Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Capres Prabowo Subianto

Melihat Karir Prabowo Subianto Ikuti Capres Sejak Tahun 2004 dan Peluang di Tahun 2024

Prabowo telah empat kali mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.

Editor: Rhendi Umar
Istimewa
Prabowo Subianto 

Apakah Prabowo masih memiliki peluang pada pemilu 2024 mendatang?

Menanggapi pertanyaan ini pengamat politik Sri Budi Eko Wardhani yang biasa dipanggil Dhani ini mempertanyakan apakah hal ini masih relevan untuk dibicarakan, mengingat tren politisi muda sedang naik daun, dan Indonesia harus siap dengan banyaknya politisi muda yang akan bersaing.

"Kemungkinan Prabowo untuk kembali lagi di tahun 2024 dengan lawan-lawan yang bukan Jokowi sepertinya kecil," kata Dhani.

Selain nama Sandiaga Uno yang menurut Dhani telah menanam investasi besar di tahun 2019 ini, masih banyak politisi muda seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan lain-lain yang mungkin akan meramaikan kontestasi kepemimpinan nasional.

Peneliti pada lembaga Power, Welfare and Democracy, Willy Purna Samadhi, melihat bahwa secara konstitusional Prabowo masih mungkin untuk mencalonkan diri lagi pada pemilu 2024.

Namun secara politik peluang Prabowo akan sangat kecil.

"Dalam lima tahun ke depan, peta politik akan berubah. 2024 akan didominasi oleh nama-nama baru, nama-nama muda dimana politik akan didominasi oleh pemimpin politik angkatan baru," kata Willy.

Namun Dhani menyoroti pemilihan ketua umum partai antara 2019 hingga 2024 yang akan menjadi momentum bagi para politisi muda ini.

Apakah akan terjadi regenerasi di tubuh partai politik yang memberi kesempatan kepada politisi muda untuk memimpin. Partai seperti PDIP, Gerindra dan PKB akan mengalami pergantian pemimpin pada periode ini.

"Kita tak tahu apakah Pak Prabowo atau Ibu Mega akan membuka kompetisi pada kader-kader mudanya meraih posisi ketua umum, misalnya," kata Dhani lagi.

Tantangan politik identitas

Pada pemilu 2019, pasangan Prabowo-Sandiaga didukung oleh partai-partai dan kelompok organisasi masyarakat Islam. Politik identitas mendapat momentum dan disuarakan secara terbuka.

Willy melihat bahwa hal politik identitas ini akan terulang pada pemilu 2024, terutama karena tidak adanya mobilisasi politik yang baru yang bisa menjadi alternatif bagi politik identitas.

"Partai-partai kita ini relatif punya ideologi yang sama, malah bisa dibilang tidak punya ciri khas ideologi tertentu," kata Willy.

Dengan batas-batas yang kabur, maka publik masih sulit melihat secara kontras beda antara satu partai dengan partai yang lain.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved