaby Eman, anak dari Wali Kota Tomohon.
Ketua Golkar Tomohon Jimmy Eman menyebut nama-nama akan ditentukan survei. "Nanti akan ada survei. Nama akan diputuskan Dewan Pimpinan Pusat (DPP)," katanya.
Wali Kota Tomohon mengatakan, untuk nama sudah bisa dilihat. Banyak kader partai Golkar yang merakyat. "Di dewan banyak yang potensial. Begitu juga birokrat dan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan partai Golkar akan membuat pendaftaran. Pendaftaran akan dibuat tertutup. Mengenai koalisi DPRD, Eman mengisyaratkan sendiri. "Kami bisa sendiri," katanya. Koalisi untuk pilwako, katanya, sangat cair.
Baca: Pilkada Minsel 2020, Saatnya Pertarungan Golkar vs PDI Perjuangan
Ketua Partai Gerinda Sulut, Wenny Lumentut (WL) sudah menyatakan siap maju Pemilihan Wali Kota Tomohon. Hanya, ia menunggu hasil survei. "Semua kader partai direstui termasuk saya. Hasil survei yang menentukan," ujarnya dihubungi tribunmanado.co.id, Selasa (11/6/2019).
Sebelumnya menurut informasi, Wenny sudah menyatakan niatnya untuk bertarung di ring Pilwako Tomohon 2020. "Saya siap untuk maju di Pilwako Tomohon. Persyararan akan disiapkan," katanya malam tadi.
Lumentut mengaku sudah direstui maju dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. "Sudah dapat restu. Itu yang paling penting. Semua akan saya siapkan secepatnya," katanya.
Gerindra harus berkoalisi. Mereka hanya mendapatkan dua kursi. "Gerindra adalah partai yang terbuka. Tentu saja, harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa mengusung calon," katanya.
Ia meminta pendukung tidak khawatir soal koalisi. Mereka sudah siap untuk itu. "Sekarang bagaimana saya bisa mengabdikan diri sepenuhnya untuk masyarakat Kota Tomohon. Itu sudah menjadi kerinduan saya sejak lama," kata WL.
PDIP-Golkar Jagokan Wongkar-MEP
PILKADA Minahasa Selatan 2020 tak kalah menarik. PDIP telah menyiapkan kader seperti Sekretaris DPD PDIP Sulut Franky Donny Wongkar untuk maju di Pilkada Minsel.
Ketika dikonfirmasi , Franky mengaku siap tempur.
Namun ia tak mau sesumbar. "Tapi kalau saya ditanya siap atau tidak (maju pilkada). Sebagai kader harus siap. Di politik harus siap terus, tidak boleh mundur," ungkap mantan aktivis ini.
PDIP selalu siap di kontestasi politik apapun, termasuk pilkada. "PDIP punya kekuatan untuk mengusung," ujar Wakil Bupati Minsel ini. Mengusung di pilkada itu, kata Franky, harus melalui komunikasi dan kesepakatan koalisi. "Kami terbuka untuk komunikasi, " sebutnya.
PDIP punya modal rakyat yang mempercayakan pilihan di Pileg DPRD Minsel. "Ada peningkatan kursi dari 6 jadi 10 kursi di DPRD Minsel, " ujar dia. Jumlah kursi ini juga menentukan mengusung calon kepala daerah.
Ketua Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu mengatakan, untuk menentukan calon, partainya ada mekanisme. "Kami tentunya akan mensurvei dulu sebelum mengajukan calon," kata dia.
Namun secara pribadi ia berpendapat Michaela Elsiana Paruntu (MEP) sangat layak dimajukan sebagai calon bupati Minsel. MEP memiliki kemampuan dan bisa melanjutkan pembangunan di Minsel.
‘Luka Lama’ Belum Pulih
Sebaran kekuatan partai politik di Kota Tomohon merata. Ada 3 pasangan calon kepala daerah yang berpotensi diusung, belum termasuk calon perseorangan. Gerbong Golkar, PDIP dan koalisi partai lain seperti Gerindra, Nasdem, Demorkat yang juga mendapat kursi di DPRD.
Golkar berpeluang karena teruji memenangi Pileg 2019. Tapi itu belum cukup. Tak serta merta hasil pileg dan pilkada berbanding lurus. Ada faktor lain perbedaan kepentingan dan ketokohan calon.
Golkar punya stok kader, semisal SAS yang kini menjabat Wakil Wali Kota Tomohon. Ketua DPRD Tomohon, Miky Junita Wenur dan Christo Eman. Tantangannya justru menyelesaikan dinding faksi di tubuh internal Golkar.
Bukan rahasia lagi, Golkar di Sulut itu terbagi atas faksi Christiany Eugenia Paruntu (CEP) Ketua DPD I Golkar Sulut dan faksi Jimmy Feide Eman (JFE) Ketua DPD II Golkar Tomohon. Faksi ini kental persainganmya saat Pileg DPR RI 2019.
CEP mendukung penuh pencalonan anaknya Adrian Jopie Paruntu, sementara JFE menjagokan Jerry Sambuaga. Dari tiga nama mencuat, faksi CEP kemungkinan mendukung SAS. Sementara faksi JFE bakal mendukung Miky Wenur atau Christo Eman. Penentunya yang punya partai itu di DPP.
Soal kapasitas tentu tak diragukan Miky Wenur di gerbong JFE. Tapi jika JFE ingin melanjutkan politik dinasti, maka estafet kepemimpinan diserahkan ke putranya. Tapi Golkar dalam sejarahnya terbukti meski terbagi dalam faksi-faksi pada saatnya akan menelurkan kesepakatan untuk kepentingan partai. Bisa saja faksi-faksi ini bersatu, misalnya SAS dipasangkan dengan Christo Eman.
Di tubuh PDIP Tomohon pun memiliki faksi. Faksi Caroll Senduk dan faksi Johny Runtuwene (Jonru). ‘Luka lama’ Pilkada 2015 belum pulih, ketika Jonru yang diusung PDIP merasa tak didukung faksi Caroll, hasilnya Jonru kalah.
Nama Caroll dan Jonru kembali menguat jadi kandidat diusung PDIP. Sejauh ini belum ada kabar mencerahkan soal bersatunya dua faksi. Sebelum masalah ini beres PDIP bakal kesulitan memenangi Tomohon.
Sebenarnya untuk memecah masalah ini sudah mencuat wacana mengusung Rita Tamuntuan, istri Gubernur Sulut Olly Dondokambey. Rita sebagai orang Tomohon jika diusung bisa menjadi figur pemersatu. Kendalanya Rita tak bersedia maju, Olly juga tak merestui. Jadi pertimbangan pula, Jonru sudah diberi kesempatan maju di pilkada sebelumnya, ia gagal.
Sementara PDIP juga punya kewajiban memberi kesempatan Caroll. Tak diragukan lagi loyalitas sebagai kader, ketua partai pula.
PDIP sebagai partai modern biasanya mengandalkan survei kandidat di lain pihak kesiapan logistik pencalonan juga penting. Siapa calon yang siap maka berpeluang diusung. (ryo/dma)